NovelToon NovelToon
Putri Modern Pembawa Keberuntungan

Putri Modern Pembawa Keberuntungan

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno / Ruang Ajaib
Popularitas:77.1k
Nilai: 5
Nama Author: Yulianti Azis

Mei Lan, seorang gadis cantik dan berbakat, telah hidup dalam bayang-bayang saudari kembarnya yang selalu menjadi favorit orang tua mereka. Perlakuan pilih kasih ini membuat Mei Lan merasa tidak berharga dan putus asa. Namun, hidupnya berubah drastis ketika dia mengorbankan dirinya dalam sebuah kecelakaan bus untuk menyelamatkan penumpang lain. Bukannya menuju alam baka, Mei Lan malah terlempar ke zaman kuno dan menjadi putri kesayangan di keluarga tersebut.

Di zaman kuno, Mei Lan menemukan kehidupan baru sebagai putri yang disayang. Namun, yang membuatnya terkejut adalah gelang peninggalan kakeknya yang memiliki ruang ajaib. Apa yang akan dilakukan Mei Lan? Yuk kita ikuti kisahnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keluarga Gila

Suaranya menggelegar membuat Mei Long, Lily, Dylan, dan Mei Lin langsung menoleh terkejut.

“Benar, Tuan. Korban bernama Mei Lan kini berada di unit gawat darurat. Kami harap keluarga bisa datang segera untuk—”

Namun belum sempat selesai, Mei Rang malah tertawa. Tawanya terdengar keras namun penuh ejekan, membuat orang yang ada di seberang telfon mengernyit heran, apa pria ini gila? Pikirnya.

“Ha! Ha! Ha! Ha! jadi sekarang dia pakai trik ini?”

Petugas di seberang kebingungan. “Maaf, maksud Anda?”

“Berapa dia membayarmu untuk menelpon kami, hah?” tanya Mei Rang dengan suara datar. Ia sama sekali tidak percaya saat mendengar hal itu.

“Tuan, saya tidak mengerti maksud Anda—”

“Oh, sudahlah! Akting kalian bagus sekali. Saya hampir saja percaya. Tapi kami tidak sebodoh itu untuk percaya dengan tipuan busuknya. Katakan pada Mei Lan! Berhenti mencari perhatian. Kalau dia ingin kembali ke rumah, datang saja langsung, tidak perlu drama rumah sakit segala!” seru Mei Rang.

Tanpa memberi kesempatan menjelaskan, Mei Rang menutup teleponnya dengan keras.

Suasana ruang tamu kembali hening.

Lily yang awalnya tampak cemas. “Apa benar itu dari rumah sakit?”

“Iya, Bu. tapi pasti akal-akalan si Mei Lan,” jawab Mei Rang enteng. “Dia pikir dengan pura-pura kecelakaan, kita akan merasa bersalah dan memintanya pulang.”

Dylan yang memapah Mei Lin, menggenggam tangan gadis itu. “Sudah berapa kali dia berbohong seperti itu? Jangan tertipu lagi, Bibi Lily.”

Lily mengangguk cepat, ekspresinya kini dingin. “Kalau dia berani datang ke rumah, ibu sendiri yang akan menghukumnya! Anak tak tahu diuntung!”

Dari luar dua gadis yang baru datang Meli dan Simin, sahabat Mei Lan mendengar semuanya dari balik pintu besar mansion itu. Wajah mereka memucat, tubuh bergetar menahan emosi.

“Mereka pikir Mei Lan bohong?” bisik Simin tak percaya, suaranya bergetar.

“Keluarga itu benar-benar kehilangan kewarasan.”

Awalnya keduanya ke mansion karena saat mereka menghubungi Mei Lan, tidak bisa. Namun, baru saja tiba mereka dikejutkan dengan kecelakaan sang sahabat.

Meli mengepalkan tangan, air mata menetes di pipinya. “Aku tidak tahan lagi, Min. Sudah cukup.”

Simin menatapnya kaget. “Meli, jangan sebaiknya kita ke rumah sakit—”

Tapi sudah terlambat, dengan penuh tenaga Meli menendang pintu.

Brak!

Pintu besar mansion keluarga Mei terbuka lebar dengan tendangan keras.

Suara dentuman itu menggema membuat semua orang di dalam menoleh terkejut.

Meli berdiri di ambang pintu, wajahnya merah penuh amarah, rambutnya berantakan oleh hujan, air mata masih menetes di pipinya.

“Kalian semua gila?!” teriaknya.

Semua penghuni rumah terkejut, Mei Rang, Dylan, Lily, Mei Lin bahkan Mei Long. Semua mata langsung tertuju padanya.

