NovelToon NovelToon
Aku Anak Siapa Ibu

Aku Anak Siapa Ibu

Status: tamat
Genre:Single Mom / Selingkuh / Angst / Tamat
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Ayumarhumah

Amira harus menelan pil pahit, ketika seorang kekasih yang selama ini dia sayangi harus bersanding dengan sahabatnya sendiri, dengan alasan cintanya sudah habis dengannya, bahkan selama satu tahun ini sang kekasih bertahan karena berpura-pura dan tanpa terpikir panjang lelaki yang bernama Arya itu mengakhiri begitu saja hubungannya dengan Amira di saat yang bersamaan Amira ingin memberi kejutan kalau dia tengah mengandung benih kekasihnya itu. Akankah Amira sanggup membawa pergi benih dari mantannya itu? nantikan kisah selanjutnya hanya di Manga Toon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

Marco begitu tertegun, andai saja Arya tahu kalau anak yang berada di tengah-tangah nya itu merupakan darah dagingnya, andai saja Marco tidak menghargai privasi Amira pasti sudah lama dia akan memberi tahu temannya itu.

   Puas berfoto-foto saat ini mereka tengah dihadapkan dengan aneka hidangan seafood bakar yang membuat perut meronta-ronta untuk segera di isi.

  "Ayo makan dulu," ucap Amira pada semua temannya.

  "Sayang kamu mau apa?" tanya Amira pada anaknya.

  "Ambilkan aku kepiting asap saja Bu," pinta putri kecilnya itu.

  "Baiklah Sayang, kalau begitu Ibu ambilin dulu ya," ucap Amira sambil mengambilkan nasi dan juga kepiting asap untuk anaknya.

  Mereka pun menikmati hidangan dihadapannya, masing-masing dengan begitu hikmat. Makan-makan sudah selesai perut pun terisi kenyang dan setelah itu mereka memutuskan untuk pulang.

  "Mir, makasih ya untuk semua," ucap Julian ketika sudah berada di perjalanan pulang.

  "Iya, sama-sama," sahut Amira.

  "Eh, kalau kau ingin ke Jakarta jangan lupa ya hubungi aku, pasti akan ku jamu kalian berdua dengan sangat baik," ungkap Julian yang merasa puas atas jamuan dari Amira yang menurutnya begitu baik.

  "Ah, gak usah repot-repot kaya gitu," sahut Amira yang memang tidak pernah enakan terhadap orang lain.

  "Biar saja Mir, itu orang biar keluar duit dikit lah," timpal Marco sambil fokus mengemudi.

  "Sialan lu Mar, emang Lo pikir gue pria pelit gitu," kesal Julian yang membuat seisi mobil pada ketawa.

   ******

Keesokan harinya, saat ini mereka sudah bersiap-siap untuk pulang ke Jakarta dengan membawa Mbah Iyam yang memang ingin ikut bersama dengan cucunya di hari tuanya.

  Tangis haru kini menyelimuti keluarga Amira, meskipun dia tidak ada hubungan darah dengan Mbah Iyam dan juga Ana, tapi Amira sudah menganggap keluarga Mbah Iyam layaknya saudara kandung, karena sedari kecil Amira sudah tumbuh kembang bersama orang-orang yang tidak memiliki hubungan darah.

  "Mira, terima kasih banyak sudah menjaga Mbah ku dengan baik," ucap Ana sambil menitihkan air mata.

   "Ana, Mbah Iyam sudah aku anggap seperti nenekku sendiri jadi kau tenang saja ya," sahut Amira.

 Amira pun mulai menatap ke arah Mbah Iyam yang sudah duduk di kursi roda.

  "Mbah, baik-baik ya, mungkin kita terpisah untuk sementara waktu saja, nanti kalau sudah sembuh Mbah bisa pulang kembali ke kampung halaman Mbah," pinta Amira.

