Follow IG: Nophi_Yhulia27 Pesona pria bernama Nikki Erlangga, Memang tak usah di ragukan lagi. Ketampanan nya banyak membuat para wanita tergila gila padanya. Dan bahkan, Selalu berlomba lomba untuk mendekati nya. Pria berusia 39 tahun itu adalah seorang perwira polisi. Wajahnya yang tampan rupawan. Mampu menghipnotis semua kaum hawa. Usianya boleh mateng. Ia juga seorang duda beranak satu. Namun, rasa cintanya yang begitu besar kepada mendiang istrinya. Membuat Nikki tak bisa melirik wanita lain lagi. Ataupun berniat untuk menikah kembali. Hingga pada suatu malam sebuah insiden terjadi, Yang harus membuatnya mempertanggungjawabkan perbuatannya. Mampukan Nikki membuka hatinya kembali, untuk seorang wanita?. Dan bagaimana kah kisah percintaan nya setelah ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nopita Yuliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lamaran Dadakan
Malam harinya di kediaman Gunawan, berulang kali Baby menatap pantulan wajahnya di depan cermin. Hingga membuatnya malah terkekeh sendiri.
"Ck, ternyata begini rasanya jadi orang cantik!". Lirihnya pelan disela kekehan kecilnya itu.
"Kenapa aku berdebar begini sih?. Rasanya seperti orang yang mau bertemu calon mertua saja”.Gumam nya asal.
Tok... Tok... Tok...
"Nona Baby, bapak bilang non disuruh turun sekarang!". Teriak Art nya dari depan pintu kamar tersebut.
" Iya bik, lima menit lagi!"
Baby pun langsung membenarkan rambutnya kembali. Lalu ia segera beranjak dari depan cermin meja rias sana,melangkah kearah pintu kamarnya.
Ceklek!
"Bibi, sini!.Seru Baby sambil sedikit memelankan suaranya.
"Ada apa non?"
"Siapa sih yang datang?. Kok kayaknya di bawah rame banget?".
"Bibi kurang tahu non, ayo bapak nungguin loh!".
"Bibi duluan aja, ya!. Nanti Baby nyusul deh". Ujarnya yang tiba-tiba jadi gugup sendiri.
Art itu pun hanya tersenyum. Lalu pamit undur diri dari hadapan Baby. Sedangkan Baby, berusaha untuk tenang dan menarik nafasnya dalam-dalam. Lalu ia hembuskan secara pelan.
"Huh!. Ada apa dengan jantungku ini?". Lirih Baby yang semakin gugup saja, ketika ia ingin menuruni anak tangga menuju lantai bawah sana.
Sedangkan, di ruang tamu sana saat ini seorang pria dewasa tengah duduk di antara para tetua. Mendengarkan Kedua orang tuanya dan juga Pak Gunawan saling mengobrol santai. Dan ternyata Pak Gunawan adalah partner bisnis perusahaan keluarga nya juga sejak beberapa tahun yang lalu.
Disana juga ada dua orang paruh baya yang merupakan kedua orang tua mendiang istrinya dulu. Yang ikut menjadi saksi, acara lamaran malam ini. Meskipun anak tuan rumah belum mengetahui siapa yang datang bertamu, dan seakan menjadi tamu spesial orang tuanya.
Pak Gunawan menoleh kearah tangga, saat ia mendengar suara langkah kaki. Dan benar saja kedua kaki jenjang, mulai menuruni anak tangga dengan sangat anggun dan hati-hati.
Sedangkan, Nikki masih tetap duduk dengan tenang. Karena posisi nya membelakangi tangga itu. Begitu pula dengan Mentari yang duduk tepat di samping Papinya.
"Baby! .Ayo kemari nak!". Seru Pak Gunawan tersenyum menyambut kedatangan putri semata wayangnya.
Baby pun melangkah dengan sedikit gugup. Saat semua orang menatap ke arahnya saat ini. Terlebih saat ia melihat wanita lanjut usia yang masih saja terlihat cantik dan memukau tersebut.
