Ini adalah kisah perjalanan seorang mafia italia yang bernama Ken dari keluarga Gatto salah satu keluarga mafia kelas kakap yang ada di italia,lika liku kehidupan gelap mafia ia jalani menjadi mesin pembunuh terbaik di keluarga Gatto,awal mula ketika ia diculik oleh sindikat perdagangan manusia di korea dan ia dibawa ke italia untuk dijadikan pekerja paksa namun siapa sangka ketika ia mencoba kabur dari sindikat tersebut ia bertemu dengan bos mafia di sana.Ken pun menjadi anak angkat bos mafia yang bernama Emilio itu.ia disekolahkan dan didik menjadi mesin pembunuh yang kejam hingga tidak ada satupun di dunia mereka yang tidak mengenal seorang Ken,orang yang kejam,berdarah dingin,diskriminatif dan berani itu menjadi pembunuh nomor satu di italia,bahkan namanya tidak hanya terkenal di keluarga mafia yang ada di italia saja,keluarga keluarga mafia dari berbagai belahan dunia mengenal baik nama seorang Ken
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gatto Pieno, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33
Ken menatap tajam pria yang bernama Asuka itu.
"Ada apa kau mencariku di distrik ini?" tanya Asuka.
"Aku tidak ingin berlama-lama. Cepat serahkan cincin emasmu itu," ucap Ken tanpa basa-basi lagi.
"Kau menginginkan ini?" Asuka menunjukkan cincin emas Keluarga Tomodachi di jari tengahnya.
"Kalau begitu ambil sendiri," tantang Asuka.
Ken maju ke tempat Asuka duduk. Ia meluncurkan tinjunya ke arah wajah Asuka dengan cepat.
SYUUUT... BUKK!
"Eh?? Kapan dia menghindar?" gumam Ken dalam hati. Ia terkejut tinjunya tidak mengenai Asuka, padahal ia telah mengerahkan tinju terkuatnya itu.
Dengan santai Asuka masih duduk dengan posisi yang sama, tanpa bergeming sedikit pun.
"Apa yang kau lakukan?" ejek Asuka.
Ken mengeluarkan pisaunya dan kembali menyerang Asuka dengan seluruh teknik yang pernah ia pelajari.
SRAATT... SRETTT!
"Apa yang kau lakukan? Kau hanya merusak sofaku saja," Asuka masih duduk dengan santainya.
"Bagaimana mungkin ia bisa menghindari semua seranganku?" Ken masih terkejut dengan kemampuan lawannya kali ini. Selama ini ia belum pernah bertemu dengan lawan yang kekuatannya tidak dapat diprediksi olehnya.
Asuka berdiri dari tempat duduknya dan maju mendekati Ken.
"Biar kuajari bagaimana teknik bela diri yang sesungguhnya," Asuka menendang pisau dari tangan Ken, membuat pisaunya terpental dari tangannya.
"Sekarang kita sama-sama tidak memegang senjata. Perlihatkan seluruh teknik bela diri yang pernah kau pelajari," tantang Asuka.
Mendengar ucapan Asuka itu, Ken sedikit tersulut emosi. Ia maju membabi buta mengeluarkan semua teknik bela dirinya.
BAK... BUKK... BUKKK!
Dengan santai Asuka menangkis semua serangan Ken. Ia bahkan mengeluarkan serangan balasannya.
"Apa hanya segini?" Asuka menunjukkan wajah meremehkannya kepada Ken.
"Jika kemampuanmu hanya segini, jangan harap kau bisa mengambil cincin ini dari tanganku," Asuka melancarkan serangan telak kepada Ken. Ia menendang tepat di dada Ken, namun sempat ditangkis olehnya, membuatnya termundur beberapa langkah akibat tendangan Asuka.
"Biar kuberitahu kau satu hal. Level bela diri kita berbeda dari yang kau bayangkan. Jika kau ingin menyerah, aku akan mempersilahkan kau pergi tanpa luka sedikit pun," ucap Asuka.
"Itu tidak akan terjadi," ucap Ken dingin.
"Ternyata tekadmu boleh juga," Asuka tersenyum dan melancarkan serangannya kembali ke arah Ken.
Ia meninju semua titik vital tubuh Ken dengan akurat, lalu menendang tubuhnya hingga membuat Ken terpental jauh mengenai meja bar, membuat para pengunjung memperhatikan mereka.
Ken yang terpojok berdiri dari jatuhnya itu. Ia harus mendapatkan cincin itu.
Ketika Ken baru berdiri, Asuka kembali melancarkan tendangannya ke arah kepala Ken, membuat Ken kembali terjatuh untuk kesekian kalinya.
"Menyerahlah! Aku akan membiarkan kau pergi," ucap Asuka melihat Ken yang sedang terjatuh itu.
"Itu tidak akan terjadi," Ken masih memegang tekadnya itu.
"Jika kau tidak ingin menyerah, apa boleh buat kau akan kuhabisi di sini," ucap Asuka sambil menarik pakaian Ken dan membantingnya.
BAK... BUKK... BAKK... BUKKK!
Asuka meninju Ken tanpa ampun, hingga membuat wajah Ken penuh dilumuri oleh darah yang keluar dari hidung dan bibirnya.
Setelah sekian lama Asuka memukuli Ken, ia membuat Ken tidak sadarkan diri.
"Sudah kubilang padamu, kau tidak akan menang melawanku," ucap Asuka menatap Ken yang sedang pingsan itu.
