NovelToon NovelToon
Cinta Habis Di Orang Lama

Cinta Habis Di Orang Lama

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Cinta Murni / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: mom fien

Cinta yang habis di orang lama itu, nyatanya bukan karna belum move on, tapi karna dia punya ruang tersendiri.
-anonim-

Kisah cinta pertama yang harus berakhir bukan karena tidak lagi saling mencintai.

"Aku terdiam menutup mataku, berpikir apa yang akan kukatakan. Akhhh Malika... kenapa ini begitu sulit? Tuhan tau betapa keras usahaku untuk melupakanmu, tapi sepertinya kini hanya dinding yang ada di hadapanku. Dulu ada satu titik, kita yakin pada kata selamanya, saat kamu meninggalkanku, rasanya aku menjadi seperti zombie. Aku yakin aku telah melewatinya tapi melihatmu kembali dihadapanku, kenapa aku jadi menggila seperti ini?."

Full of love,
From author 🤎

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom fien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

"Kak Aryo, selamat kak", ucapku di telepon malam itu.

Kak Aryo telah dinyatakan lulus tadi siang.

"Makasih Ka".

"Sekarang misi berikutnya adalah cari pacar hahahaha", aku bisa membayangkannya tertawa saat ini.

"Jadi kapan kakak nembak kak Sheila?".

"Secepatnya Ka, biar bisa cari kerja bareng".

Kak Sheila kuliah di tempat yang sama dengan kak Aryo, mereka setingkat namun berbeda jurusan. Sama seperti kak Bima, kak Sheila juga berasal dari Jakarta, jadi hampir dipastikan kak Aryo akan mencari pekerjaan di Jakarta.

Lucu rasanya membayangkan masa depan, kak Bima dan kak Aryo sama-sama akan ke Jakarta, jadi ada kemungkinan aku akan kembali ke Jakarta juga. Sekian tahun aku melarikan diri dari Jakarta, tapi ternyata kota ini memiliki magnet yang menarikku.

"Kak Bima, sudah pesan makan kak?".

"Belum, cuma minum aja. Aku nunggu kamu Ka".

Aku segera melihat menu dan memesan makanan kami.

"Kak, kak Aryo sudah lulus sidang kemarin".

"Ohya... mmm", jawabnya sambil mengunyah makanan.

"Kak Aryo mungkin akan mencari pekerjaan di Jakarta. Kak Bima juga beres sidang mau cari kerja kesana juga kan kak?".

"Sama sepertimu, kamu pasti nyusul kakak kan Ka?".

"Iya kak".

"Apa jadwal sidang kakak sudah keluar?".

"Harusnya dalam minggu ini Ka".

Saat ini aku sedang menunggu kak Bima menjalani sidang, aku duduk tidak jauh dari ruangan sidang sambil memainkan HPku.

"Ka...", panggil kak Bima.

"Bagaimana kak, lancar kak?".

"Aku lulus Ka", ucapnya sambil memelukku.

"Kak ini kampus".

"Hehehe... iya lupa Ka".

"Selamat ya kak".

"Kita rayain yuk kak, makan atau nonton,, mau ga kak?".

"Boleh, tapi ke kos dulu ya Ka, aku ganti baju dulu".

Aku mengangguk mengiyakan.

"Kak, aku ke atm dulu ya, kakak duluan aja nanti aku nyusul".

"Bareng aja Ka, aku tungguin".

"Ga usah kak, kakak duluan jadi kita bisa langsung pergi nanti".

"Ok, aku duluan ya".

Tidak lama aku tiba dikosan kak Bima, dan pamit kepada penjaga kos untuk langsung naik ke lantai 2 menuju kamar kak Bima.

"Braaakkk... ", terdengar suara beberapa barang jatuh saat aku membuka sedikit pintu kamarnya. Kulihat buku-buku yang biasanya tersusun rapi di atas meja kini berserakan di lantai. Kak Bima terlihat emosi saat ini. Kenapa tiba-tiba moodnya berubah?.

"Kak...", panggilku dan menutup pintu kamarnya.

"Jangan mendekat dulu Ka", ucapnya dengan nada marah.

"Ada apa kak?".