"Wah, Ini Baby putri Pak Gunawan ya? ". Seru Mommy Cinta dengan senyum merekah nya. Menyambut kedatangan Baby yang mulai menghampiri mereka.
Gaun indah berwarna pink salem, dengan model bahu sedikit terbuka, bagian dada berbentuk huruf V. Dimana kaki jenjangnya terlihat jelas di mata Nikki. Sangat pas dan cocok dengan riasan make up flawless Baby malam ini.
"Kamu cantik sekali sayang! ". Puji Raya ikut menimpali. Meskipun ia sedikit sendu karena mengingat mendiang Luna dulu ketika mereka akan lamaran seperti ini juga.
Bahkan, bagi Raya wajah Baby hampir mirip dengan putrinya. Sama-sama imut dan cantik, bedanya jika mendiang Luna sangat lugu dan kalem, sementara Baby lebih terlihat energik dan ceria.
Baby hanya mengulas senyum terbaiknya saja. Sambil berjalan menghampiri mereka. Namun, saat ia akan memberikan salam untuk semua tamu papanya. Mata Baby menangkap sosok pria yang amat ia kenali. Bagaimana, dia tidak kenal. Karena Nikki sering polos di hadapan nya. Bahkan, kini aroma tubuh Nikki semakin jelas di indera penciuman nya.
Pak Gunawan hanya melirik saja. Begitu pula dengan kedua orang tua Nikki, sementara Mentari tersenyum.
"Papi, Bunda memang cantik ya? ". Mentari dengan sengaja nya menggoda Papinya. Membuat Nikki langsung mengalihkan pandangannya kearah lain.
"Bunda". Gumam Baby tampak sedikit terkejut akan kata- kata Mentari barusan.
“Iya, Bunda karena sebentar lagi kita akan jadi keluarga!" sahut Mentari semakin membuat Baby tak bisa berkata-kata lagi.
“Hah?!"
“Baby, ayo beri salam sama calon mertuamu!”
“Apa?!" Baby sontak teriak dan terperangah akan ucapan sang papa. Belum juga selesai rasa terkejut nya akan ucapan Mentari, kini ia malah di tambah akan perkataan pak Gunawan.
Namun, beberapa saat kemudian Baby langsung mengatup rapat mulutnya. Karena, tatapan Nikki tiba-tiba tajam kearah nya.
“Maaf om, tante!, Baby—"
“Ah, salam kenal Om, tante!"
Walaupun rasanya ia akan pingsan saja saat ini, tapi Baby berusaha untuk tetap tenang dan elegan. Apalagi, saat ia kembali sadar jika kedua pasangan sudah setengah baya itu kemungkinan adalah orang tua Nikki.
“Tidak apa-apa sayang!. Mommy maklumi kok, lagipula ini memang pertemuan dadakan, bukan?” Mom Cinta malah tersenyum senang dan langsung memeluk Baby hangat.
"Sini sayang duduk dekat Mommy dan Mama Raya ya!". Mommy Cinta langsung menarik tangan Baby. Agar calon mantunya itu duduk di tengah-tengah mereka berdua.
Sedangkan, tatapan Baby masih saja tertuju pada Nikki. Ia juga bingung harus berekspresi seperti apa sekarang, bahagia, senang atau sedih. Apa harus menangis karena jujur, Baby sangat gugup sekali.
"Sudah berapa lama kamu kenal dengan putra Mommy itu?". Cinta mulai memasang mode keponya. Sambil melirik kearah Nikki.
"Hah, Putra? ". Ulang Baby semakin terkejut lagi.
"Hahaha, kamu kenapa terkejut begitu sayang?. Apa Mommy tidak mirip dengan nya? ". Goda Cinta lagi membuat Baby langsung menggeleng kan kepala cepat.