  "Nak, jangan lama-lama ya kau berada di sini segera kau susul si Mbah ini ke Jakarta," pinta Mbah Iyam.

  "Iya, Mbah tenang saja," ucap Amira sekedar hanya menenangkan hati Mbah Iyam, karena pada dasarnya dia enggan kembali menginjakkan kakinya di ibu kota.

  "Marco, Julian, makasih ya sudah berkenan datang kemari, aku harap pertemuan kita ini tidak melebar kemana-mana, tolong rahasiakan hal ini dari siapapun apalagi dengan seorang yang bernama Arya," pinta Amira.

  "Baik Mir, kita pasti akan menjaga rahasia ini jangan khawatir," ucap Julian yang diangguki oleh Marco.

  "Makasih ya," sahut Amira.

 Saat ini Amira mulai menitipkan sesuatu yang sudah dibungkus dengan amplop putih kepada Ana.

  "An, tolong kasihkan ini pada bunda suci, bilang saja, padanya kalau aku di sini baik-baik saja dan sampaikan permintaan maafku yang belum bisa mengunjungi beliau dan adik-adik panti," pinta Amira.

  "Baiklah Mir, beliau juga sudah tahu kesibukanmu di sini, dan beliau begitu bahagia ketika mendengar kabar baikmu meskipun hanya lewat telepon," ungkap Ana.

  "Iya An, aku tahu.

  Saat ini mereka mulai diantar mobil untuk menuju ke bandara, di saat itu pula hari Namira bagikan teriris memang sesakit itu melepas kepergian seseorang yang begitu berarti dengan hidup kita.

  "Mbah Iyam semoga di sana kau betah," ucap Amira sambil menatap kepergian mereka.

  ******

  Sekitar satu jam lebih, pesawat sudah mendarat dengan sempurna ke bandara Soekarno Hatta, Mbah Iyam begitu terkejut ketika pertama kali menginjakkan kakinya di ibu kota, rasa senang bahagia campur menjadi satu, meskipun saat ini dirinya hanya mampu berjalan diatas kursi roda setidaknya dia bisa merasakan tinggal di kota besar impian semua orang.

  "Mbah, gimana perasaannya?" tanya Ana yang melihat neneknya menatap takjub suasana ibu kota yang ramai dan banyak pengendara berlalu lalang.

  "Ramai sekali Nduk, sayang Amira dan cicitku gak ikut juga," ungkap si Mbah yang merasa haru.

  "Iya, nanti Amira juga nyusulin Mbah kalau tidak sibuk," sahut Ana.

  "Dia itu gak pernah ada waktu luang Ndok, setiap hari dunianya untuk bekerja dan bekerja," ucap si Mbah.

  "Iya nggak apa-apa Mbah, Amira kan punya anak yang harus di biayai," papar Ana.

"Iya Nduk, dan kesuksesan yang di raihnya itu semua tidak luput dari usaha kerasnya selama ini," sahut si Mbah.

  ******

Sedangkan saat ini Amira begitu terbayang-bayang dengan sosok Mbah Iyam, padahal belum ada sehari beliau meninggalkan kota ini, tapi rasanya sedari tadi air matanya tiada berhenti membasahi pipinya, ingin sekali rasanya nyusul Mbah Iyam tapi kondisi dia di sini begitu sibuk tidak bisa di tinggalkan.

"Ah, si Mbah kenapa harus tinggalin aku di sini sendiri Mbah," gumam Amira sambil menahan rindu.

Di saat sedang menyendiri tiba-tiba saja pintu kamarnya di ketuk, dan ternyata anak perempuannya itu yang mengetuk.

"Assalamualaikum Bu," ucap Afifah.

"Walaikum salam Nak, ih sudah datang," sahut Amira.

"Sudah, Bu. Oh iya Mbah buyut sama lainnya udah pulang ya?" tanya gadis kecilnya itu yang diangguki oleh ibunya.

