Kiara Pratiwi menangis didalam kamarnya, setelah mengetahui pernikahan suaminya Devan Kalandra,tidak pernah terpikirkan oleh Kiara kalau Devan akan mengkhianatinya.
Kiara sangat terkejut dengan apa yang dia alami sekarang seperti disambar petir disiang bolong,
Sera sahabat yang sangat dia sayangi, mereka telah mengkhianati Kiara, Devan pernah mencintai Sera tapi Sera memilih dan menikah dengan Haris.
Apa dulu mereka saling mencintai tapi jodoh nggak berpihak pada mereka berdua, apa aku yang jadi orang ketiga diantara mereka.
kejadian yang tadi siang dia lihat di sebuah restoran membuat Kiara ragu akan semua kata cinta Devan padanya.
Kiara menepuk dadanya yang terasa sesak dan menarik nafas panjang “aku ihklas menolong mu Sera dan juga Kafi anakmu tapi kenapa kalian menikam ku dari belakang, ini balasan yang aku dapatkan dari mu”
Kiara mengepalkan kedua tangannya, pengkhianatan Devan dan Sera membuat dunianya hancur, apa Kiara sanggup menghadapinya atau Kiara akan pergi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mande Qita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 3 Kemarahan Kiara
Kiara mengemudikan mobilnya sambil menangis, dia benar benar terpukul dengan apa yang terjadi di restoran tadi. Devan suami yang dia cintai mengkhianatinya dengan sahabatnya sendiri, Kiara tidak habis pikir dengan kedua orang itu, tega sekali mereka melakukan itu dibelakangnya.
Kiara merasa benar benar manusia paling bodoh yang ada didunia ini, dia ditipu mentah mentah di depan mata oleh sahabat yang dia anggap saudara.
"apa salahku pada kamu sera, sampai hati melakukan ini pada ku" rintih Kiara sambil mengusap air matanya yang mengalir deras dipipinya.
Masih teringat jelas dipikiran Kiara bagaimana hancurnya Sera sewaktu Haris suaminya meninggal dalam kecelakaan sewaktu balik dari luar kota.
Kiara dengan rasa sayang yang dia punya membantu Sera disaat terpuruk nya itu, Sera juga sudah tidak mempunyai orang tua lagi, dan suaminya Haris juga anak perantauan yang keluarganya jauh di luar pulau yang ditempati mereka sekarang.
Dengan sabar Kiara dan Devan mengurus semua yang diperlukan Sera dan anaknya agar bisa hidup dengan tenang setelah kematian suaminya yang mendadak.
Kiara bisa merasakan hidup Sera yang merasa sendiri, dia menyediakan bahunya untuk bersandar buat sahabat yang di sayangi.
Jadi selama 1 tahun ini atau lebih tepatnya setelah mereka menikah diam diam, Kiara setiap minggu mengantar kan suaminya ke rumah istri keduanya itu, pantas saja mereka kelihatan sangat hangat kalau Kiara dan Devan bermain kerumah Sera yang baru dibelikan Devan tanpa sepengetahuan Kiara.
Apalagi Kafi anak laki laki Sera yang sangat dekat dengan Devan, dia memanggil Devan dengan panggilan papa dengan sangat lancar diucapkan bocah laki laki itu.
Kiara tidak pernah merasa curiga melihat Kafi memanggil Devan dengan panggilan papa, Kiara malah senang Kafi dekat dengan Devan suaminya.
Kiara menghentikan mobilnya disebuah taman kota yang saat ini masih sepi karena masih siang hari, setelah mobilnya berhenti Kiara membentur benturkan kepalanya ke stir mobil, mencoba menghilangkan rasa sakit yang dia rasakan saat ini.
Tangisan Kiara makin keras setelah mengingat semua yang dia jalani belakangan ini, "sakit sekali apa yang aku rasakan, apa yang harus aku lakukan untuk melupakan rasa sakit ini" Kiara memukul dadanya yang terasa sesak saat ini.
Kiara lama berada ditaman kota itu sampai hari sudah sore, dia terlihat sangat kacau saat ini dan sangat menyedihkan, wajahnya pucat dan matanya sembab karena terlalu banyak menangis.
Kiara menjalankan mobil menuju kediamannya, dirumah dia sudah ditunggu Devan yang sangat panik tidak menemukan Kiara berada dirumah, dia sudah berpuluh kali menghubungi handphone Kiara tapi tidak diangkat oleh Kiara.
Mobil Kiara memasuki halaman rumahnya, disana sudah ada mobil Devan suaminya, Kiara menarik nafas panjang lalu melepaskannya pelan pelan mencoba menenangkan dirinya untuk menghadapi suaminya.
Dengan pelan Kiara membuka pintu mobil dan menutup kembali, segera dia berjalan masuk ke dalam rumahnya, yang mana di pintu dia sudah di tunggu Devan dengan muka yang cemas karena mengkhawatirkan Kiara.