"Ah, rupanya calon istri mu bisa bercanda juga Bang". Seloroh Cinta sambil terkekeh yang di sambut gelak tawa oleh semua orang.
“Bukan begitu tante ak—”
“Panggil Mommy, sayang!. karena kamu harus terbiasa dengan panggilan mulai malam ini!” potong Cinta dengan sangat ramah sekali.
Baby bukan tidak sadar, setelah melihat Mom Cinta tadi. Ia sudah menebak jika itu pasti orang tuanya Nikki. Namun, yang ia tak menyangka lagi. Usia Nikki sudah hampir kepala empat, tapi kedua orang tuanya malah masih terlihat muda sekali.
"Aku akan membunuhmu, Om Nikki!". Batin Baby yang sangat kesal akan ulah Nikki saat ini. Dan apalagi ia malah melihat Papanya bersikap sangat santai sekali. Tak ada niatan untuk menyelamatkan dirinya sama sekali.
Pak Gunawan menatap dengan senyum leganya. Ketika, ternyata Baby bisa di terima dengan baik di dalam keluarga Nikki, meskipun awalnya ia juga tidak tahu. Jika Nikki adalah anak dari Anton Erlangga yaitu kolega bisnisnya selama ini.
Dimana sampai saat ini, Perusahaan Pak Gunawan masih menjalin kerjasama dengan perusahaan besar itu. Dimana sejak di pimpin oleh Nikko Dan sekarang malah sudah akan di turunkan dengan putranya sendiri yang merupakan cucu dari Anton Erlangga.
"Sebaiknya kita makan malam dulu!. Sebelum kita membahas persiapan pernikahan, Baby dan Nikki! ". Seru Pak Gunawan tanpa ragu.
"Apa?.Pernikahan? ".Baby melotot tak percaya dengan ucapan Papa nya barusan. Membuat semua orang kini menatap ke arahnya.
"Bukannya kita sudah membahas masalah ini sebelumnya, sayang? ". Potong Nikki sebelum Baby kembali membuka mulutnya.
Baby kembali mendelik tak percaya, akan sepenggal kalimat yang keluar dari mulut pria kaku tersebut. Bahwa, ia memanggilnya dengan panggilan sayang.
“Tapi, kan ki—"
"Sudah- sudah!. Nanti kita bahas kembali!. Ayo tuan, Nyonya kita menuju meja makan terlebih dahulu! Sebelum makanan nya dingin! ". Pak Gunawan sengaja memotong ucapan putrinya, sambil mempersilakan semua tamunya untuk melangkah menuju arah ruangan makan sana.
"Ayo sayang!! ". Cinta tetap memegangi tangan Baby. Membuat Baby jadi salah tingkah sendiri.
"Em, Tante duluan aja!. Baby ada yang mau diomongin dulu sama om Ni— .Ah maksud Baby Abang Nikki". Ucap Baby sambil nyengir kuda.
" Mommy! ". Seru Cinta sambil tersenyum. "Kamu harus terbiasa mulai dari sekarang, Jangan tante!.Tapi Mommy! ". Ujarnya dengan senyum manis dibibir nya.
" Ah, iya itu maksud Baby tadi, Mom—my. Ah iya Mommy". Ulang Baby canggung.
Cinta hanya terkekeh saja. Dan meninggalkan Nikki serta Baby untuk bicara sejenak. Sementara Mentari sudah jalan lebih dulu, bersama neneknya.
"Mommy duluan ya bang!. Jangan lama-lama nanti ada orang ketiga". Ucap Cinta lagi sambil mengulum senyum nya. Menggoda sang putra yang sudah tak muda lagi itu.
“Hehe, iya Mom!" sahut Baby semakin canggung saja.
Sementara para pria dari pihak Nikki, sejak tadi hanya diam dan mengamati terlebih dahulu. Karena satu sisi Anton dan Lana setengah tak percaya, jika Nikki akan mendapatkan daun muda. Bahkan, sangat muda dengan usianya yang hanya berjarak beberapa tahun dari cucu mereka sendiri.