"Ya jadi sepi deh," keluh gadis kecilnya itu.

"Kan rumah kita selalu ramai Nduk, kalau kita kangen tinggal video call saja," jelas Amira.

"Oh ya Bu, tadi di sekolah ada PR dari Bu guru, di suruh buat puisi untuk ayah kita, kalau boleh tahu memang gambaran wajah ayah Afif seperti apa, kan dari dulu ibu gak pernah bercerita dan juga gak ngasih fotonya juga," ucap Afifah.

"Sayang, memangnya gurumu menyuruhmu membuat puisi tentang ayah, kenapa tidak ibu saja kan Afif cuma punya ibu," terang Amira.

"Aku sudah bilang, sama Bu guru, tapi untuk kali ini tema nya ayah, dan kata Bu guru kita di suruh tanya sama ibu bagaimana baiknya ayah selagi masih hidup," ungkap bocah kecilnya itu.

"Ayahmu orang yang begitu baik Nak, makanya ibu jatuh cinta sama dia, dan ayahmu juga merupakan sosok yang penyayang," terang Amira, yang Memeng menceritakan hal baik dari Arya selepas dari hal buruknya, apapun itu Amira tidak ingin sang anak mengetahuinya.

"Ibu, apa wajah ayah mirip sekali ya! Dengan aku soalnya wajah ibu gak ada mirip-miripnya denganku?" tanya gadis kecilnya itu yang membuat hati ibunya menjadi sedih jika mengingat tentang Arya.

'Mas Arya, anakmu sudah besar Mas, dan selalu menanyakan tentangmu, aku harus jawab apa coba? Andai kamu tahu wajahnya begitu mirip denganmu,' batin Amira.

Seketika Afifah memanggil ibunya yang sedari tadi diam tidak menghiraukan panggilannya.

"Ibu ... Kenapa diam?" tanya anaknya itu yang membuat Amira sedikit terkejut.

"I-iya Sayang, ayahmu begitu mirip denganmu," sahut Amira.

Bersambung.....

1
Eka Sari Agustina
👍👍
Siti Kholimah
👍👍👍
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
kakanya blm tau kalo mau punya adek kembar thor
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
jangan panggil dia lah ke ibunya
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
jangan kebapaknya lagi smoga regan bisa
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
aduh mewek gua thor ampe lupa kelas berapa ini afif
Ayumarhumah: kelas satu kalau gak salah, maklum udah tamat jadi lupa😂😂😂
total 1 replies
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
aturan gak usah dikasih tau...
Yani Suryani
Regan gak kayak Arya yg hidup belang
Regan mah punya pendirian kuat apalagi ini menyangkut hati
Yani Suryani
emang apa yg akan kamu lakukan setelah keluar dari penjara, ingin jadi penjahat yg lebih dari ini atau jadi psikopat
wiihh dari remaja aja udah kek gitu merasa kalau kamu keturunan dari orang berpengaruh
ngeri nih anak 😈
Yani Suryani
yg parasit itu kamu sendiri Nadin gak ngaca,kamu bisa kaya karena deketin Arya yg kaya, sedangkan Amira benar" kaya bukan dari orang lain tapi dari jerih payahnya sendiri
andinurwaty Singke
.v'::98
Yani Suryani
Aluna itu kayak ibunya ganjen kalau sama laki,,
Yani Suryani
semoga Amira bertemu dengan laki" yg baik, jangan sampai kembali lagi sama Arya
Ayumarhumah: iya kakak
total 1 replies
Gio Raraawi
malas banget dgn Regan dan Mira yg punya hubungan, menurut itu kurang pas
Kasih Bonda
next Thor semangat
Omah Omah
aq kurang suka baca ya kalw dean bilng cantik lebay thor ganti nama aja
Omah Omah
afif ga sama dean juga udah kaya gion sombing
Omah Omah
setuju amira 🥰
Jumi Eko
Bagus
Anonymous
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!