NovelToon NovelToon
PANGERAN MY BAD BOYFRIEND

PANGERAN MY BAD BOYFRIEND

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cintamanis / Playboy / Basket / Bad Boy / Enemy to Lovers
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: cipaaiinee

Baru menginjak kelas 12, ada saja hal yang membuat Syanza harus menghadapi Pangeran, si ketua Savero.

Ketua apanya coba, tengil gitu.


"Lo pikir, lo kodok bisa berubah jadi pangeran beneran, hah??" Ketus Syanza.
"Emang gue pangeran," balas Pangeran angkuh.
"Nama doang, kelakuan kayak setan!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cipaaiinee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 13

Dengan perasaan yang berkecamuk, Syanza melihat ragu Pangeran. Ini serius Pangeran marah padanya? Percaya tidak percaya sebenarnya.

Damn.

Tampang lelaki itu malah ingin membuatnya untuk mencakar-cakar sampai berbekas. Dirinya ditipu oleh suara serius Pangeran. Lihatlah, malah lelaki itu menahan tawanya melihat ekspresi dirinya yang ketakutan.

Syanza melempar bantal milik klinik pada Pangeran.

Dengan sigap pangeran menerima lemparan bantal itu. Dan memeluknya seraya menutupi wajahnya yang sudah puas membuat Syanza kesal.

"Lo mah, tahu ah."

Syanza turun dari brankar tanpa memerhatikan pijakan kakinya.

Sampai di mana jempol kakinya terlipat karena tidak hati-hati. Syanza menutup erat matanya, sudahlah hari ini hari yang sial baginya. Mau sampai seremuk apalagi tubuh dan dahinya ini.

Grep

Syanza tidak merasakan rasa sakit di mana pun, melainkan lengan yang melingkar erat di perutnya.

Matanya terbuka, kemudian mendongak melihat Pangeran yang membuang napas gusar.

"Lo bisa gak sih hati-hati, hah? Ceroboh banget jadi cewek."

Mendengar nada sarkas dari Pangeran membuat Syanza ciut dan takut. Dirinya memang dikenal kuat, namun terkecuali dengan nada seperti membentak.

"I-iya," cicit Syanza. Tangannya dengan gugup berusaha melepaskan lengan Pangeran yang masih berada di perutnya.

Pangeran mendengus. Ia membantu Syanza bangun, dan kemudian menuntun Syanza untuk duduk kembali.

Tanpa diduga Syanza, lelaki di hadapannya rela berjongkok untuk melihat luka di jari jempol kakinya. Tidak sampai mengeluarkan darah, hanya saja rasa nyerinya luar biasa.

"Altar, bangun. Gue gak papa," ujar Syanza menarik lengan baju Pangeran. Merasa tidak enak juga diperlakukan begini.

Pangeran mengabaikan ucapan Syanza dan masih mengusap lembut area nyeri gadis itu.

"Pangeran." Syanza terpaksa mengangkat kedua lengan Pangeran untuk bangun.

"Masih nyeri gak?" tanya Pangeran mengusap lembut dahi Syanza dan meniupinya.

Gadis itu terpaku dengan hal manis yang dilakukan Pangeran padanya, kemudian ia menggeleng kikuk.

Tidak percaya dengan respon kekasihnya. Pangeran menekan dahi itu dengan telunjuknya.

"Awhss. Ihh!" Syanza menabok tangan Pangeran. "Sakit tahu," lanjutnya.

"Katanya enggak sakit," cibir Pangeran membenarkan rambut Syanza yang terurai.

"Ya lo teken, bego," sebal Syanza, bibirnya tidak berhenti menggerutu entah apa, Pangeran pun tidak mendengarnya jelas.

Lelaki itu fokus pada rambut Syanza. Dirinya merogoh saku celana kanannya dan mendapatkan satu karet gelang yang ada di sana, kemudian dengan telaten mengumpulkan rambut Syanza untuk di cepol. Meskipun tidak rapi, tapi itu sudah lumayan tidak membuat Syanza risih.

Syanza? Perempuan tersebut tengah menetralisir degupan jantungnya yang berpacu cepat. Perasaan aneh macam apa ini?

Tersadar dengan karet yang Pangeran dapatkan, lantas Syanza bertanya, "Lo dapet dari mana karetnya?" Menatap penuh curiga pada lelaki itu.

Pangeran mengedikkan bahunya. "Bekas makan nasi uduk, maybe."

Syanza membulatkan matanya dan memukul dada Pangeran. "Orang lain yang di saku tuh duit, dan lo malah karet. Aneh banget tahu, gak," oceh Syanza.

Pangeran mensejajarkan parasnya dan wajah Syanza. Dengan jahil ia mengecup singkat sudut bibir gadis cerewetnya ini.

Cup

"Buktinya itu berguna, bawel," ucap Pangeran.

"Altar!-"

"Be quiet, babe. Ini klinik," peringat Pangeran menyentuh bibir Syanza dengan telunjuknya.

"Abisnya lo ci-"

Cup

"Abisnya gue apa, hm?" goda Pangeran kembali mendaratkan kecupan.

"Main cium aja, gak sopan," sarkas Syanza mengusap bekas kecupan itu.

Tangan Pangeran menahan tangan Syanza yang akan meninggalkan bekasnya. "Berani lo lap, gue makan bibir lo."

1
Puji Lestari
bagus... ceritanya menarik
Puji Lestari
lanjut.... ceritanya bagus...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!