Sahira Gadis cantik ramah dan murah senyum, namun tak banyak yang tahu di balik senyum manisnya, dia banyak menyimpan luka.
Terlahir dari keluarga kaya raya tidak membuat Sahira hidup bahagia, dia di abaikan oleh ke dua orang tuanya.
Sahira selalu di suruh mengalah dari adik perempuannya.
Kekasih yang sangat dia cintai ternyata sudah berselingkuh dangan adik kandungnya sendiri, dan itu di dukung oleh orang tuanya, tanpa melihat perasaan Sahira yang hancur
Dan lebih sakit lagi, Sahira di paksa menikah dengan laki laki yang tidak di ketahui asal usulnya.
Bagaimana kelanjutan kisah sahira, yuk.... Ikuti ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1
Haiiii.... Kesayangan mamak, mamak datang lagi dengan karya baru, semoga kalian suka dengan karya baru mamak😁
Jangan lupa di like komen dan vote ya... 😍😍😍
Tapi... Mamak mohon klau mau kasih bintang jangan kasih bintang 1 2 atau 3 karena itu adalah rating yang buruk untuk karya mamak🥺🥺🥺
\*\*\*\*\*\*
"Jadi kalian sudah tau selama ini Alina merebut kekasih ku! sungguh kalian keluarga yang kejam!" pekik Sahira dengan nafas memburu.
Dia tidak menyangka orang tuanya sangat tega kepadanya, bisa bisanya orang tuanya mendukung sang adik merebut kekasihnya.
"SAHIRA.... Turunkan nada bicara mu! tidak sopan sekali kau bicara seperti itu kepada orang tuamu! " marah pak Bram, menatap tajam Sahira.
"Apa salah ku sama kalian, kenapa kalian sangat jahat kepada ku, aku sangsi klau aku adalah anak kalian" Sahira menatap kecewa dan luka kepada orang tuanya itu
"Ngomong apa kamu Sahira! tentu saja kamu ini anak kami." sela sang mama.
"Klau aku memang anak kalian, kenapa kalian biarkan Alina merebut kekasih ku, kenapa kalian selalu membedakan ku dengan Alina, apa apa selalu Alina, aku selalu di suruh mengalah kepada Alina, tanpa kalian perduli perasaanku." pekik Sahira.
"Sahira, wajar saja kau sebagai kakak harus mengalah dengan adik mu, karena kau lebih besar dari Alina, Dan satu lagi, hati tidak bisa di paksakan Sahira, Bima memilih adik mu, kenapa kau marah." ujar sang mama tanpa perasaan.
Deg...
Nyeri sekali hati Sahira mendengar penuturan sang mama, yang bicara tanpa beban.
Sahira menatap wajah Bima yang duduk tenang memegang mesra tangan Alina.
"Maaf Sahira, aku tidak bisa melanjutkan hubungan kita karena aku memilih Alina, dari awal memang aku menyukai Alina." ujar Bima tanpa perasaan, ucapan Bima itu membuat hati Sahira bagai di tusuk sembilu.
"Klau kau menyukai Alina, kenapa kau mendekati ku dan kenapa kau menembak ku dan apa arti hubungan kita selama ini? " tanya Sahira, walau hatinya akan sakit mendengar jawaban dari Bima itu, tapi dia sangat penasaran atas jawaban Bima.
"Aku mendekatimu karena waktu itu Alina masih mempunyai kekasih, mau tidak mau aku mendekati mu dan satu lagi aku hanya ingin memanfaatkan kamu dalam pelajaran, karena kau pintar aku membutuhkan kau untuk mengerjakan tugas tugasku." enteng Bima.
"Dasar laki laki keparat, bajingan! " pekik Sahira ingin mencakar Bima, namun di halangi oleh abangnya.
Dug.....
"Apa apaan kau Sahira, tidak tau etika, pantas kau tidak di sukai sama orang, kelakuan kau seperti ini! " decih sang abang, Rega mendorong Sahira, saking kasarnya Rega mendorong tubuh Sahira, Sahira sampai terduduk di lantai.
