Follow ig~ mazarina_asrifaris
Kesalahan satu malam yang membuat kehidupan Disya Anggita jungkir balik menata kehidupannya.
Melewati satu malam dengan kekasihnya mungkin sedikit tidak masalah dan dibilang wajar. Namun melewati satu malam bersama pria asing yang tidak dikenalinya ini konyol namanya.
Gara-gara salah masuk apartemen tetangganya Disya harus kehilangan sesuatu yang paling berharga dalam dirinya. Disya syok seketika mengetahui pria tersebut?
"What! Kamu?" tentu saja keterkejutan itu hanya boleh ia ucapkan dalam hati.
"Aku akan bertanggung jawab!" ~> Daharyadika Ausky
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asri Faris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 14
Disya keluar dari ruang Dosen dengan muka merah dan pikiran yang campur aduk. Berjalan perlahan menuju parkiran mengambil motornya. Baginya Sky adalah makhluk yang mulai saat ini harus dihindari dan diwaspadai.
Drt drt
Alan calling
Iya Alan ada apa?
^^^Lo dimana sih di tungguin dari tadi lama banget. Kita udah sampai di rumah Ocha.^^^
Iya sorry gue baru keluar nih.
^^^Oke. Hati-hati Disyayang.^^^
***
"Huhf gara-gara pluto nih gue ketinggalan teman-teman." Disya ngedumel panjang pendek.
Gadis itu langsung melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Namun, baru setengah jalan motor yang dikendarainya tiba-tiba terasa tidak nyaman. Disya pun segera menghentikan laju motornya lalu turun untuk memeriksa ban motor tersebut.
"Ya ampun ... sial banget sih gue, nggak tahu orang lagi buru-buru apa? Ampun deh ... bannya bocor? Ish ... benar-benar hari tersial dalam sejarah," kesal Disya sampe menendang roda motornya.
Disya langsung mengambil ponsel pintarnya untuk menghubungi bengkel.
Thin thin
Seseorang meng klakson Disya yang tengah sibuk mengotak-atik ponselnya. Disya pun menoleh sesaat lalu kembali sibuk dengan ponselnya. Entah sedang menghubungi siapa lagi.
Seseorang dari mobil tersebut berhenti menepikan mobilnya dan langsung turun menghampiri Disya.
Ya ampun ... dunia sempit sekali.
"Motornya kenapa, Sya?" Orang tersebut terlihat meneliti. "Bannya kempes ya?" tanyanya sambil memandang gadis di depannya yang terlihat gusar.
Udah tahu kempes masih nanya lagi. Mimpi apa sih semalam kenapa hidup gue banyak sialnya semenjak ketemu si pluto.
"Emangnya mau kemana, pulang? Ayo saya antar!" tawar pria itu.
"Makasih Pak tapi saya sudah telfon bengkel dan sebentar lagi sampai," tolak Disya sopan.
Cuaca hari ini lumayan terik jadi terasa panas, Sky yang melihat Disya penuh peluh pun tidak tega melihat gadis itu.
"Ini lap dulu kamu kringetan," ujar Sky menyodorkan sapu tangannya. Gadis itu memandang wajah dan sapu tangan itu secara bergantian.
"Bersih kok, ini belum saya pake atau mau saya lapin?" tawarnya dengan nada sedikit menggoda.
Disya diam, namun tetap mengambil sapu tangan di tangan Sky.
"Bapak ngapain masih di sini, pulang sana!" usir Disya dengan nada ketus.
"Nanti, tunggu motor kamu beres, saya temenin dulu," kekeh pria itu cuek.
Tak selang beberapa lama bengkel yang dipanggil Disya datang dan membawa motor Disya.
"Ayo Sya naik, biar saya antar!" ujar Sky sedikit memaksa.
"Makasih Pak saya pesen taksi online saja."
"Sya ...!" Sky menatap Disya dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Nyebelin banget sih, tukang maksa nggak tahu apa kalau aku itu lagi berusaha menghindar dari mahkluk di depannya," gumam Disya dalam hatinya.
Sky membuka pintu mobilnya dan sedikit mendorong tubuh Disya agar mau memasuki mobilnya. Setelah Disya duduk di dalam dengan anteng Sky segera menyusul masuk ke dalam.
Sky tak lantas langsung menyalakan mesin mobilnya, pria itu mengambil air minum dalam kemasan di dasbor lalu membukanya.
"Minum dulu deh pasti kamu haus?" Sky menyodorkan minuman tersebut.
"Makasih," ujar gadis itu menerimanya.
Disya minum dengan sangat menikmatinya, membuat gadis itu terlihat seksi dengan keringat yang menetes dan rambut yang sedikit berantakan, leher jenjangnya terekspos. Sky terpana seketika hingga tanpa sadar mengamati Disya lekat, baginya Disya terlihat sangat menggoda, susah payah Sky menelan salivanya.
