"Aku ingin bercerai karena aku sudah tahu maksud busuk mu! Tidak ada hubungannya dengan Rose! Aku tidak pernah mencintaimu sejak awal. Kau telah merampas posisi Rose sebagai istriku!"
"Selama aku tidak menandatangani surat cerai, itu tetap dianggap selingkuh! Dia tetaplah perusak rumah tangga!"
Setiap kali Daisy melawan ucapan Lucifer, yang dia dapatkan adalah kekerasan. Meskipun begitu dengan bodohnya dia masih mencintai suaminya itu.
"Karena kamu sangat ingin mati, aku akan mengabulkannya!"
Kesalahpahaman, penghianatan, kebohongan. Siapa yang benar dan siapa yang salah. Hati nurani yang terbutakan. Janji masalalu yang terlupakan. Dan rasa sakit yang menjadi jawaban.
Apakah kebenaran akan terungkap?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon little turtle 13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dia Kembali?
Lucifer tidak kembali selama kurang lebih sebulan, seolah-olah keduanya telah memulai perang dingin yang tak berujung.
Daisy menatap kalender dengan tanda lingkaran merah yang dibuatnya. Rasa getir muncul di hatinya. Besok adalah ulang tahun pernikahan mereka yang ke empat.
"Dia sama sekali tidak menganggap serius pernikahan ini, jadi bagaimana mungkin dia bisa mengingatnya?" gumam Daisy sambil menertawakan dirinya sendiri dan melihat ke luar jendela.
"Aku selalu berpikir, kenapa dia menerima pernikahan ini?"
"Tapi aku tidak pernah merasa menyesal. Karena ini adalah janji yang kami buat. Meskipun hanya aku yang mengingatnya.."
Tanpa sadar air mata telah menggenang di ujung dagunya.
"Aku baik-baik saja dengan ini semua. Aku benar-benar baik-baik saja~" hatinya semakin terpelintir mendengar ucapan itu dari dirinya sendiri.
Tok tok~
Suara ketukan pintu membuatnya tersadar, dan dengan cepat dia menghapus air matanya dan kembali tersenyum.
"Nona Daisy, apakah anda di dalam?" terdengar suara Paman Calix dari luar sana.
"Iya, sebentar.." jawab Daisy.
Daisy membuka pintunya dan tersenyum seolah tak terjadi apa-apa.
"Ada apa, Paman Calix?" tanya Daisy.
"Nona, Tuan Muda meminta saya untuk mengantarkan dokumen. Dokumen itu ada di ruang kerjanya. Tapi saya tidak tahu yang mana, karena Tuan Muda langsung menutup panggilannya sebelum saya bertanya," jelas Paman Calix.
"Bolehkah aku saja yang mengantarkannya?" tanya Daisy dengan mata yang berbinar.
Paman Calix tersenyum, kemudian mengangguk.
...****************...
Daisy memarkir mobilnya di tempat parkir perusahaan. Saat hendak membuka sabuk pengaman, tiba-tiba dia melihat mobil yang dikenalnya datang dari pintu depan dan berhenti. Itu adalah mobil Lucifer.
Begitu pintu mobil terbuka dan Lucifer keluar dari sana, Daisy hendak membuka pintunya untuk mengejarnya. Tetapi apa yang di lihatnya membuatnya tertegun. Daisy kembali menutup pintunya.
Lucifer berbalik dan berjalan ke sisi lain mobil, lalu mengulurkan tangannya untuk menyentuh wajah orang yang tertidur di dalam.
Orang di dalam mobil itu bangun dan perlahan turun, lalu berlari ke pelukan Lucifer seperti bayi. Dia mengangkat tangan Lucifer dan meletakkannya di wajahnya. Keduanya saling tersenyum bahagia. Kemudian pergi dengan Lucifer yang merangkul pinggang Rose.
Daisy benar-benar terkejut saat menyaksikannya, lalu merasakan hawa dingin di hatinya. Rasanya sangat sakit, melihat suami yang selalu memasang wajah suram dan dingin terhadapnya sedang tersenyum lepas di hadapan wanita lain.
"Rose telah kembali?" gumam Daisy.
"Apakah selama ini Lucifer tidak pulang karena sedang bersama Rose?"
"Tapi kami telah menikah, apa Rose masih punya kesempatan?"
Daisy menggigit kuku nya hingga berdarah. Kecemasan mulai menguasai tubuhnya. Daisy menenggelamkan wajahnya di atas stang mobil. Dada nya sangat sesak, air mata pun mulai jatuh tak terhentikan.
Daisy mengurungkan niatnya untuk masuk ke gedung perusahaan. Dia menghabiskan lebih dari dua jam hanya duduk di dalam mobilnya sebelum memutuskan untuk keluar.
Dia masuk ke gedung itu, dan menaiki lift. Setelah lift terbuka, dia berjalan menuju kantor Presdir. Sudah empat tahun dia tidak menginjakkan kaki di tempat itu, sejak terakhir kali Lucifer memperingatkan nya.
"Nona Daisy, apa kabar?" sapa seorang wanita yang Daisy sendiri lupa siapa orang itu.
"Baik.." jawab Daisy dengan ramah.
"Halo, Nona Daisy~"
"Selamat siang, Nona Daisy~"
Orang-orang yang lewat semuanya menundukkan kepala dan memberi salam hormat. Meskipun canggung, Daisy mencoba yang terbaik untuk tetap tersenyum dan menjawab dengan ramah.
"Nona Daisy, mengapa anda ada di sini?" tanya Gavin dengan ekspresi bingung.
"Saya di sini untuk mengantarkan beberapa dokumen, di mana Lucifer?" tanya Daisy dengan senyum ramah.
"Di kantor, berikan dokumennya pada saya. Biar saya yang mengantarnya pada Presdir.." Gavin mengulurkan tangan untuk mengambil dokumen itu.
Daisy tiba-tiba menarik tangannya dengan panik dan melangkah mundur. Setelah melihat wajah terkejut Gavin, dia berkata dengan ringan, "Maaf, aku akan melakukannya sendiri.."
Daisy tiba di depan ruangan Lucifer dan hendak mengetuk pintu. Namun tiba-tiba terdengar tawa riang Lucifer dan Rose yang ceria dari dalam sana.
Daisy membeku di tempat. Dia tidak berani merusak suasana yang harmonis itu, jadi dia meletakkan dokumen-dokumen itu di rak dekat pintu dan segera pergi.
"Tunjukkan dokumen itu padanya nanti. Dan tolong jangan katakan bahwa aku yang datang ke sini.." ucap Daisy pada Gavin dengan senyum canggung.