Tanisha Alifya, seorang gadis yatim berusia 23 tahun yang merantau di ibu kota Jakarta hanya untuk mengubah perekonomian keluarganya. Dia menjadi seorang petugas cleaning service di sebuah perusahaan yang di pimpin oleh seorang laki-laki tampan dan dingin.
Zico Giovanno Putra, seorang direktur utama sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan software, PT. ERPWare Indonesia. Seorang direktur yang masih muda, berusia 28 tahun. Memiliki kecerdasan dan ketajaman dalam mengambil setiap peluang yang ada.
Pada suatu malam, karena berada dalam pengaruh alkohol, Zico memperkosa Nisha dan menyebabkan Nisha hamil.
Bagaimana kisah seorang direktur utama yang berada di hierarki teratas dalam perusahaan jatuh cinta dengan karyawan outsource yang berada di hierarki paling rendah?
BACA TERUS kelanjutan kisah mereka dalam LOVE ME PLEASE, HUBBY.
*Di usahakan untuk update tiap hari ^^ mohon dukungannya para readers tersayang :-)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ErKa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch 7 - Perjanjian Lagi dan Lagi??
“Le…lepaskan tanganku! Jangan sentuh Aku! Aku benci! Aku benci Kamu! Aaaaaa….!” Nisha menangis dengan sangat keras. Dia berusaha melepaskan kedua tangannya yang berada di genggaman Zico.
“Aku akan melepaskanmu jika Kamu berjanji tidak akan menyakiti bayi itu.”
“Aku tidak mau bayi ini! Aku benci bayi ini! Aku benci Kamu!”
“Dengarkan! Dengarkan Aku!” Zico meraih wajah wanita itu. Berusaha membuat wanita itu agar menatap wajahnya.
“Kalau Kamu tidak menginginkan bayi ini, berikan bayi ini padaku. Kamu cukup melahirkannya dan memberikannya padaku. Mengerti?”
“Tidak. Aku tidak mau! Aku tidak mau!” Nisha tetap bersikeras. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya dengan keras, berusaha menolak ide pria itu dengan gerakan kepalanya.
“Mungkin Kamu sedang syok sekarang. Pikirkan kata-kataku dengan kepala jernih. Aku yakin gadis sepertimu tidak akan membunuh bayinya sendiri.” Zico melepaskan genggaman tangannya. Dia mulai berdiri dan berjalan ke arah pintu keluar.
“Berikan file itu padanya.”
“Baik Pak.” Asisten Gerry menyerahkan beberapa lembar kertas kepada Nisha.
“Nona Tanisha, silakan baca perjanjian ini ketika pikiran Anda sudah jernih. Saya yakin Nona akan mengambil keputusan yang terbaik untuk bayi itu. Ini contact person Saya. Silakan hubungi Saya ketika Nona sudah mengambil keputusan. “
“Kalau begitu, Kami pamit undur diri dulu.”
Asisten Gerry melangkah keluar ruangan, mengikuti jejak bosnya yang terlebih dahulu meninggalkan kamar itu. Nisha tidak menghiraukannya. Dia terlalu sibuk menangis.
Sendirian di kamar itu membuat Nisha lebih leluasa untuk menangis. Dia menangisi nasibnya yang buruk. Ya Tuhan, cobaan apalagi ini? Ketika Tuhan memberikannya cobaan berupa pemaksaan itu, dia sudah berusaha melupakannya. Sebenarnya sangat sulit baginya untuk melupakan peristiwa malam itu. Berhari-hari dia bermimpi tentang peristiwa itu. Dia sangat takut pada pria itu. Di setiap mimpinya pria itu selalu datang dan memaksakan kehendaknya. Oleh karena itu kebencian dan rasa takutnya terhadap pria itu semakin tumbuh besar setiap harinya.
Sekarang dia sedang hamil bayi pria itu?! Cobaan apalagi ini? Apa Tuhan sedang bercanda dengannya? Bermain-main dengan takdirnya? Kenapa dia harus hamil?! Kenapa? Dia tidak ingin memiliki hubungan apapun dengan pria itu, kenapa sekarang dia harus hamil? Harus bagaimana dia sekarang?
Dia tidak mungkin pulang ke kampung halaman dengan kondisi hamil. Dia akan membuat ibunya meninggal karena malu. Dia akan menjadi seorang anak yang melempar kotoran di wajah ibunya. Sampai akhir hayatnya ibunya akan menjadi bahan pembicaraan orang satu kampung. Itu sama saja dengan membunuh ibunya secara perlahan-lahan.
Dia pergi merantau hanya demi memperbaiki kondisi keuangan keluarganya. Dia ingin membuat ibunya bangga telah melahirkannya. Dia ingin membuat ibunya bahagia dengan tidak kekurangan dalam hal keuangan. Dia ingin membuat kehidupan ibu dan kedua adik-adiknya membaik secara ekonomi. Sepeninggal ayah mereka, ibunya sudah membanting tulang demi menghidupi mereka. Dia tidak ingin ibunya kembali bekerja terlalu keras dan membuat tubuhnya sakit.
Dia tidak bisa pulang ke kampung halaman. Ibunya tidak boleh tahu masalah ini. Dia benar-benar akan membuat ibunya menderita bila mengetahui permasalahannya ini. Tapi, apa yang harus dilakukannya bila tidak pulang ke kampung halaman? Haruskah dia menggugurkan bayi ini? Bayi pria jahat itu?
