NovelToon NovelToon
Married By Accident

Married By Accident

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:2.3M
Nilai: 5
Nama Author: Ririn Puspitasari

Devan Pramudya, pemuda tampan ini harus terpaksa menyaksikan perbuatan tak senonoh calon istrinya tepat di depan mata. Pernikahan yang beberapa hari lagi akan digelar terancam batal.

Rina yang tak ingin anaknya mendapatkan reputasi buruk dan mencoreng nama perusahaan itu, mendesak Devan untuk tetap melanjutkan pernikahan.

Arabella Maharani, gadis penjual susu kedelai ini tak sengaja menabrak mobil Devan. Alhasil, mobil tersebut memiliki kerusakan membuat Arabella harus bertanggung jawab.

"Menikahlah denganku!" seru Devan.

"Apakah kau gila? Aku menabrak mobilmu. Apakah otakmu juga ikut mengalami kerusakan?!" ketus Bella.

"Bukankah ini tawaran yang langka, Nona? Banyak wanita yang ingin mendapatkan tawaran ini. Lagi pula jangan sok jual mahal! Tampangmu sama seperti botol susu yang kau bawa," ucap Devan sinis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ririn Puspitasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14. Kantor Polisi

Setibanya di ruang makan, Bella melihat mama mertuanya sudah berada di sana dengan menyantap hidangan yang tersaji di depannya.

"Selamat pagi, Ma." Bella mencoba menyapa mertuanya.

Wanita paruh baya itu melirik ke arah Bella sejenak, lalu mengangguk. "Dimana Devan?"

"Dia baru saja pergi menemui Joko," timpal Bella.

"Duduklah!" ujar Rina mempersilahkan.

Bella menarik salah satu kursi yang ada di hadapannya. Gadis itu pun mulai mengisi piringnya dengan makanan-makanan yang tersaji di atas meja.

Suasana menjadi canggung seketika. Rina menyantap makanannya tanpa berucap sepatah kata pun.

"Apakah ini yang dinamakan makan tidak boleh sambil berbicara. Aku merasa sangat kaku sekali di depan mertuaku," batin Bella.

Rina menyudahi makannya. Ia meletakkan sendok dan garpu di atas piringnya. Lalu menyeka mulutnya dengan menggunakan tisu.

"Ada hal yang ingin ku bicarakan, tapi selesaikan saja dulu makanmu," ujar Rina.

Bella pun segera menghabiskan makanan yang ada di piringnya dengan cepat. Gadis itu meraih gelas yang berisi air di hadapannya dan menenggaknya hingga tandas. Mendorong makanan yang serasa menyangkut di tenggorokannya akibat makannya yang sedikit terburu-buru.

"Aku tahu, jika kau menikah dengan putraku bukan karena kalian menyukainya."

DEGGG...

Bella mencoba menelan salivanya. "Berarti mertuaku tahu jika aku memiliki hutang yang besar dengan anaknya."

"Kau hanyalah sebatas pengantin pengganti untuk Devan. Awalnya pernikahan ini memang akan di gelar, akan tetapi putraku membatalkan niatnya untuk menikahi gadis itu, aku juga tak tahu apa alasannya," papar Rina panjang lebar.

"Membatalkan secara tiba-tiba? Berarti yang dikatakan oleh asisten Joko itu benar, Devan tidak tertarik pada seorang wanita. Namun, ia baru menyadarinya akhir-akhir ini," batin Bella. Gadis itu berkelana dengan pikirannya sendiri.

"Karena sekarang kau sudah menyandang status Nyonya Pramudya, aku ingin kau lebih menjaga nama baik keluarga kami. Setiap kali tingkahmu akan menjadi sorotan media atau pun perhatian semua orang. Jadi, aku harap kau lebih menjaga sikap," ucap Rina dengan nada lembut namun bermakna penekanan.

"Baik, Ma." Bella hanya mengangguk patuh. Entah mengapa ia merasa Rina seperti mertua yang ada di sinetron yang sering ia tonton. Yang sepertinya tak begitu terlalu menyukai menantunya.

Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Rina beranjak dari tempat duduknya. Bella ikut berdiri sembari menatap punggung mertuanya yang semakin lama semakin menjauh.

....

Devan baru saja tiba di kantor polisi. Kali ini penampilan Devan lebih santai dari biasanya. Pria tersebut mengenakan bomber jacket berwarna beige yang dipadukan dengan kaus putih polos, celana jeans, serta sepatu sneakers berwarna putih yang membuat tampilannya tampak santai namun tetap elegan.

Ia mendorong pintu masuk, Devan mengedarkan pandangannya hingga menemukan Joko yang saat ini bersama dengan Nadia.

"Pak Bos," ujar Joko seraya melambaikan tangannya saat menyadari Devan telah datang.

Devan sempat memalingkan wajahnya saat melihat Nadia yang juga menatap ke arahnya. Devan menarik salah satu kursi, terpaksa duduk bersebelahan dengan Nadia karena di sebelah Joko tidak ada kursi.

"Ada apa memanggil saya, Pak?" tanya Devan.

"Begini, kami mendapat laporan dari Nona Nadia tentang penyekapan Nona Nadia atas dasar suruhan anda," jelas polisi tersebut.

"Maaf, saya sedikit meluruskan. Bukan penyekapan ya, Pak. Gadis ini ditahan agar tidak merusak acara saya. Saya menyuruh asisten saya untuk mengurungnya di sebuah ruangan yang tentu saja ruangan tersebut sangat layak karena tidak berbau pengap atau pun apek. Kami juga menyediakan makanan agar beliau tidak kelaparan, serta menyediakan tempat tidur agar beliau merasa nyaman," papar Devan.

"Jadi ... ini hanyalah sebuah laporan palsu," sambung Devan seraya bersedekap.

Sontak Nadia langsung mengarahkan pandangannya pada Devan. "Aku tidak membuat laporan palsu!" kilah Nadia.

"Jika tidak percaya, saya akan memperlihatkan rekaman cctv pada bapak," ujar Devan yang sudah menyimpan rekaman tersebut di dalam ponselnya. Ia pun menunjukkan rekaman cctv itu pada polisi.

Di rekaman tersebut menunjukkan saat Nadia sempat memberontak di pintu masuk serta ruangan tempat Nadia di kurung.

Nadia menjadi panik. Seketika ujung jarinya terasa dingin. Memang benar, berhadapan dengan Devan tidaklah mudah. Meskipun terlihat seperti orang yang sedikit bodoh, namun Devan lebih licik dari apapun.

"Bukankah rekaman tersebut sudah membuktikan siapa yang benar dan siapa yang salah?" tegas Devan.

Joko menatap kagum atasannya itu. Ia mengacungkan kedua ibu jarinya pada Devan.

Setelah melihat rekaman cctv tersebut, kini polisi pun menyatakan bahwa Joko ataupun Devan tidak bersalah.

"Untuk Nona, saya harap agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi!" Nadia langsung mendapatkan peringatan dari polisi.

"Aku bisa saja balik menuntutmu karena sudah mencemarkan nama baikku," ujar Devan.

Nadia spontan langsung menoleh ke arah Devan. Rasa paniknya makin bertambah. Gadis itu berharap dalam hatinya bahwa Devan tak akan sekejam itu padanya. Bagaimana pun juga mereka pernah saling mencintai.

"Sebaiknya diselesaikan secara kekeluargaan saja, Pak." polisi pun memberi arahan.

"Tidak! Aku tidak mau karena kami bukanlah keluarga."

Glekk..

Nadia bersusah payah menelan salivanya. Nyali gadis itu semakin menciut dan tak dapat berkutik.

"Tapi, aku masih merasa kasihan padanya."

Ucapan Devan selanjutnya membuat Nadia mampu bernapas dengan lega. "Aku tahu kau tidak akan melakukan itu, Devan. Karena kau masih mencintaiku," batin Nadia.

