NovelToon NovelToon
Ketika Hati Memilih Tuhan

Ketika Hati Memilih Tuhan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Romansa
Popularitas:968
Nilai: 5
Nama Author: syahru

> "Dulu, namanya ditakuti di sudut-sudut pasar. Tapi siapa sangka, pria yang dikenal keras dan tak kenal ampun itu kini berdiri di barisan para santri. Semua karena satu nama — Aisyah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syahru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10: Perjalanan Baru

Bab 10: Perjalanan Baru

"Sesungguhnya, bersama kesulitan ada kemudahan."

(QS. Al-Insyirah: 6)

---

Membangun Kekuatan Diri

Fahri duduk di tepi kolam yang ada di halaman pesantren, menyaksikan air yang tenang. Pikirannya melayang jauh. Pertemuan dengan Aisyah beberapa hari yang lalu masih terngiang di kepala, tetapi ia mencoba untuk tidak terlarut dalam perasaan itu. Saat ini, ia lebih fokus pada perjalanan hidupnya yang baru. Perjalanan yang membawa kedamaian, meskipun kadang terjal dan penuh ujian.

Pendidikan agama yang dijalaninya di pesantren kini mulai memberi dampak besar dalam kehidupan Fahri. Sebelumnya, ia tidak pernah berpikir bahwa perubahan bisa datang secepat ini. Kehidupan di pesantren memang berat, tapi juga penuh dengan kesempatan untuk menemukan ketenangan. Fahri belajar tentang bagaimana seharusnya seorang hamba bertawakal kepada Allah dan menjalani hidup dengan penuh keikhlasan.

Namun, meskipun ia sudah mulai menerima kenyataan, kadang-kadang kesedihan masih datang. Begitu banyak hal yang harus ia perbaiki dalam dirinya. Banyak luka lama yang belum sepenuhnya sembuh.

---

Tantangan Dalam Berdakwah

Suatu pagi, Ustaz Fadil datang kepadanya dengan kabar yang cukup mengejutkan. "Fahri, ada kesempatan dakwah di sebuah desa. Kami butuh beberapa orang yang siap mengajar di sana. Ini adalah ujian baru untukmu," kata Ustaz Fadil sambil tersenyum.

Fahri terdiam sejenak. Meskipun ia merasa masih banyak yang harus ia pelajari, kesempatan ini terasa seperti peluang besar untuknya. Selain itu, Fahri merasa bahwa dakwah ini bisa menjadi jalan untuk memperbaiki dirinya lebih jauh lagi.

"Aku siap, Ustaz," jawab Fahri dengan tegas.

Hari itu juga, Fahri dan beberapa teman dari pesantren berangkat menuju desa yang dimaksud. Sepanjang perjalanan, Fahri tidak bisa menahan perasaan campur aduknya. Perjalanan ini tidak hanya tentang dakwah, tetapi juga tentang dirinya yang terus berusaha mencari tempatnya di dunia ini.

---

Menemui Warga Desa

Setibanya di desa, suasana yang tenang dan sejuk menyambut mereka. Fahri melihat penduduk desa yang sederhana namun hidup mereka penuh dengan kebersamaan dan rasa syukur. Desa itu tampak seperti tempat yang jauh dari hiruk-pikuk kehidupan kota, dan Fahri merasa seperti berada di dunia yang berbeda.

Malam itu, setelah pertemuan dengan tokoh masyarakat desa, mereka memulai pengajian pertama. Fahri merasa gugup, tapi ia tahu bahwa ini adalah kesempatan untuknya mengajarkan apa yang telah ia pelajari di pesantren.

Dalam pengajian tersebut, Fahri memberikan materi tentang pentingnya ikhlas dalam beribadah dan mengingat Allah dalam setiap langkah hidup. Ia merasa bangga bisa berbagi ilmu, meskipun ia tahu bahwa dirinya masih perlu banyak belajar.

