queeny Nadine prasepto seorang gadis cantik berwajah belasteran,bertubuh tinggi semampai dengan body bak gitar spanyol dan berkulit putih itu di kenal dgn sifat antagonisnya dalam membully org yang mendekati kakak nuelnya, seorang cowok pupuler dan sangat tampan di sekolahnya
Nadine menggalami kejadian yang sangat menyakitkan yang akan menghadirkan trauma dalam dirinya kepada pria yg di cintainya dan temannya.
gadis yang di benci keluarganya itu hidup dalam ke sepian yg mendalam, menjadikan dia anak yg bar-bar dan penuh pemberontakan untuk menarik perhatian org tuanya.
tapi setelah mengalami kejadian dan di beri kehidupan lagi iya bertekad akan hidup lebih baik tanpa mengemis kasih sayang orang tua dan org dia cintai.
yok cek kelanjutan dari cerita Nadine
___Langsung baca aja....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon simnuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
nilai
Tapi cukup sepi selama seminggu ini karna raya dan kedua orangtuanya juga ikut di acara itu.
Dan hari ini drama perang keluarga dan sekolah akan di mulai lagi karna semua pemerannya sudah kembali ke tempat mereka masing-masing.
--------------------------------
malam harinya meja makan yang selama seminggu ini sepi kembali ramai di duduki oleh pemiliknya.
Dan ya... Seperti biasa terlihat sebuah keluarga harmonis yang sedang bersenda gurau menceritakan keseruan pesta mereka selama seminggu ini.
Nadine hanya mendatarkan pandangannya menyaksikan itu, tidak terlibat dengan mereka adalah pilihan terbaiknya.
Dia duduk dengan diam dan mulai memakan makanannya dengan tenang.
"Nadine bagiamana sekolah mu?" tanya mama Nadine, walaupun dia membenci Nadine tapi masih terselip sedikit rasa kasih sayang di diri wanita paruh baya itu.
"baik" jawab Nadine dingin
"apakah ada ulangan dalam Minggu ini" tanya papa Nadine kepadanya.
Hanya anggukan yang Nadine berikan.
"baiklah nanti bawa kertas ulangan mu keruangan papa" perintah lelaki paruh baya itu tegas.
"hmmp" hanya deheman yang gadis itu berikan.
"apakah ada berita terbaru di sekolah" tanya Dion yang mencoba mencari topik pembicaraan pada Nadine, dia sungguh heran dengan sikap adiknya yang tidak bermanja dan merengek padanya, seperti ada sesuatu yang hilang dalam dirinya melihat sikap adiknya.
"tidak" jawab Nadine dingin.
"nad......" ucap Dion terpotong saat tiba-tiba Nadine bangun dari kursinya.
"aku selesai" ucap Nadine dingin dan berlalu dari sana.
Keluarganya menatap Nadine heran, kenapa sekarang Nadine seperti sangat menghindari mereka, kemana Nadine yang selalu mencari perhatian dan merengek kepada mereka?, itu sungguh Aneh.
"ma Nadine kenapa jadi dingin seperti itu" tanya Dion pada mamanya heran.
"dia hanya ingin menarik perhatian kita" bukan mama yang menjawab tapi papa Nadine.
"sudah-sudah biarkan saja" jawab mama Nadine menyudahi.
mereka semua terdiam dengan pikiran yang rumit.
.
.
Nadine datang ke ruangan papanya dengan membawa kertas ulangan yang dia peroleh selama seminggu ini, dan tentunya dengan nilai yang lebih bagus dari hasil ulangan dia sebelumnya.
Tok tok tok
"masuk" papa Nadine menyahuti dari dalam.
Nadine masuk dan menyerahkan kertas ulangan di meja papanya dengan tenang.
"aku kembali" ucap Nadine Hendak berlalu dari sana.
"siapa menyuruh mu kembali...tunggu di sana ..akan ada hukuman jika nilaimu jelek" kata papa Nadine memberi perintah.
Nadine hanya diam menuruti, tidak ada habisnya klo menyahuti perkataan papanya itu.
"huh..lumayan juga nilaimu..terus tingkatkan itu supaya tidak membuat aku malu memiliki anak seperti mu dan uang ku menyekolahkan mu tidak sia-sia...dan tidak ada hukuman untuk mu kali ini" ucap papa Nadine tersenyum puas.
baru kali ini anak nya ini memiliki nilai bagus di kertas ulangnya, tidak hanya satu kertas ulangan tapi ada lima dan semuanya bernilai bagus.
Nadine hanya mengepalkan tangannya kasar mendengar ucapan papanya, apakah tidak ada pujian untuknya?? Tapi sekarang dia tidak berharap itu, keluar dari rumah ini adalah harapan nya.
Dia harus sukses dan memiliki banyak uang.
"baiklah hadiah mu akan papa transfer kan ke rekening mu" ucap papa Nadine setelahnya
"aku tidak memerlukan itu" ucap Nadine berlalu dari sana.
papa Nadine tidak menghiraukan nya dan langsung mengirim sejumlah uang kepada anaknya itu.
Anaknya?? Author tidak yakin itu.
Nadine keluar dari ruangan papanya dengan perasaan dongkol, dan sekarang dia bertemu dengan musuhnya yang lain, membuat dia emosi saja.
"kok gak ada luka di tubuh lo" tanya Dion heran, pasalnya kalo adiknya itu sudah keluar dari ruangan papanya, akan terdengar tangisan dari bibir gadis itu, tapi sekarang gadis itu berjalan dengan keadaan segar bugar tapi ada sedikit kemarahan di wajah gadis itu.
Dion sebentar sedikit khawatir dengan keadaan adiknya itu, entah kenapa rasa khawatir itu datang, padahal dia sangat membenci gadis itu, dia selalu ingin berbicara dengan adiknya itu semenjak adiknya mengabaikan mereka.
Nadine hanya diam melewati Dion dengan tatapan dingin.
"hey..kenapa lo ga jawab pertanyaan gue" tanya Dion pada adiknya.
"kita tidak se akrab itu untuk gue memperdulikan lo" ucap Nadine sinis.
"tapi gue Abang Lo" ucap Dion geram.
"Lo tidak pernah memiliki peran Abang dalam hidup gue" ucap Nadine.
"jangan sok akrab dan jadilah diri Lo yang selalu abai akan kehadiran gue" sambung Nadine dan berlalu dari sana menuju kamarnya.
Dion terdiam mencerna perkataan Nadine, apakah dia se abai itu kepada adiknya??
Dia benci gadis itu, tapi kenapa hatinya sakit saat Nadine tidak mengganggap dia abangnya.
TO BE CONTINUE........