Dinda,Arin,Dimas,Dani dan Wiira berencana mengisi liburan setelah ujian akhir sekolah,mereka berencana pergi ke naik ke gunung ciremai.
Fadilah dan Farhan teman teman Dani yang mendengarnya ikut bergabung,mereka adalah seorang mahasiswa salah satu perguruan tinggi dikota Jakarta sedang liburan ditempatnya Dani.
Mereka tak menyangka liburan mereka jadi bencada dan mengakibatkan kematian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JK Amelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dinda berusaha kabur
Pak kyai dibaringkan ditempat tidur,beberapa murid kyai senior berkumpul mencoba menyadarkannya.
"Bagaimana ini?"tanya salah seorang santri.
"Sebaiknya kita laporan pada kyai Sepuh,"sahut yang lain.
Kyai Sepuh adalah Bapak dari kyai Safi'i,karena umurnya mencapai seratus tahun lebih,ia tidak lagi ikut campur urusan pesantren,bahkan ia lebih memilih bertafakur mengasingkan diri tinggal ditepi hutan tak jauh dari pesantren.
"Ada apa ini?"
Semua murid kyai Safi'i terkejut,mereka baru saja membicarakannya,tapi kyai Sepuh sudah ada didepan pintu,kyai Sepuh memang terkenal sakti,dulu ia adalah seorang jawara sebelum akhirnya bertobat dan mendirikan pesantren.
"Kyai Sepuh....!!"
Semua murid kyai Safi'i mundur,mereka memberi ruang pada kyai Sepuh.
"Fi'i,Fi'i apakah kamu sudah tidak butuh pertolonganku lagi,anak keras kepala,"setelah berkata seperti itu,kyai Sepuh duduk disamping tempat tidur,tangannya ditempelkan didada kyai Safi'i,sinar putih keluar dari telapak tangan kyai Sepuh,setelah beberapa saat kyai Safi'i terbatuk mengeluarkan darah hitam,matanya terbuka menatap kyai Sepuh.
"Bapak...?!"
"Yah,ini aku anak bodoh,mentang-mentang kamu sudah memimpin pesantren,kamu tidak butuh Bapakmu lagi,hah?tukkk....,"kyai Safi'i dipukul dengan tongkat yang dipegang kyai Sepuh.
"Auwww....,sakit,ampun pak,"kyai Safi'i mengelus tangannya yang dipukul pake tongkat,wajah kyai Safi'i terlihat segar lagi,setelah diobati kyai sepuh.
Sementara didalam Gua,Dinda meringkuk kedinginan didalam kerangkeng,sayup-sayup terdengar suara orang-orang memanggil namanya,Dinda bangun,ia duduk sambil menajamkan pendengarannya.
"Ya Allah tolong aku,tolong arahkan mereka kesini,bantu mereka menemukanku,ya Allah tolong hamba,"Dinda terus berdoa dalam hati.
Tiba-tiba didepan kerangkeng,berdiri perempuan yang wajahnya ditutupi topeng,"heh!! Jangan harap mereka bisa menemukanmu,semua orang yang sudah memasuki hutan ini susah untuk kembali ketika mereka menginginkan jiwanya,berdoalah terus,tuhanmu tidak akan mendengarkannya,ini adalah wilayah tuanku yang maha agung,"ujar perempuan itu sambil tertawa.
"Dasar gila kamu,siapa kamu?Apa yang kamu mau dariku?"
"Siapa aku,nanti juga kamu akan tahu,dan aku mengingingkan jiwamu,tuanku menginginkan jiwa murnimu,"jawab perempuan itu kembali tertawa.
"Dasar iblis,mereka pasti akan menemukan aku,aku yakin Allah pasti akan menolongku,dan ingat setiap perbuatan pasti ada balasannya,"ujar Dinda menatap perempuan didepannya penuh amarah.
