NovelToon NovelToon
Wanita Kedua Suamiku

Wanita Kedua Suamiku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Poligami / Patahhati / Balas Dendam
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: Herazhafira

Kedatangannya di kota lain dengan niat ingin memberi kejutan pada suaminya yang berulang tahun, namun justru dialah yang mendapat kejutan.

Semuanya berubah setelah ia melihat langsung dengan mata kepalanya sendiri, suami yang sangat di cintainya menggendong anak kecil dan dan merangkul seorang wanita di sampingnya.

"Siapa wanita itu Mas!" Bentak Anastasya.

"Dia juga istriku." Jawab Damian.

Deg!
Anastasya tersentak kaget, tubuhnya lunglai tak bertenaga hampir saja jatuh di lantai.

"Istri?" Anastasya mengernyitkan keningnya tak percaya.
Hatinya hancur seketika tak bersisa, rasanya sakit dan perih bagai di sayat pisau tajam. Suami yang selama ini dia cintai ternyata memiliki istri di kota lain.

Bagaimana nasib rumah tangganya yang akan datang? Apakah ia mampu mempertahankannya ataukah ia harus melepaskan semuanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herazhafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pemakaman

"Aku sudah nggak sabar Mah!" Ujar Kanaya.

"Kamu kalo ada apa-apa selalu nggak sabaran." Ejek Weni.

"Kali ini beda Mah." Semangat Kanaya.

Mereka kemudian diam sejenak menantikan kedatangan Damian.

"Itu Mas Damian Mah." Tunjuk Kanaya melihat Damian di balik kaca turun dari mobilnya bersama Geri.

"Pasang wajah sedih kamu kehilangan Tasya. Jangan sampai Damian mencurigai kita." Perintah Weni.

"Ia Mah." Kanaya mulai mengeluarkan air matanya. Bersamaan dengan Weni dengan wajah sedihnya.

Saat Damian masuk mereka langsung menghampirinya.

"Tasya dimana nak?" Tanya Weni.

"Di kamar mayat Mah, ayo kita ke sana." Jawab Damian kemudian melangkah kakinya menuju kamar mayat.

Weni dan Kanaya melangkahkan kakinya dengan perlahan menghampiri brankar. Mereka melihat tubuh Anastasya yang berbalut kain putih panjang di seluruh tubuhnya.

"Hikss, hikss, hikss.." Keduanya menangis tersedu-sedu.

"Jangan membukanya Mah, wajahnya hancur tidak bisa di kenali. Mama tidak akan sanggup melihatnya." Ujar Damian saat Weni ingin melihat wajah mayat itu.

"Apa kamu yakin, itu Tasya?" Tanya Weni.

"Ini cincin kawin kami Mah." Damian menunjukkan cincin kawin di dari saku celananya.

"Tasya...! maafkan Mama nak. Mama tidak menyangka kamu akan pergi secepat ini. Maafkan Mama." Sesal Weni.

"Sudahlah Mah. Biarkan Tasya tenang." Ujar Damian.

"Tasya..! hikss, hikss, kenapa kamu secepat ini meninggalkan kami. Aku nggak punya teman lagi di rumah, Radit pasti akan merindukanmu. Bangun Tasya, bangun..!" Ujar Kanaya.

Mereka menangis tersedu-sedu hingga beberapa saat. "Apa rencana mu selanjutnya nak?" Tanya Weni.

"Kita mau autopsi Mah!" Jawab Damian.

"Tidak usah sayang, untuk apa lagi? cincin itu sudah membuktikan kalo ini Tasya. Jangan menahan penguburannya nak. Kasian Dia! lebih baik kita kuburkan setelah Azhar." Ujar Weni.

Damian melihat ke arah Geri meminta pendapat. Dan Geri mengangguk tanda setuju.

"Baiklah, aku akan bicara dengan polisi." Damian keluar bersama Geri, di ikuti Weni dan Kanaya.

Setelah berbicara dengan polisi, Damian mengurus pemakaman. Dan rencananya akan di kuburkan sore itu juga. Ia tidak henti-hentinya menangisi kepergian Anastasya hingga pemakaman selesai.

"Nak, ayo kita pulang, biarkan Tasya beristirahat dengan tenang." Bujuk Weni setelah semua keluarga dan teman-teman Anastasya dan Damian pergi meninggalkan tempat pemakaman.

"Tidak Mah, aku masih ingin di sini bersamanya. Mama pulang aja." Tolak Damian memeluk nisan Anastasya berderai air mata.