"Haus banget ya?" tanya Sky demi melihat air minum dalam kemasannya tinggal separo.
"Iya nih gerah, Bapak haus juga?"
"Iya." Sky langsung minum air kemasan sisa Disya minum.
"Eh, itu kan bekas saya Pak," ujar Disya sedikit kaget.
"Emang kenapa?"
"Ya ... Bapak nggak jijik apa minum bekas orang lain," kata Disya kikuk.
"Jijik sih, tapi kalau bekas kamu nggak. Malah makin enak," jawabnya cuek.
Disya tidak menanggapi lebih memilih diam dan membuang muka ke arah jendela.
"Eh, Bapak mau ngapain?" pekik Disya kaget karena Sky mendekati dirinya. Benar-benar dekat muka mereka hampir bersentuhan. Dalam seperkian detik membuat adegan tersebut seperti seseorang yang hendak menciumnya tapi ternyata salah.
"Pake seat beltnya dulu Sya biar aman," kata pria itu diikuti gerakan tangannya yang meraih seatbelt untuk menguncinya. Muka Disya sontak merona malu karena telah salah sangka.
Menit selanjutnya Sky langsung melajukan mobilnya.
Hening
Baik Disya maupun Sky tidak ada yang membuka suara, mereka tenggelam dalam pikirannya masing-masing.
"Depan pertigaan berhenti Pak?" ujar gadis itu menginterupsi.
"Kamu mau pulang atau ke rumah siapa?" tanyanya setelah mobil berhenti di pinggir jalan.
"Jenguk temen Pak, makasih sebelumnya jadi ngrepotin bapak," ucap Disya sungkan.
"Saya tungguin ya?" ujar Pak Dosen dengan senang hati.
"Eh jangan, nggak usah saya di sini lama."
"Emang mau ngapain? Temen kamu cewe apa cowo?"
Kok jadi kesel ya? Apa urusannya coba ... kepo!
"Temen cewe Pak, ya udah skali lagi terima kasih sudah dianterin sampe sini," ujar Disya lega.
Disya turun dengan tidak sabar, satu mobil bersama pluto terasa mencekik lehernya. Mulut, hati dan pikirannya terasa tidak singkron. Bagaimana tidak disaat hatinya ingin menjauh sejauh-jauhnya, namun malah alam selalu mempertemukan keduanya dan tentu saja Disya harus selalu berkata sopan sebab dia adalah dosennya. Bagi Disya ini terasa sangat menyebalkan.
Setelah menurunkan Disya di pinggir jalan pintu masuk sebuah perumahan, Sky menunggu beberapa saat. Menunggu gadis itu sampai memasuki komplek perumahan yang ada di sana. Setelah dirasa aman baru Sky melajukan mobilnya kembali. Pria itu tersenyum sepanjang pulang.
Sky melajukan mobilnya ke rumah bundanya. Semenjak Flora sering mengunjungi dirinya di apartemen, Sky jadi malas pulang ke apartemen.
"Assalamu'alaikum ...." Salam Sky memasuki rumah Bundanya.
"Waalaikum salam ..., " jawab kompak orang yang mendengar di dalam rumah.
"Baru pulang Ky," tanya Bunda Yuki melihat putranya memasuki rumah.
"Mas, mukanya happy banget demi apa coba?" tanya Raya.
Raya adalah adik perempuan Sky, dia sudah menikah dan sedang hamil sekarang. Mereka tiga bersaudara masih ada si bungsu Bintang, dia masih duduk di bangku SMA.
"Calon mahmud kapan sampai? Suami kamu nggak ikut?"
"Nganterin doang tadi, lagi ada tugas di luar kota jadi mending aku nginep di rumah bunda sekalian temu kangen."
"Eh ya Ky, nanti kita ada undangan makan malam di rumah Flora kamu siap-siap sana," ujar Bunda Yuki.
"Ogah, aku nggak mau ikut," tolak Sky ketus.
"Calonnya Sky ya Bun." Raya ikut nimbrung pembicaraan mereka.
"Iya, nggak enak lah kalau nggak datang," ujar Yuki.
"Iya Mas, Siap-siap sana jangan bikin malu Bunda. Perkara nanti jadi nikah atau enggak pikir nanti, yang penting sekarang berangkat makan malam dulu." Nasehat Raya sok dewasa.
"Nggak mau, pokoknya aku nggak mau datang ke sana, semakin kita membuka jalan yang ada semakin cepat pernikahannya. Sementara aku benar-benar nggak mau dijodohkan sama Flora."
"Apa yang salah dengan Flora sih Ky, dia cantik, dewasa dan menurut bunda anaknya cukup baik. Pokoknya Bunda nggak mau tahu kamu siap-siap nanti kita berangkat sebelum ayah kamu tambah marah karena kamu susah diatur."
sungguh mantap sekali 🌹🌹🌹🌹
terus lah berkarya dan sehat selalu ✌️
knp gak jd sm rayyannnn