"Sudahlah Sahira, tidak usah banyak drama, lupakan Bima, karena sebentar lagi adikmu dan Bima akan menikah, kau jangan sampai merusak acara bahagia mereka." seru pak Bram.
Sahira tak mampu lagi menjawab kata kata papanya itu, sungguh hatinya sangat sakit mendapat perlakuan tak adil dari keluarganya.
"Pergilah kekamar mu! jangan mengganggu acara di sini." usir sang abang.
Tanpa banyak kata, Sahira memilih pergi dari ruangan tamu itu, dan masuk ke kamarnya yang sangat jauh berbeda dengan kamar tidur Alina pastinya.
Kamar yang hanya berisi tempat tidur kecil yang sudah tidak empuk lagi dan lemari kecil untuk menyimpan bajunya yang tidak seberapa.
Sahira menangis di tanpa suara di dalam kamarnya, tak ada kata yang keluar dari mulutnya, hati gadis cantik itu sangat terluka, dari dulu dia selalu di beda bedakan dari sang adik, semua kasih orang di rumah ini hanya tertuju kepada Alina.
Orang mungkin berfikir Sahira sangat beruntung terlahir dari keluarga kaya raya, memiliki segalanya, namun pikiran itu sangat salah, Sahira selalu mengalah kepada sang adik, di kala abang dan adiknya menaiki mobil mewah, Sahira hanya di kasih sepeda motor, saat abang dan adiknya di limpahkan kasih sayang dan perhatian, dia di abaikan, bahkan hanya bisa menatap iri saat melihat keluarganya sedang bercanda gurau.
"Sakit." lirih Sahira menahan sesak di dadanya.
"Ma, pa. Aku takut nanti kakak akan mengacaukan pesta pernikahan ku." keluh manja Alina.
"Itu tidak akan terjadi, sayang. kamu tenang saja." sahut lembut sang mama.
"Kamu tenang saja, abang akan mengawasinya." ujar Bima.
"Kamu tenang saja, papa akan menikahkannya dengan laki-laki yang pernah menyelamatkan papa saat mau di rampok waktu itu." ujar pak Bram tanpa dosa.
"Memang papa tau dia tinggal dimana?" tanya Alina berbinar.
"Papa sering melihatnya mangkal di lampu merah perapatan sana." enteng sang papa.
"Klau begitu segeralah papa temui laki laki itu, aku takut kakak akan membuat onar di hari bersejarahku." ucap Alina tanpa dosa.
"Baiklah baiklah papa akan mencarinya, putri cantik papa tenang saja." Pak Bram mengiyakan permintaan Alina tanpa memikirkan perasaan Sahira.
Sementara di tempat yang berbeda, ada seorang laki laki yang berpenampilan urakan sedang duduk menyesap sebatang rokok di tangannya.
"Wooiii... Bro, kau tidak ikut balapan malam ini? " tanya teman pemuda itu.
"Malas gue." acuh Galang dan menyesap kopi hitam pesanannya.
"Tumben lu malas, biasanya gercep, apa uang lu masih banyak." kekeh teman Toni.
Galang hanya diam, malas menyahut ucapan temannya itu.
Galang adalah laki laki sebatang kara, dia hidup dimana pun dia mau, walau dia mempunyai rumah, tapi dia lebih suka menggelandang di jalanan, dia hanya akan pulang kerumahnya klau dia bosan di jalanan, sungguh aneh memang.
Tak banyak di antara teman temanya mengetahui kehidupan Galang, karena Galang merahasiakan itu, dia ingin mencari teman yang mau menerimanya apa adanya, bukan ada apanya.
"Lu masih mau mencari gadis itu, Lang? " tanya Toni.
"Hmm..." sahut Galang.
"Ck, padahal banyak cewek cantik yang mau sama lu, tapi lu malah menghabiskan banyak waktu demi yang tak pasti." cibir Toni.
"BERISIK." ketus Galang.
"ck, dasar beruang kutub keras kepala." cibir Toni.
Galang hanya diam, tidak mau menyahuti ucapan Toni itu.
Bersambung....
Jangan lupa like komen dan vote ya.... 😘😘😘