Dokter Al yang sudah sukses dengan kariernya berniat untuk membantu semua temannya yang belum sukses. Karna rasa iba dan tak tega. Membuat Al pun berusaha membantu semampu yang dia bisa. Dan itu dengan persetujuan Bee.
Namun pada suatu hari Al tidak sengaja di jebak seseorang. Orang jahat yang ingin menghancurkan lab di rumah sakit yang selama ini Al bangun.
" Apa mau mu ?" tanya Al pada pria bertopeng itu. Saat pria itu berhasil menangkap Al dan membawanya ke suatu tempat yang asing bagi Al.
" Aku menginginkan kehancuran mu dan juga harta mu" jawab pria itu serak. Sambil menatap tajam pada Al. Hingga membuat Al berusaha untuk tetap tenang. Walau ia dalam bahaya.
Dapatkah Al lolos dari para musuhnya...baca di sini ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hidayati Yuyun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4 Ke Rumah Opa
Al pun berbalik badan. Dan melihat kearah orang yang memanggilnya. Yang membuat Al mengernyitkan dahinya.
" Kelly kenapa bisa ada disini?" bukannya kau pulang ke Selandia." kata Al yang masih mengenali teman kampus nya itu.
" Ya, tapi karna aku menikah dengan Neil. Aku ikut pulang kemari. Apa kau dan Bee tinggal di daerah sini. Aku mengantar putri ku masuk sekolah.?" kata Kelly. Yang sudah tahu Al dan menikah diam diam sebelum mereka lulus.
" Ya kami di tinggal agak jauh dari sini. Di sebelah ujung sana. Syukurlah bila kau sudah menikah dengan Neil. Selamat ya, Aku juga sedang mengantar putraku sekolah." jawab Al
" Oh... begitu," kata Kelly
" Ya...kalau begitu aku pulang dulu, sampai bertemu lagi kapan kapan," kata Al
" Ya salam buat Bee ya Al," kata Kelly.
" Ya...salam juga buat Neil," kata Al yang juga mengenal Neil dengan baik.sebagai dokter spesialis mata.
Lalu Al pun melangkah pergi. Membuat Kelly hanya bisa menarik nafas dalam. Melihat punggung Al. Dulu ia sangat kagum pada pria itu. Tapi saat tahu Al dekat dengan Bee. Kelly pun mundur teratur. Karna tidak mungkin ia bersaing dengan Bee. Yang terkenal pintar di kampusnya. Apalagi Kelly mengenal Bee dari pertama mereka masuk kuliah.
Kelly pun lalu berbalik badan dan melangkah pulang. Setelah Al hilang dari kejauhan. Sambil melihat lihat lingkungan perumahan yang baru ia tempati sebulan ini.
Di rumah sakit Bee baru saja duduk di ruangannya. Sebelum ia keluar memeriksa pasien. Bee pun lebih dulu memeriksa perlengkapan peralatannya. Sebelum mulai bekerja.
Tok...tok....tok....
" Ya masuk" teriak Bee tanpa menoleh.
Clek...
" Pagi dok, apa hari ini ada rapat?" tanya Jack yang berdiri di depan pintu.
" Mungkin siang atau sore nanti Jack. Karna Al masih dalam perjalanan pulang. Katanya siang ini sudah tiba. Dan rapat akan di pimpin Al langsung. Apa Deni dan Billy tidak memberitahumu?" tanya Bee.
" Sudah, tapi aku hanya memastikan nya saja dok. Sebab akan ada pertemuan dokter juga siang ini. Karena ada kunjungan dari tuan Rasyid," kata Jack
" Apa kak Rasyid ingin berkunjung?"kata Bee kaget. Sebab ia tidak di beritahu sama sekali dari para staf.
" Ya dok, kalau begitu saya pamit dulu. Tadi saya pikir, dokter Al sudah kembali. Tapi rupanya belum. Jadi saya masih punya waktu untuk mengecek gudang," kata Jack.
" Ya lakukanlah," kata Bee tersenyum
" Ya dok, permisi ," kata Jack lalu menutup pintu ruangan Bee. Dan pergi meninggalkan tempat itu.
Sedangkan Al baru saja selesai mandi dan berganti pakaian. Ia akan ke rumah sakit hari ini. Karna ada rapat yang harus ia hadiri. Apalagi ada Rasyid yang akan ikut rapat, untuk melihat perkembangan para dokter. Yang selama ini ia pimpin.
" Bi.. anak anak pulang jam berapa hari ini ?" tanya Al. Setelah rapi dan bersiap berangkat ke rumah sakit.
" Sekitar jam 2 tuan, apa tuan ingin sarapan?"tanya pelayan.
" Tidak, saya sudah sarapan di bandara tadi. Saya harus cepat ke rumah sakit. Karna banyak pekerjaan yang menunggu.Oh ya bi tolong buatkan jus buah alpukat untuk anak anak nanti ya. Sebelum mereka pulang" kata Al. Sembari menenteng tas kerja nya keluar.