"Mas, Kami juga kehilangan Tasya, tapi sebaiknya kita pulang, ini sudah hampir malam." Bujuk Kanaya.

"Biarkan aku di sini, Aku akan menemaninya." Tolak Damian terus mengelus nisan.

"Sebaiknya Tante pulang, biar saya yang membujuknya." Sela Geri.

"Baiklah nak Geri , Tante titip Damian, bujuk dia untuk pulang sebelum malam." Ujar Weni.

"Baik Tante." Ujar Geri.

Setelah kepergian Weni dan Kanaya. Geri menepuk pundak Damian.

"Biarkan gw di sini. Gw banyak dosa padanya, gw membohonginya sampai dia pergi. Ini semua salah gw." Sesal Damian.

"Menangis lah, gw menunggu Lo." Ujar Geri pasrah, memberikan ruang untuk Damian mengeluarkan kesedihannya.

"Sayang..! kenapa pergi secepat ini? kita akan ke Bali kan? kenapa kamu meninggalkan ku." Damian semakin mengeratkan pelukannya di batu nisan.

"Bos! Ayo kita pulang ini sudah malam bos!" Geri mengedarkan pandangannya.

"Gw nggak mau meninggalkannya Ger!" Tolak Damian.

"Kamu ingin bermalam di sini?" Geri mulai geram menghadapi sikap Damian yang menurutnya seperti anak kecil.

"Lo pulang aja." Lirih Damian.

"Mendingan kita pulang dan buat tausiyah di rumah Lo, itu yang Tasya butuhkan, bukannya Lo di sini menangis." Nasihat Geri.

Damian melepaskan tangannya, apa yang dikatakan Geri menurutnya benar.

"Baiklah, ayo kita pulang." Damian beranjak kemudian berbalik meninggalkan pemakaman.

Saat sampai di rumah, acara tausiyah sedang dipersiapkan. Ia segera ke kamarnya kemudian duduk merenung di sisi tempat tidur. Ia melihat foto istrinya yang tersenyum manis bersamanya.

Air matanya kembali menetes tak tertahankan. "Beberapa hari yang lalu kamu masih disini bersamaku. Aku nggak peduli kamu masih ingat atau tidak denganku, asalkan kamu bersamaku itu sudah lebih dari cukup bagiku." Gumam Damian memeluk gambar Anastasya.

"Tok.. tok.. tok.."

Kanaya mengetuk pintu kemudian langsung masuk karena pintu tidak di kunci. Ia menghampiri Damian yang sedang duduk di sisi ranjang memeluk sebuah bingkai.

"Sayang..! aku tahu kamu sedih dan kehilangan begitupun dengan ku, yang bisa kita lakukan hanya mengikhlaskan dan mendoakannya. Sebaiknya kamu mandi dulu karena sebentar lagi ustad akan datang. Malam ini kita akan melakukan pengajian untuk almarhumah Tasya." Bujuk Kanaya.

Tanpa berkata-kata Damian beranjak menuju kamar mandi. Ia kembali menangis di bawah guyuran shower.

Setelah beberapa menit, ia keluar kemudian mengambil pakaian yang sudah di sediakan Kanaya di tempat tidur. Ia keluar menemui ustadz dan mengobrol sebentar sebelum pengajian di mulai.

Pengajian berjalan dengan lancar dihadiri keluarga dan para tetangga kompleks, Mereka melantunkan ayat suci Al-Quran secara bersamaan hingga selesai.

Damian duduk berdampingan dengan Weni dan Kanaya. Kadang dia meneteskan air mata sambil membaca Alquran. Setelah acara selesai, mereka membagikan makanan pada para tamu. Rumah kembali sunyi setelah kepergian para tamu menyisakan mereka sekeluarga.

Damian segera masuk ke dalam kamar lalu menguncinya, kali ini ia benar-benar ingin sendiri. Dia hanya ingin sendiri mengenang saat-saat bersama Anastasya.

Keesokan harinya Kanaya memanggilnya untuk sarapan namun tidak ada sahutan dari dalam. Ia baru saja tertidur dua jam yang lalu. Ia tidak keluar kamar selama seharian.

Weni dan Kanaya sudah kebingungan karena Damian tidak keluar kamar, Damian belum juga makan sedikitpun hingga malam hari. Karena panik, Weni menghubungi Geri untuk ke rumah menemani Damian. Bahkan seharian Geri menghubunginya tapi Damian tidak menjawab telponnya.