Ia hanya menggelengkan kepalanya dan kembali menatap meja di depannya.

Aku tidak bertanya lagi, sambil memberinya waktu untuk menenangkan diri, aku jongkok membereskan buku-buku itu.

"Aku saja Ka", sambil mengambil kasar beberapa buku yang berada ditanganku.

Karena perlakuannya itu, badanku tidak seimbang dan terjatuh ke belakang. Kepalaku membentur lemari disamping meja.

"Aww...", ucapku.

Kak Bima langsung membuang buku ditangannya dan memeriksa kepalaku, sambil berkata,

"Maaf Ka, sungguh ga sengaja".

Setelah melihat kepalaku baik-baik saja ia memelukku.

"Maaf aku tadi lagi marah sama papa", ucapnya sambil memelukku.

"Iya aku ga apa-apa kak".

Kemudian ia menggendongku dan membawaku duduk diatas tempat tidurnya.

"Kamu duduk disini, aku beberes dulu".

Aku mengangguk pelan.

Setelah selesai membereskan buku, ia duduk di sampingku.

"Apa masih sakit Ka?", tanyanya sambil mengusap kepalaku.

"Udah ga kak".

"Maafin aku ya, aku ga sengaja".

"Iya kak".

Kemudian ia mencium bibirku dan aku membalas ciumannya.

"Bagaimana kalau kita hari ini di kos aja Ka?".

"Iya kak", kemudian kak Bima tidur diatas pahaku.

"Apa kakak mau cerita apa yang barusan terjadi?", aku bertanya sambil mengusap kepalanya.

"Kita nonton Netflix aja yuk Ka".

Kak Bima mencari-cari film, menghindari pertanyaanku.

Tidak lama ia tertidur dalam pangkuanku. Aku menyelesaikan menonton film Netflix. Setelah film berakhir, pelan-pelan aku berdiri dan mengatur bantal untuk kepala kak Bima agar ia nyaman. Aku mencium pipinya, lalu berjalan ke meja mencari sticky note.

"Kak Bima pules banget tidurnya, aku pulang dulu ya kak", lalu menempelkan note itu di HP nya.

"Tok... tok... Malika".

Aku baru saja selesai mandi sore, kamar kosku memiliki kamar mandi dalam.

"Loh kak Bima? Kirain kak Bima bablas sampai malam tidurnya", ucapku sambil membuka pintu.

"Maafin aku ketiduran, kemarin aku ga bisa tidur karena mikirin sidang", ucap kak Bima sambil memelukku.

"Kak rambutku masih basah, nanti baju kakak basah", ucapku sambil membuatnya menjauh.

"Sini mana hairdryer kamu? aku keringin rambutnya".

Aku memberikan hairdryer kepadanya, kemudian kami duduk diatas tempat tidurku.

"Kamu udah makan?".

"Belum, tapi aku udah beli makanan".

"Kak Bima?".

"Nanti kita makan bareng ya, selesai ini aku beli makan di depan kos aja terus bawa kesini", ucap kak Bima.

Aku menanggukkan kepalaku.

"Udah cukup kak, segini aja keringinnya".

Kemudian kak Bima memegang rambutku, lalu mencium leherku.

"Geli kak", ucapku sambil tersenyum sambil berbalik menghadap ke arahnya.

Iya memegang tekuk leherku, membawa wajahku mendekat, memeluk pinggangku, lalu mencium bibirku. Saat itu, yang terdengar hanyalah decakan ciuman kami yang memenuhi sudut ruangan kamarku.

Setelah kami mulai kehabisan nafas, ia melepaskan tautan bibirnya.

"I love you Malika".

"Love you too kak".

Malam itu kak Bima pulang lebih larut daripada biasanya. Ia menungguku sampai tertidur pulas dalam pelukannya. Aku sedikit terbangun saat ia mengeluarkan tangannya dari bawah leherku, sambil mengecup pipiku ia berkata,

"Selamat tidur sayang".

Samar kudengar ia melangkah pergi dan menutup pintu kamarku.

1
Mustika Wati
suka cerpen ini, singkat, padat, alurnya jelas, dan relate dengan realita
fien: makasih kak 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!