Kiara tidak menyapa Devan seperti biasanya, dia terlalu lelah untuk berpura pura baik baik saja di saat hati dan jiwanya hancur dan remuk redam oleh perlakuan suami dan sahabatnya itu.
"sayang, kamu dari mana mas mencari kamu dari tadi" ucap Devan sambil mengejar istrinya yang terus berjalan masuk kedalam kamar tanpa memperdulikan panggilannya.
Devan mengikuti Kiara kedalam kamar setelah mengunci pintu depan.
Kiara yang telah sampai didalam kamar segera meletakkan tas nya di atas meja hiasnya, dan berjalan masuk ke kamar mandi dengan membawa baju ganti yang telah dia ambil dari lemari pakaiannya.
Ketika Kiara berjalan masuk kedalam kamar mandi Devan masuk kekamar dan segera menggapai tangan Kiara untuk dia ajak bicara.
"lepas mas, aku mau mandi" sentak Kiara sambil menarik tangannya dari pegangan tangan suaminya, Devan kaget melihat tangannya di sentak dengan keras oleh Kiara.
Kiara lalu berjalan masuk kekamar mandi dan segera membersihkan dirinya segera, karena sudah merasa sangat lengket.
Cukup lama Kiara berada didalam kamar mandi, dia sengaja karena malas melihat muka pengkhianat yang sudah meluluh lantakkan hidupnya.
Devan masih menunggu Kiara selesai mandi, dia harus menyelesaikan semua masalah yang terjadi saat ini di antara mereka bertiga.
Devan akui semua perbuatannya dengan menikahi Sera tidak akan termaafkan, tapi dia akan berusaha meminta maaf itu dari istri pertamanya itu.
Pintu kamar mandi terbuka dan Kiara sudah selesai mandi, dia berjalan menuju meja hiasnya dan mulai mengeringkan rambutnya yang habis keramas.
Kiara melihat dari kaca hiasnya, Devan dengan tatapan sendunya memperhatikannya. Kiara tidak peduli dengan semua itu saat ini hati nya benar benar sakit rasanya.
Setelah selesai Kiara naik ke atas ranjang dan mengambil selimut menutupi badannya sampai ke leher dia sudah bersiap siap untuk tidur. Devan ikut naik keranjang dan membaringkan tubuhnya disamping Kiara.
"sayang, mas minta maaf untuk semua kesalahan yang telah mas lakukan" Devan membalik kan badannya menghadap Kiara yang saat ini membelakanginya.
"Semua terjadi begitu saja, awalnya mas kasian denga Kafi yang selalu bersedih kalau melihat foto ayahnya, mas tidak tega sehingga mas menyuruh Kafi untuk memanggil mas papa" ucap Devan dia akan menceritakan semuanya walaupun saat ini Kiara tidur membelakanginya.
"sampai suatu hari Kafi jatuh sakit karena sangat merindukan Haris ayahnya, dia dirawat dirumah sakit Sera sangat ketakutan kalau Kafi akan menyusul Haris, disanalah mas merasa terketuk untuk menjaga mereka berdua" Devan masih melanjutkan ceritanya sampai akhirnya dia menikahi Sera secara siri.
Kiara yang mendengarnya hanya bisa menahan tangis dan kemarahannya.
"mas...." belum selesai Devan melanjutkan ceritanya Kiara membalikkan badannya menghadap suami pengkhianatnya itu.
" kamu nggak cerita kalau sebenarnya kamu sudah lama suka dengan Sera, kamu mencintainya sebelum kamu mendekati ku mas, kenapa yang itu nggak kamu akui didepan ku" sahut Kiara dengan ketus terlihat kemarahan di wajahnya.
" Sayang, kamu bicara apa, mas nggak ngerti" Devan berusaha mengelak dari yang dikatakan Kiara, dia sangat terkejut karena rahasia yang selama ini di simpan diketahui Kiara.
"nggak usah belagak bingung mas, kamu tidak jago menyimpan rahasiamu itu, aku sudah tau dari dulu, kamu sangat kecewa ketika Sera menikah dengan Haris, terlihat kelas wajah kecewa kamu saat pernikahan Sera dilangsungkan" cibir Kiara mendengar dusta yang diucapkan suaminya itu.
"semenjak itu kamu suka menyendiri, setelah itu kamu baru mendekatiku, mencoba menyembuhkan luka hati ini mu yang ditinggal menikah Sera" ujar Kiara.
Devan terdiam.membeku mendengar semua.kata kata dari mulut Kiara.
"kenapa diam mas, kaget?" ucap Kiara lagi dia puas sudah mengeluarkan semua isi hatinya. Selama ini Kiara masih bertanya tanya tentang perasaan Devan pada Sera, dengan dia menikahi Sera itu sudah jawaban yang tidak perlu ditanyakan lagi pada suaminya itu.