"Hei!! hentikan ocehanmu,tuhan itu tidak ada,kalau tuhan ada pasti sudah menolongku ketika aku kelaparan,dia pasti tidak akan mengambil papahku dan memberikan apa yang aku inginkan,hanya tuanku yang agung yang bisa memberikan segala apa yang aku butuhkan."
"Cuihhh....,dasar iblis laknat,kamu lebih senang diberikan kebahagian yang semu,kamu lebih senang hidup sebagai budak iblis,padahal Allah memberikan semua kenikmatan tanpa syarat,dasar gila kamu,"Dinda tersenyum sinis sambil meludah.
"Kurang ajar kamu,kita akan lihat apa kamu masih bisa bersifat sombong seperti ini,"perempuan itu membuka gembok dan menarik Dinda keluar.
"plak..."
"plak..."
"plak...."
Perempuan itu menampar Dinda berkali-kali,darah mengucur dari sela bibirnya,ditariknya rambut Dinda sambil dihentakan kebelakang.
Dinda sedikitpun tidak mengeluh atau menangis,matanya nyalang menatap mata dibalik topeng dengan kebencian.
"Aku tidak takut padamu,rasakan ini."
"Bughhh..."
Dinda menghantamkan batu yang ia sembunyikan dibalik bajunya.
"Akhhhhh..."
Perempuan itu mundur memegang kepalanya yang mengeluarkan darah,kesempatan itu dipakai Dinda untuk melarikan diri,ia segera berlari keluar pintu Gua.
"Hei!! Jangan lari,awas kamu!!"Perempuan itu mengejar,tapi luka dikepalanya terasa berdenyut sakit,tak lama kemudian iapun pingsan.
Dinda bergegas berlari menuju pintu Gua,ia terkejut ketika sampai pintu Gua,ada air yang menggalir didepan pintu Gua.
"Berarti Gua ini ada dibalik air terjun,"gumam Dinda,Dinda melihat kebelakang tak ada yang mengejarnya,"syukurlah perempuan itu tidak mengejarku,"batin Dinda,ia berjalan berlahan mencari cara keluar,ia terus menyusuri pinggir Gua,setelah beberapa saat ia melihat semak,dan menyibakan semak itu,ia melihat tepian sendang dari atas situ.
"Kurang ajar,berarti waktu itu Arin benar-benar ada yang menarik dan mereka bersembunyi disini,dengan perlahan Dinda menuruni batu.
Ketika ia akan turun ketepi Sendang,ia melihat bayangan berjalan,"siapa itu?"Dinda bergegas sembunyi dibalik batu besar.
Seorang lelaki naik,menuju kemulut Gua,ketika lelaki itu melewati batu tempat Dinda bersembunyi ia berhenti sambil mengendus,melihat kesekeliling.
"Kok aku mencium bau manusia,"ujar lelaki itu,terlihat ia memeriksa sekitar.
Dinda menahan nafas,berusaha tidak bernafas untuk sesaat.
Lelaki itu berhenti,ia kembali mengendus,"kok,baunya hilang,"dia kembali mengendus,setelah yakin tidak ada apa-apa,ia kembali melanjutkan jalannya.
Setelah dirasa lelaki itu jauh Dinda cepat-cepat menghirup udara,dadanya seperti mau pecah.
"Huh huh huh huh....."
Dinda menyandarkan tubuhnya didinding batu tubuhnya terasa lemas,ketika ia akan melangkah terdengar suara orang bercakap-cakap dari mulut Gua.
"Bagaimana bisa kabur,kamu gila ya,makanya jangan main-main,beginikan akhirnya,"suara lelaki marah pada seseorang.
"Gawat mereka sudah tahu,bagaimana ini?"jantungnya berdegup kencang,ketika kedua orang itu turun dan hendak melewati Dinda,Dinda bergegas menahan nafasnya.