Kini, tatapan Baby begitu nanar menatap wajah Nikki. Ia begitu kesal dan tak tahu harus bilang apalagi. Namun, yang di tatap sedikitpun tak merasa bersalah.
"Kenapa harus secepat ini, Om?" tanya Baby langsung."Om tahu kan kalau aku belum sempat cerita sama Papa tentang—”
" Tentang apa?, tentang kelakuan kamu di belakang orang tuamu?” potong Nikki sedikit ketus.”Sebaiknya kamu jangan banyak protes!. Aku tidak pernah main- main dengan ucapan ku". sambung Nikki dengan suara datarnya.
"Oh, Astaga.Aku bisa gila jika terus begini". Lirih Baby menepuk jidat nya sendiri.
"Sekarang, intinya kamu mau tetap lanjut atau ingin berhenti sampai disini? ". tanya Nikki penuh ketegasan.
" Enak saja berhenti. Ya lanjut lah!. Tapi aku—”
"Tidak usah banyak drama!. Bukannya ini yang kamu inginkan?. Bisa menikah dengan ku?.Kan? ". Nikki malah mendekatkan tubuhnya , sehingga keduanya terlihat menempel tanpa jarak.
"Hais, percaya diri sekali? ". Elak Baby berusaha menghindari tatapan mata Nikki yang membuat tubuhnya meremang.
Tangan Nikki menjalar, untuk meraba paha mulus Baby. Padahal, saat ini keduanya saling berdiri. Sontak saja mata Baby terpejam sambil menggigit bibir bawahnya.
"Kau harus bisa menahannya!. Sampai hari pernikahan kita tiba! ". Bisik Nikki dengan senyum mengejeknya.
Karena Baby malah mulai menikmati sentuhan tangannya. Padahal, Nikki hanya ingin menggodanya saja. Sebab, tidak mungkin juga ia melakukan hal gila itu. Di saat kedua orang tua nya ada di rumah ini. Terlebih lagi ada Papa Nya Baby juga. Belum lagi, putrinya Mentari yang harus ia jaga dari hal-hal tidak baik seperti kelakuan nya sekarang.
"Papi, Bunda... Ayo udah ditungguin loh". Teriak Mentari tiba- tiba yang menyembulkan kepalanya dari balik pintu ruangan.
"Iya sayang, Papi datang". Jawab Nikki sambil meremas salah satu bukit kembar milik Baby.
Beruntung Mentari tidak melihatnya. Karena, Posisi mereka cukup jauh. Dan tubuh Baby sedikit miring ke samping tertutup dengan guci besar yang ada di samping ruangan.
"Dasar cabul!". Maki Baby dengan wajah kesalnya.
"Lantas kau sendiri, apa?”Balas Nikki mengulum senyum nya.
Nikki kembali merapat kan tubuhnya. Dan menempel pada Baby, sehingga gadis itu terpojok di sudut ruangan.
"Apa perlu aku bikin basah dulu?. Agar kau mau mengakuinya? ". Goda Nikki lagi
Baby pun langsung mendorong dada bidang Nikki. Lalu ia segera beranjak pergi dari hadapan pria itu. Sebelum otaknya kembali tercemar akan pikiran kotornya sendiri.
“Jadi, pria tidak ada romantis-romantisnya sama sekali. Giliran sama Tari bisa bicara pelan dan tidak menyebalkan, tapi sama calon istri sendiri—" Baby kembali menjeda ucapan nya. Lalu menoleh kebelakang lagi, memastikan Nikki juga ada di belakang nya.
“Ayolah Baby!, jangan cemburu dengan putri sambungmu itu!. Seharusnya kau bersyukur sekarang pria cabul itu bertanggungjawab sungguh-sungguh!" Gumam Baby yang menuju ruangan makan sana.
bru jg sbntar sndwranya,udh kthuan aja....akhrnya mlah bka puasa y nikki....
baby amnesia???