" Baik tuan," kata pelayan itu. Sambil melihat punggung tuannya itu menjauh.
Sembari melihat barang dan oleh oleh Al Yang masih tergeletak di lantai.
" Ya ampun tuan muda baru datang. Sudah langsung masuk kerja. Apa tuan muda ngak merasa lelah,?" kata pelayan yang khawatir melihat kesibukan tuan dan nyonyanya itu. Untungnya Bee punya 4 pelayan. Yang selalu setia menemaninya di rumah.
Al pun lalu membawa mobilnya menuju rumah sakit. Jalan terlihat begitu lengang, karna memang saat ini sudah menjelang siang. Hingga Al, bisa membawa mobilnya dengan santai. Di jalan raya yang sedikit sepi. Karna bukan jam sibuk Seperti pagi dan sore.
****************
Sorenya di rumah besar tuan Fuad. Terdengar teriak heboh suara anak anak yang sedang berlarian. Membuat para pelayan dengan cepat mengaman kan barang barang berharga sang nyonya. Agar tidak pecah dan rusak di ganggu para cucunya.
" Hei jangan lari lari, nanti ruangannya berantakan'," kata Alan putra bungsu Rasyid.
" Ade ngak perlu khawatir. Itu sudah diamankan bibi semua," tunjuk Alin yang tahu. Alan sedang mengingatkan mereka berempat. Siapa lagi kalo bukan Bian dan Brian. Juga Alin dan Aura. Sedangkan Albi tidak ikut. Karna ia berada di rumah.
" Mana ade Albi?" tanya Alan mencari sosok Albi.
" Ade ngak mau ikut," jawab Aura.
" Kenapa?" kata Alan dengan wajah imutnya
" Biasa dia sibuk bermain game," kata Bian
Sambil mengambil bantal sofa. Lalu melemparnya ke Alin
" Hei jangan main curang!!" teriak Alin.
" Kan tidak ada peraturannya.," Jawab Bian
" Tapi kalian tidak boleh main lempar bantal. Kita main yang sewajarnya saja," kata Alin Yang duduk di lantai. Menyusun monopoli yang tadi mereka buat.
" Biar , nanti juga di rapikan pelayan kok," jawab Bian.
" Iya tuh, kan banyak pelayan di rumah opa," kata Brian
" Iya, tapi tetap ngak boleh itu semua barangnya Oma dan opa. Kita hanya menumpang di sini," kata Alan yang baru keluar dari kamar
" Ya tahu, berarti kalian tidak punya rumah. Makanya beli rumah sendiri biar kalian bisa bebas bermain. Kita saja di rumah, tidak pernah di larang main bantal," kata Bian.
" Hush jangan asal ngomong, sama saja, rumah oma dan opa juga rumah ade Alan dan kak Alin. Hanya paman dan bibi harus menjaga opa dan oma yang sudah tua," kata Aura membela.
" Ya tuh kak, bang Bian dan bang Bian. Suka asal bicara. Masa bilang papah ngak bisa beli rumah. Ini rumah kita juga," kata Alan duduk tenang di sofa lain. Tanpa mau ikut bermain dengan si kembar. Karna Alan lebih dekat dengan Albi.
" Ya maaf, eh kak Alin, ayo kita bermain ke taman saja. Biar bisa nyari hewan" kata Brian memberi ide.
" Tidak boleh, main di dalam saja. Karna ini jam mandi. Kita bisa di marahi mami kalo ketahuan main di taman sore sore. Kan papi sudah dirumah nanti malam," kata Aura. Yang malas bermain di taman. Takut banyak ulat di musim gugur.
" Yah .. gak seru, bi pudingnya bawa sini!!" teriak Bian. Saat melihat pelayan datang membawa cemilan untuk anak anak majikannya itu.
" Ya den, bibi taruh di meja ya. Supaya ngak berantakan," kata pelayan sembari merapikan bantal sofa yang berantakan.
Karna bukan hal aneh jika buat para pelayan. Jika para bocil itu berkumpul. Pasti rumah akan seperti kapal pecah jika mereka sedang bermain.
Namun tuan Fuad dan sang istri membiarkan saja ulah cucu cucunya itu. Yang penting tidak memecahkan kristal dan hiasan milik omanya.
" Yey pudingnya sudah datang,!!" teriak Aura senang. Karena itu yang sedari tadi ia tunggu tunggu. Saat perutnya mulai lapar.
" Loe kok ramai sekali ya di rumah oma" kata suara oma yang baru bangun tidur
" Oma......." kata semua anak anak itu tersenyum Lalu berlari mendekati sang nenek.
" Astaga para bocil ," kata suara bariton Yang membuat para bocah itu menoleh
Apa kalian lupa bagaimana jeniusnya Dok Al, cari gara gara cari penyakit saja kalian
Salut sama Albi kok kepikiran bawa kredit card maminya
Tinggal berjuang keluar dari wilayah musuh, jangan sampai ke tangkap lagi
Semoga Dok Al dan anak anak selamat semuanya
Ga sabar nunggu aksi anak anak menyelamatkan Dok Al