Mei Rang langsung menatap tajam, wajahnya memerah karena emosi. “Berani-beraninya kau datang ke rumah kami dengan tidak memiliki sopan santun!” serunya lantang.

Meli berjalan maju, langkahnya tegas, sorot matanya tajam penuh kebencian. “Aku hanya sopan pada orang yang pantas dihormati. Tapi kalian?” Ia menunjuk mereka satu per satu dengan gemetar karena emosi.

“Kalian iblis! Tidak pantas mendapatkan itu sedikit pun!”

Mei Rang, tersulut emosi, mengangkat tangannya hendak menampar Meli.

Namun Meli dengan cepat menendang tulang keringnya keras-keras.

Bugh!

“Agh!” Mei Rang meringis, menunduk sambil memegang kakinya.

Lily, sang ibu langsung menjerit marah.

“Kurang ajar! Dasar gadis liar!”

Simin ikut maju, menatap Lily tajam, suaranya bergetar tapi tegas. “Kurang ajar? Tidak, Bu. Kalianlah yang lebih kurang ajar. Kalian kejam!”

Lily memicingkan mata. “Apa maksudmu?”

Meli menatap seluruh keluarga Mei dengan mata penuh air, napasnya memburu.

“Apa kalian tidak punya hati nurani? Bahkan setelah dengar Mei Lan kecelakaan, kalian masih bisa tertawa seolah itu lelucon?!”

Ruangan itu hening sejenak, hanya terdengar suara hujan di luar.

Mei Lin, yang sejak tadi berdiri di dekat sofa, membuka mulut dengan suara lembut. “Tapi … bukannya Kak Mei Lan berpura—”

Belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, Meli membentak keras. “Diam kau, jalang!”

Semua orang terkejut. Mei Lin langsung menjerit kecil, lalu bersembunyi di pelukan Dylan, menangis seolah ketakutan.

Dylan, dengan wajah marah dan tatapan dingin, menatap Meli dan Simin tajam.

“Kalian sudah melewati batas. Kalian akan aku laporkan karena menerobos rumah orang seenaknya.”

Meli berdiri tegak, tidak gentar sedikit pun. “Laporkan saja! Kalian pikir kami takut? Tidak! Selama ini kami diam saat kalian menyiksa Mei Lan, hanya karena dia yang memohon agar kami tidak ikut campur. Tapi kali ini, tidak lagi! Bahkan aku akan melaporkan kalian karena penyiksaaan yang kaliam lakukan pada Mei Lan.”

Dylan mendengkus kasar. “Siksa? Jangan konyol. Bukannya Mei Lan hanya berpura-pura? Kalian datang ke sini cuma untuk mendukung aktingnya.”

Simin tak bisa menahan diri lagi. Ia berteriak, suaranya pecah oleh emosi. “Apa pernah Mei Lan berbohong soal kecelakaan, hah?!”

Ruangan langsung senyap total. Tak ada yang menjawab.

Meli menunduk, meneteskan air mata, suaranya bergetar lirih tapi penuh luka. “Bahkan kami, sahabatnya sendiri, tahu kalau Mei Lan tidak pernah berbohong tidak pernah sekalipun.”

Mei Rang berdiri lagi dengan wajah kesal, menahan sakit di kakinya. “Itu karena kalian bodoh! Mudah ditipu oleh gadis manipulatif seperti dia!”

Meli dan Simin saling menatap, lalu tertawa getir. “Bodoh?” kata Meli dengan sinis. “Kalau kami bodoh .…” Ia menatap mereka satu per satu. “Lalu kalian apa? Idiot? Gangguan kejiwaan?”

Mei Long, sang kepala keluarga yang sejak tadi diam, akhirnya angkat bicara. Suaranya dalam dan berat.

“Cukup! Apa maksud kalian dengan semua ini?”

Meli menatap lurus ke arahnya, matanya merah tapi tajam. “ Tidak perlu kami menjelaskan secara panjang lebar. Karena mata hati kalian sudah tertutup rapat. Suatu saat nanti, kalian semua akan tahu siapa yang sebenarnya berbohong, dan siapa yang kalian salahkan tanpa bukti.”

Simin menambahkan dengan suara dingin, menunjuk ke arah Mei Lin yang meringkuk di pelukan Dylan. “Dan ketika penyesalan itu datang, kalian sudah terlambat. Rasa bersalah itu akan menghantui kalian sampai kalian tak bisa bernapas.”

Setelah berkata demikian, Meli dan Simin berbalik pergi. Pintu besar kembali terbuka, dan suara hujan menggema ke dalam rumah. Bahkan para pelayan yang dari tadi menonton hanya diam membisu.