"Kalau begitu, semuanya sudah selesai kan? Ayo Joko kita pulang!" Devan beranjak dari tempat duduknya, Joko pun melakukan hal yang sama.

Baru saja mereka keluar dari kantor polisi, Nadia berlari menghampiri Devan.

"Maafkan aku yang bertindak ceroboh, dan terima kasih karena tidak menuntutku," cicit Nadia.

"Aku melakukan semua ini karena aku tidak rela jika kau dimiliki oleh wanita lain," sambung gadis itu.

Devan seketika berdecih. Pria itu pun tersenyum remeh. "Jika kau merasa menyesali perbuatanmu, sebaiknya kau jangan menggangguku lagi!" tegas Devan.

"Untuk yang satu itu, aku tidak bisa melakukannya Devan!" bantah Nadia.

"Pak, sepertinya tadi malam kalian melakukan aktivitas panas yang sangat beringas. Bibirmu sampai terluka," celetuk Joko seraya terkekeh. Pria tersebut sengaja melontarkan kalimat itu hanya untuk membuat Nadia semakin terbakar api cemburu.

"Ah, iya. Dia sangat memuji kelihaian ku hingga membuatnya gemas dan tak sengaja melukai bibirku," imbuh Devan sembari menatap sudut bibirnya yang terluka. Ia sudah paham dengan maksud dari ucapan asistennya itu.

Nadia menatap luka di bibir Devan yang dikatakan oleh Joko tadi. Seketika ia pun menatap Joko dengan tatapan yang mematikan.

"Sebaiknya kau tidak usah memanasiku! Kau hanyalah seekor anjing bagi Devan," cerca Nadia.

"Tutup mulutmu! Bukankah kelakuanmu lebih dari pada itu? Jika tak ada lagi yang ingin kau katakan, kami akan pergi. Jujur saja, waktu berhargaku terbuang percuma hanya karena menghadapi sikap kekanakan mu itu," ketus Devan.

"Ayo Joko kita pergi!" Devan menyerahkan kunci mobilnya pada Joko. Asistennya segera membukakan pintu mobil untuk Devan. Setelahnya, Joko juga langsung masuk ke dalam mobil tersebut.

Mobil pun melaju, meninggalkan Nadia yang masih mematung menatap Devan yang ada di dalam mobil.

"Aku tahu kau masih mencintaiku, Devan. Kau hanya menghindar dariku untuk menutupi rasamu itu. Akan ku pastikan kau kembali ke dalam dekapanku."

Bersambung....

Jangan lupa untuk selalu memberikan dukungannya berupa like, komen, serta votenya (jika ada).

Yang belum favorit, yuk difavoritkan supaya mendapatkan notifikasi update terbaru nya~

ig: ayasakaryn24

1
Rosana Manalu
joko lucu
Sri Udaningsih Widjaya
Bagus ceritanya thor
IG: Ayasakaryn24: terima kasih kk❣️
total 1 replies
Anonymous
Cakepan nadia dr pd bella
Dede Suryani
dasar bos eror
Ruzita Ismail
Luar biasa
Dede Suryani
dasar
Nurhayati
ga ada kisah ferdy
Nurul Syahriani
Makanya jangan main rahasia rahasia dari suami
Nurul Syahriani
Dari banyak nya novel Ceo dan asisten yg aku baca. Hanya di novel ini asisten ceo nya kismin, gak punya mobil gak tinggal di apartemen
Iponk
emang udah lewat ya masa nifasnya...
Iponk
naah ini bener joko, ngomong buat dirinya sndiri
Iponk
devan ituuuu
Iponk
niat banget mama rina ngerjain anaknya..wkwk
Iponk
sengklek ni orang dua
Iponk
lha..knp jadi joko...
Iponk
pas periksa dan usg sebelumnya, apa ga ke detek ya klw janinya twins
Iponk
aku belaan scroll lagi ke atas, penasaran adakah petunjuk kronologis ujug2 disekap...eeeehhh taunya cm mimpi...
Iponk
timpal bella, yg bicara. otornya typo
Iponk
..
Iponk
apa wanita itu sang mantannya devan?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!