"Tok .. tok .. tok .." Geri mengeruk pintu kamar Damian.

"Bos! ini gw, Lo bisa buka pintunya bentar nggak? ada berkas yang harus Lo tanda tanganin." Teriak Geri di depan pintu.

Tidak ada sahutan membuat Geri kembali mengetik pintu.

"Bos! Berkasnya sangat penting! dan gw harus mengirim email secepatnya." Teriak Geri kembali.

Geri melihat Mbok Siti membawa nampan berisi makanan. "Mbok sini, biar saya yang membawanya masuk." Geri mengambil nampan di tangan mbok Siti kemudian kembali mengetuk pintu.

"Bos, kalo nggak buka pintunya sekarang, aku mengundurkan diri saja, aku nggak bisa bekerja sendiri di perusahaan Lo." Ancam Geri mulai geram.

Beberapa saat kemudian kunci pintu terdengar berputar. Begitu pintu terbuka, Geri langsung masuk kemudian menyimpan makan di meja.

Geri menatap Damian dengan teliti. Dia sangat sedih melihat bosnya seperti mayat hidup, wajahnya sendu dengan mata yang bengkak serta masih mengenakan baju Koko yang dipakainya saat pengajian. Tidak ada semangat hidup lagi yang ia lihat di diri Damian.

"Kenapa Lo nggak makan seharian? Lo mau susulin Tasya?" Kesal Geri.

"Iya Ger! gw rasa itu akan jauh lebih baik." Lirih Damian duduk lemas di lantai.

"Bos, jika kamu seperti ini Tasya juga akan sedih. Kamu harus makan dan melanjutkan hidup kamu." Ujar Geri.

"Aku nggak bisa Ger!" Lirih Damian.

"Kamu harus makan, besok gw temenin Lo ke makam Tasya." Bujuk Geri.

"Gw lagi nggak kepengen kemana-mana." Damian mengusap wajahnya.

Berbagai bujukan yang di keluarkan Geri, akhirnya Damian bersedia makan, meskipun ia hanya makan 3 sendok saja.

Sedangkan di depan pintu kamar Kanaya dan Weni sedang tersenyum melihat Damian yang sudah mulai makan.

.

.

.

Bersambung...

Sahabat Author yang baik ❤️

Jangan lupa, Like, Komen, Hadiah, Dukungan dan Votenya ya! 🙏🙏🙏

1
Jihanisa Jihan
hamil deh
Jihanisa Jihan
haduhhhh gregetan lemah banget sih sampe BS diperkaos calon mantan suami.
tendang aja burungnya biar ga BS terbang sekalian . gedeegggggg bgt.
ga mgkn hamil juga lah. kayaknya si Damian mandul. tp ditipu SM Mak Lampir.
gunakan hp, minta tolong Austin kek, atau minta tolong Tirta kek. gedeghhggg
Jihanisa Jihan
Luar biasa
Jihanisa Jihan
tinggal gugat cerai aja knp sih
Jihanisa Jihan
tuhkan. jangan jangan Radit BKN anak kandung Damian .
Jihanisa Jihan
jangan2 bukan anak kandung Damian lagi, tp hasil SM main dgn cowo lain, alias anak orang lain . secara dia dijebak mabu dan pake 2ga tau persis kejadiannya spt apa. yekan
lela sari
bodohhhhhhh
Fitrian Delli
mampus lo marina sepeti binatang kayak anak lo mk jgn jahat karma sdh d tangan lo binatang
guntur 1609
hahha ke kenyangan lah loe jak
guntur 1609
mampus kau damian. jangam bilang raditvtu anaknya rudi. makin mampus kau sama si weni.hjajajjja
guntur 1609
syukur mamanya austin dan ayahnya baik
guntur 1609
mantap austin
guntur 1609
mampus kau damian. secara gak kangsung kau melepaskan istrimu sm org yg juga kuat nya sepertimu. ada sainganmu oenghianat
guntur 1609
mamous kau oenghianat
guntur 1609
cibta sama istrimu. bulshet kau damian. ruoanya kau seorang oenghianat. kau akan menyesal nantinya
Fitri Yani
nangis lgii
Fitri Yani
bosen..., nangis lgi gx capek yaa???
Fitri Yani
hadohhhhh, dikit2 nangis .. laki2 kex gitu koc masih dipertahaninn...
abdul adul
Luar biasa
Tati Riyati
tasya mewek aja trs..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!