Kedua orang itu sudah melewati Dinda dan bergegas mengelilingi Sendang,Dinda melihat mereka dari atas,terlihat mereka berdebat,tapi anehnya,dibawah cahaya bulan,perempuan yang tadi ia pukul pakai batu harusnya terluka,tapi ia seperti tidak merasakan sakit sedikitpun,padahal ada bekas darah dirambutnya,tapi seolah-olah luka bekas pukulan batunya hilang.
"Gila,apakah mereka bukan manusia,tapi aku bisa merasakan tangan mereka hangat ketika bersentuhan,aku harus segera pergi dari sini,aku tidak mau mati disini,ya Allah tolong hamba,tuntun hamba mencari jalan pulang,"Dinda bergegas turun melihat sekitar dengan hati-hati,ia menuruni batu demi batu.
Ketika Dinda mulai meninggalkan air terjun,Dinda tertegun melihat kesekeliling,ia bingung harus kemana.
"Ya Allah beri hamba petunjuk,kemana kaki hamba harus melangkah,"Dinda bersandar dibatang pohon besar yang terlindung dari pandangan mata,cahaya bulan masuk remang-remang diantara daun-daun membuat hutan agak sedikit terang.
Sementara suara-suara malam mulai terdengar,jantung Dinda berdetak kencang ketika terdengar suara gemerisik semak-semak dan tawa cekikikan perempuan,bukan hanya satu tapi banyak.
Dinda menatap keatas pohon,diatas pohon sosok-sosok perempuan berbaju putih bergelantungan terbang dari satu pohon kepohon lain,sosok-sosok itu menatap Dinda tersenyum menyeringai.
Tubuh Dinda gemetar,sesaat ia tertegun,kemudian ia tersadar,ia mulai bergerak mundur dan menjauh,lalu berlari.
"Mau kemana kamu?"
"Hihihihi...."
Sosok-sosok perempuan itu mengikuti Dinda melayang dari satu dahan ke dahan lainnya
"Ya Allah tolong hamba,"Dinda berzikir dalam hati sambil terus berlari,tanpa mau menoleh atau melihat,ia sudah tak perdulikan jalan,kaki dan tangannya tergores duri semak-semak,tapi Dinda tidak perduli.
Sementara diluar hutan,para tim SAR yang baru keluar dari hutan banyak yang mengalami muntah-muntah,badannya panas dan kejang-kejang bahkan ada beberapa yang kesurupan.
Suasana menjadi kacau,pak Santoso dan pak Yitno berusaha menyadarkan mereka,karena banyaknya yang kesurupan,maka orang yang kesurupan diikat kaki dan tangannya agar tidak pergi kemana-mana
"Bagaimana ini pak?"pak Yitno mendekati pak Santoso yang berusaha menyadarkan satu persatu orang kesurupan.
"Usahakan yang masih sadar berzikir,terus baca ayat kursi dan al'iklas,jangan sampai pikirannya kosong,dan bantu menyadarkan temannya,"ucap pak Santoso panik.
Sementara Ibunya Dinda menatap semua orang yang kesurupan dengan ketakutan,ia berada dipintu tenda ditemani tim SAR yang lainnya.
kembali jadi ke aslinya kakek peot
dr awal aku juga udah curiga sama Dimas...
tengah malam puncak ritual
Dinda di buat telanjang
di depan pemuja setan ?
kabur ketangkep mulu
banyak jiwa Gentayangan
biarpun minim bekal nya
kakek dan Dinda butuh pertolongan secepatnya.
good luck Dani
mudah-mudahan dukunnya hebat aja ini ya ... kekuatan hitam dilawan kekuatan hitam juga... takutnya Dani nih malah meninggoy gimana....
perempuan itu
pemuja setann , sulit sekali di lawan
hutan mnjd angker karna banyak penganut iblis yang bebas melakukan ritual disana
bersekutu dgn ibliss
gaya nya sombong pula ,
tapi ngga tegas ,
pulang saja ,
ibu sama kakeknya juga blm kasih ijin ,