Tapi…tapi bayi ini tidak berdosa. Bukan salah bayi ini bila harus datang ke dunia ini. Bukan salah dirinya juga. Semua itu salah pria jahat itu! Pria itu yang memaksanya. Pria itu yang patut disalahkan, bukan mereka berdua. Haruskah dia mempertahankan bayi ini? Tapi selanjutnya bagaimana? Dia tidak ingin ibunya tahu bahwa dia tengah mengandung, namun dia juga tidak ingin menggugurkan bayi ini. Dimana dia harus menyembunyikan bayi ini? Mampukah dia membesarkan bayi ini dengan kondisi keuangannya yang seperti ini?
Nisha menangis sesegukan. Pikirannya berkelana kemana-mana. Dia begitu bingung harus bersikap seperti apa. Semua hal yang dipikirkannya tidak mendapatkan jalan keluar. Semua buntu, sebuntu pikirannya.
Hampir satu jam Nisha menangis. Berusaha berpikir dan mencari solusi dari masalahnya. Lelah menangis, akhirnya Nisha menelentangkan tubuhnya di kasur rumah sakit. Memandang langit-langit rumah sakit, menangis tanpa suara.
Kenapa nasibnya menjadi seperti ini? Terkadang dia merasa Tuhan itu tidak adil padanya. Selama ini dia sudah berusaha menjadi wanita yang baik. Dia tidak pernah menyalahkan Tuhan atas kemiskinan yang menimpa keluarganya. Dia menerima takdir itu dengan ikhlas. Maka dari itu dia berusaha sangat keras untuk mengubah takdir itu sedikit demi sedikit.
Di sekolah dia tidak pernah iri dengan teman-temannya yang berangkat ke sekolah dengan di antar sepeda motor atau mobil oleh orang tuanya. Dia hanya perlu menggunakan kedua kakinya untuk bisa sampai ke sekolah. Dia tidak pernah iri dengan teman-temannya yang memiliki barang bagus ataupun ketika teman-temannya dengan riang gembira pergi menonton bioskop. Dia hanya mensyukuri apa yang dimilikinya, tidak pernah iri dengan yang tak dimilikinya.
Dia berusaha belajar sangat keras agar mendapatkan nilai yang baik. Dengan begitu dia akan mendapatkan sedikit bantuan dari pihak sekolah. Dia sudah berusaha menjadi wanita yang baik. Dia membantu ibunya mengurus kedua adik-adiknya yang masih kecil-kecil kala itu. Tapi kenapa Tuhan masih kurang menyayanginya?
Kenapa Tuhan memberikan cobaan yang berturut-turut padanya? Belum sembuh cobaan beberapa minggu yang lalu, dan sekarang dia diberikan cobaan lain lagi? Cobaan yang lebih berat? Mengandung seorang bayi. Bayi dari seorang pria yang dibencinya. Ada nyawa manusia diperutnya sekarang. Dia tidak mungkin membunuh nyawa itu bukan? Bagaimana pun bayi ini sama sekali tidak bersalah.
Ketika sedang menelentangkan tubuhnya, Nisha melihat beberapa lembar kertas di samping tempat tidurnya. Dia baru ingat bahwa kertas itu yang diberikan oleh asisten direktur jahat itu. Dengan enggan Nisha membaca kertas itu. Dia berharap bisa menemukan jawaban dari permasalahannya.
SURAT PERJANJIAN
Pada hari Rabu, bulan Januari, tahun 20xx di kota Jakarta telah dibuat perjanjian dari dan antara
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Zico Giovanno Putra
Pekerjaan : Direktur Utama PT. ERPWare Indonesia
Alamat : -
Selanjutnya disebut PIHAK I,
Mengadakan kesepakatan dengan
Nama : Tanisha Alifya
Pekerjaan : Staff Outsourhing PT. ERPWare Indonesia
Alamat : -
Selanjutnya disebut PIHAK II
Kedua belah pihak sepakat untuk mengikatkan diri dan tunduk pada perjanjian ini
Pasal 1
Pihak I melakukan kesepakatan dengan pihak II karena anak didalam kandungan pihak II
Pasal 2
Pihak I bertanggung jawab terhadap pihak II sampai anak yang dikandung pihak II lahir ke dunia.
Pasal 3
Pihak I akan memberikan kompensasi sebesar Rp 50.000.000,-/bulan terhadap pihak II selama masa kehamilan
Pasal 4
Pihak I akan memberikan kompensasi sebesar Rp 500.000.000,- terhadap pihak II ketika anak yang dikandung pihak II dapat dilahirkan dengan selamat
Pasal 5
Selama masa kehamilan pihak II akan tinggal bersama pihak I dibawah satu atap
Pasal 6
Selama masa kehamilan, pihak II dilarang memiliki hubungan dengan laki-laki lain
Pasal 7
Pihak II wajib menjaga keselamatan anak dalam kandungannya. Bila terjadi apa-apa, pihak I berhak menuntut pihak II atas kelalaiannya
Pasal 8
Pihak I akan mendapatkan hak asuh sepenuhnya setelah anak itu lahir.
Pasal 9
Pihak II tidak diberikan hak untuk melihat, mengakui, dan mencintai anak yang telah lahir
Pasal 10
Pihak II berjanji akan meninggalkan dan melupakan anak yang telah lahir
Pasal 11
Perubahan perjanjian hanya dapat dilakukan atas persetujuan pihak I
Pasal 12
Apabila terjadi perselisihan mengenai isi dan penafsiran dari perjanjian ini, kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikannya secara damai
Pasal 13
Hal-hal yang belum diatur dalam perjanjian, makan akan diatur selanjutnya dengan persetujuan kedua belah pihak.
Pihak Pertama Pihak Kedua
(Zico Giovanno Putra) (Tanisha Alifya)
***
woey istri org tu 🤦😂