---

Mengenang Aisyah

Namun, malam itu juga, ketika Fahri sedang duduk seorang diri di luar rumah, ia tak bisa menahan dirinya untuk memikirkan Aisyah lagi. Kenangan tentang Aisyah, tentang bagaimana mereka pernah bersama, tentang masa lalu yang indah dan penuh harapan, kembali datang menghampiri.

Fahri menghela napas panjang, mencoba menenangkan pikirannya. "Aku harus lebih kuat dari ini. Ini ujian yang lebih besar untukku," gumamnya pada diri sendiri.

Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa ada bagian dari dirinya yang masih berharap. Tetapi, ia tahu bahwa harapan itu tak akan pernah terwujud. Aisyah sudah melangkah lebih jauh, dengan hidup dan pilihan yang berbeda.

"Ya Allah, beri aku kekuatan untuk ikhlas dan sabar. Jangan biarkan perasaan ini mengganggu perjalanan hidupku," doa Fahri dalam hati, memohon pertolongan-Nya.

---

Mendapatkan Pencerahan

Beberapa hari berlalu, dan Fahri semakin terbuka dengan kehidupan di desa. Ia bertemu dengan banyak orang yang sederhana, namun memiliki hati yang penuh dengan kebaikan. Mereka tidak memandang status atau latar belakang, tetapi lebih pada niat dan keikhlasan dalam berbuat.

Pada suatu malam, Fahri mendapat kesempatan untuk berbicara dengan seorang kakek bijaksana yang telah lama tinggal di desa itu. Kakek tersebut bercerita tentang kehidupan, tentang perjuangan dan kebahagiaan yang sesungguhnya.

"Anakku, hidup ini bukan tentang apa yang kita dapatkan dari dunia ini. Tetapi tentang apa yang kita lakukan untuk orang lain dan bagaimana kita mendekatkan diri kepada Tuhan," kata kakek itu dengan penuh kebijaksanaan.

Fahri mendengarkan setiap kata dengan seksama. Ia merasa ada banyak pelajaran berharga dalam kata-kata kakek itu. Selama ini, ia terlalu fokus pada diri sendiri, pada kenangan dan harapan-harapan yang tidak bisa tercapai. Kini, ia mulai menyadari bahwa kebahagiaan sejati terletak pada ketulusan hati dan niat untuk berbuat baik.

---

Kesadaran Baru

Malam itu, Fahri duduk di tepi sungai yang mengalir dengan tenang, merenungkan semua yang baru saja ia pelajari. "Hidupku mungkin tidak sempurna. Tapi aku tahu sekarang, bahwa yang terpenting adalah menjalani hidup dengan niat yang baik, berbuat kebaikan, dan dekat dengan Tuhan," katanya dalam hati.

Fahri merasa hatinya lebih ringan. Ia tahu bahwa walaupun perjalanannya masih panjang, ia telah menemukan jalan yang benar. Setiap langkah yang ia ambil adalah bagian dari proses untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Ia percaya, dengan usaha dan doa, Tuhan akan memberinya jalan yang lebih indah ke depannya.

---

Seiring berjalannya waktu, Fahri semakin merasa damai dengan pilihannya. Meskipun Aisyah dan masa lalunya masih menjadi bagian dari dirinya, ia tahu bahwa hidup harus terus berjalan. Dan untuk itu, ia harus memilih untuk menjadi pribadi yang lebih baik, ikhlas dalam setiap langkah, dan selalu mendekatkan diri kepada Allah.

Fahri melihat ke depan dengan penuh harapan. Perjalanan ini baru saja dimulai, dan ia siap untuk menghadapi tantangan yang akan datang. Yang terpenting, ia tidak lagi mencari kebahagiaan dari luar, tetapi dari dalam dirinya sendiri, melalui ketenangan hati yang hanya bisa didapatkan dengan mendekatkan diri kepada-Nya.

---

1
Ilham
ini cerita tentang Fahri apa tentang Rudi sih bg
Syahru Ramadhan: Fahri ,maaf ya saya sudah revisi
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!