"Kalian bawa dia, buang dia keluar," perintah Asuka pada anak buahnya lalu pergi meninggalkan Ken.
"Baik, Tuan," ucap mereka.
Anak buah Asuka mendekat ingin mengangkut tubuh Ken yang pingsan itu, namun belum sempat mereka memegang tubuh Ken.
BUKK... BUKKK... BUKKK!
Asuka menghadap ke belakang karena mendengar keributan dari anak buahnya.
"Ternyata kau masih bisa berdiri," Asuka tersenyum melihat Ken.
Ken mengambil botol minuman keras dan memecahkannya di meja bar, membuat para pengunjung berteriak histeris.
"Aku masih belum kalah," ucap Ken dengan dingin, bajunya berlumuran darah.
"Kalau begitu majulah," tantang Asuka.
Ken maju mulai menyerang kembali Asuka, namun pergerakannya sedikit melambat karena luka yang diterimanya. Ketika ia mulai mendekat, Asuka menahannya.
"Cukup!" ucap Asuka.
Ken menghentikan pergerakannya dan berlutut kelelahan.
"Kau sudah memperlihatkan tekadmu, itu sudah cukup," ucap Asuka. Ia melepas cincinnya dan melemparkannya kepada Ken lalu pergi membalikkan badan, ingin meninggalkan Ken yang sedang kelelahan itu.
"Kenapa?" ucap Ken pelan.
Asuka membalikkan badannya melihat Ken.
"Kenapa kau memberikan cincin ini, padahal aku belum mengalahkanmu?" ucap Ken. Ia sedikit frustasi karena selama ini belum pernah dikalahkan oleh siapa pun.
"Karena tekadmu. Melihatmu pantang menyerah mengingatkanku akan masaku ketika belum menjadi apa-apa," ucap Asuka. Ia berdiri di depan Ken yang sedang menunduk.
Dulu...
Asuka adalah anak dari seorang yakuza pada masanya. Ibunya meninggal saat melahirkannya. Setiap harinya ia hanya dipukuli oleh ayahnya. Ia selalu berusaha melawan ayahnya itu, namun semakin ia melawan, semakin hancur tubuhnya dipukuli oleh ayahnya. Setiap hari ia belajar bela diri demi balas dendam pada ayahnya. Hingga suatu ketika saat ia berhasil mengalahkannya, ia membuat ayahnya koma dengan memukulkan pot bunga ke kepala ayahnya, membuatnya masuk ke dalam tahanan remaja. Setiap hari ia bertarung mengalahkan seluruh isi tahanan, membuatnya disegani oleh para tahanan dan juga sipir penjara remaja itu. Ia memperkuat tubuhnya di dalam tahanan untuk menuntaskan balas dendamnya, bukan kepada ayahnya saja, tapi kepada seluruh komplotan yakuza yang menaungi ayahnya. Setiap hari ia berlari dan mengangkat beban menggunakan batu-batu besar yang ada di penjara. Ia bahkan berlatih memukuli pohon hingga membuat pohon itu berlubang oleh tangannya.
Ketika ia keluar dari penjara, ia langsung mencari komplotan yakuza itu dengan sebilah samurai. Ia berhasil menaklukkan komplotan yakuza itu, namun tidak dapat dipungkiri ia juga mendapatkan luka yang sangat parah di tubuhnya. Ketika ia sudah kelelahan bertarung dengan komplotan yakuza, ia pingsan tepat setelah mengalahkan komplotan yakuza itu. Ketika ia terbangun, ia sudah berada di markas Keluarga Tomodachi. Di situlah pertama kali ia bertemu dengan Takeshi dan ditawari menjadi bagian keluarganya.
"Kenapa kau bisa sangat kuat?" Ken menatap Asuka yang sedang berdiri di depannya.
"Penderitaan," jawab Asuka singkat.
"Kau mungkin menderita, tapi penderitaanku lebih dalam," Asuka menatap Ken.
"Tubuhmu memang berbakat bisa mempelajari berbagai macam teknik bela diri, tapi seluruh teknik tidak akan berkembang jika kau tidak fokus pada titik terang dirimu sendiri," Asuka menjelaskan.
"Titik terang?" Ken bingung dengan penjelasan Asuka.
"Kau akan tahu dengan sendirinya nanti," Asuka meninggalkan Ken.
Asuka masuk ke dalam ruangannya tadi dan kembali duduk di sofanya yang penuh bekas pisau Ken tadi.
"Hampir saja," Asuka menghela nafas.
Anak buah Asuka mendengar Asuka berkata seperti itu, bertanya.
"Maksud Anda, Tuan?" Anak buah Asuka bertanya.
"Orang itu spesial. Ketika ia tidak sadarkan diri, aku melihat bagaimana ia melawan rasa sakit tubuhnya untuk langsung sadar dari pingsannya. Itu adalah stamina yang tidak pernah aku lihat sebelumnya, dan mungkin saja tubuhnya memiliki aliran darah yang kencang sehingga membuat jantungnya lebih cepat, membuat pergerakannya begitu cepat," jelas Asuka.
Anak buahnya hanya mengangguk pelan berusaha memahami penjelasan Asuka.
"Suatu hari nanti, jika ia memahami potensinya, ia akan menjadi monster yang tidak pernah terbayangkan oleh siapa pun," ucap Asuka sambil menghisap rokoknya.
Saran, lanjut thor, semangatt