Meli menoleh sekali lagi ke arah mereka, matanya berkilat penuh kebencian.

“Berdoalah semoga Mei Lan tidak mati. karena kalau dia mati penyesalan kalian tidak akan berakhir seumur hidup.”

Dengan langkah tegas, kedua gadis itu meninggalkan mansion keluarga Mei.

Lily duduk perlahan di sofa, menatap kosong ke arah pintu.

“Berani sekali mereka datang ke rumah ini dan berbicara seperti itu,” gumamnya lirih, tapi nadanya masih penuh emosi.

Mei Long menghela napas panjang, menatap ke arah putranya, Mei Rang, yang masih tampak kesal.

“Mereka bicara seolah-olah kita yang bersalah,” katanya datar.

Mei Rang, yang sedari tadi berdiri sambil meringis tertawa sinis. “Sudahlah, Bu, Ayah. Jangan diambil hati omongan dua orang itu.”

Lily menatapnya. “Tapi bagaimana kalau ucapan mereka benar? Bagaimana kalau memang—”

“Ibu!” potong Mei Rang cepat. “Kau terlalu mudah percaya dengan omongan orang luar. Mereka itu sahabat Mei Lan. Tentu saja mereka akan membelanya. Tapi aku yakin, semua ini cuma akting.”

Lily mengerutkan kening.

Mei Rang mengangguk mantap, suaranya terdengar yakin sekali.

“Bukannya aneh, Bu? Tadi pagi kita mengusirnya dari rumah, dan tiba-tiba malam ini muncul kabar dia kecelakaan? Itu terlalu kebetulan. Aku yakin dia hanya ingin menarik perhatian dan memaksa kita untuk menerimanya kembali.”

Dylan, yang sejak tadi masih menenangkan Mei Lin, menimpali dengan nada setuju. “Aku juga berpikir begitu. Itu tipikal Mei Lan selalu mencari simpati. Kalau benar-benar parah, seharusnya pihak rumah sakit menghubungi kita berkali-kali, bukan hanya sekali.”

Lily terdiam sesaat, bibirnya bergetar, tapi akhirnya ia mengangguk perlahan. “Mungkin kalian benar. Selama ini dia memang selalu menimbulkan masalah.”

Mei Rang tersenyum puas, lalu menepuk bahu ibunya. “Sudahlah, Bu. Tidak usah dipikirkan lagi. Lebih baik kita beristirahat. Tiga hari lagi proyek penelitian Mei Lin akan dilaksanakan. Itu jauh lebih penting untuk masa depan perusahaan kita daripada drama Mei Lan.”

Mei Long akhirnya mengangguk setuju, meski wajahnya tetap tampak muram. “Benar. Kita tidak bisa membuang waktu untuk urusan yang tidak pasti.”

Mei Lin, yang sejak tadi berpura-pura menangis dalam pelukan Dylan, mendongak pelan dan berkata lembut.

“Lin-lin tidak mau ada pertengkaran lagi, Ayah Kak Mei Lan pasti akan kembali seperti biasanya.”

Mei Rang tersenyum miring. “Ya, dan saat dia kembali, kita akan tahu dia cuma akting.”

1
Fransiska Husun
👿👿🤬/Panic//Panic/
Umi Pipin
najis....Gedeg bnget
Chauli Maulidiah
lanjoooooootttt thoorrrr
V
lagi kak lagiii update yang banyak² pokoknya 😤😤😤😤
ratu
maaf tambah lagi Thor 🥺
vj'z tri
persahabatan bagai kepompong merubah ulat menjadi kupu-kupu ahay🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Ariska26
ikut emosi boleh gk si,,pngen ngebantai tu kluarga rasanya
Fransiska Husun: sampe ke ubun2 emosi q
total 1 replies
mama_im
gilaaaaaaa 🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬
bunda kk
keren
Yuni Alyssa
nanggung Thor lg donk biar ga penasaran 😂😂
Zea Rahmat
gregetannnnnnnnnnn🤬🤬🤬🤬🤬
Zea Rahmat
si peaaaaa🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬
Nurhayati Nurhayati
bikin penasaran 👍
Chauli Maulidiah
walah... lanjut po o Thor..
Tiara Bella
okey lanjut
ratu
penasaran Thor tambah lagi dong please
Zea Rahmat
penasaran karna nya apa
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Yulianti Azis: Flashbacknya agak panjang dkit kak. Biar dapet feelnyaa 🙏🙏😁😁
total 1 replies
Lauren Florin Lesusien
wah enak ada bestie didunia kuno bisa ngerumpi bareng 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Erna Fkpg
tiga sahabat sejati dipertemukan didunia kuno
Ririn Santi
oh syukurlah ternyata bestiannya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!