Kepergian wanitanya menyisakan luka yang teramat dalam bagi Agra. Dari sekian banyaknya waktu yang ia tunggu, hanya pertemuan yang ia harapkan,
Setelah pengingkaran janji yang sempat ia terima, pertemuan masih menjadi keinginannya dalam setiap tarikan nafasnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Misshunter_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dia Milik ku
bruak...
Tubuh lemah itu tersungkur, dengan luka lebam dan sudut bibir yang mengeluarkan darah segar
Agra sengaja membawa ketua musuh kehadapan Eren, namun sial pria keparat itu tidak ada disini,
Agra muncul setelahnya, ia temukan sang istri yang tengah memeluk lututnya ketakutan. Namun Kiara sama sekali tak beranjak dari atas tempat tidur itu
"sayang.." gumam Agra ditempatnya berdiri
cairan bening membayang dipelupuk mata, Kiara menggeleng kearah Agra "jangan mas!" cicitnya
Agra mengerutkan keningnya dalam, kenapa dengan istrinya? Apa Eren telah melakukan sesuatu yang seharusnya menjadi hak Agra?
"Bangsat!" umpat Agra, dadanya Kian sesak kala membayangkan Eren telah melakukan lebih pada sang istri
tak ada yang bisa Kiara lakukan, ia terus menangis ditempatnya seraya kepala terus menggeleng penuh permohonan
saat Agra hendak ayunkan langkahnya, dari arah belakang seseorang mencekal leher Agra
Agra berontak "lepas!!"
Kekehan Eren terdengar, "Kau pikir, kau lebih pintar dariku?"
ketua musuh yang tersungkur itu bangkit, diikuti dengan Wily
sementara Eren tetap diam dibelakang Agra tak memberikan celah pada Agra untuk melawan
"Jangan Eren. aku mohon" teriak Kiara sesenggukan
Eren keluarkan senjata api yang sudah ia persiapkan, menyimpannya tepat dibelakang kepala Agra
"Lihat Ki, dia pria yang sudah merebut kamu dari ku, sekarang ucapkan selamat tinggal padanya, mungkin hari ini terakhir kali kamu bisa melihatnya"
satu jam sebelumnya..
"Tuan.. Markas diserang. Semua tunduk pada musuh" beritahu seseorang disebrang telepon
"dia membocorkan tempatku menyekap istrinya?"
"ya tuan, mereka dalam perjalanan menuju kediaman tuan"
"baiklah akan aku beri dia sedikit kejutan"
panggilan terputus seraya Eren mempersiapkan rencananya, ia akan biarkan Agra untuk masuk dalam perangkapnya
itu akan semakin memudahkannya untuk membinasakan suami kekasihnya,
"kau yang memilih masuk kedalam kandang singa, jadi jangan salahkan aku jika singa itu menerkam mu!"
hingga disini lah Agra disebuah ruangan yang cukup luas, dengan mudahnya ia bisa menemukan Kiara karna semua sudah dalam pengaturan Eren
"Lepaskan istri gue!!" amuk Agra,
"lepaskan? Aku akan melepaskannya tapi tentu saja untuk hidup bersamaku. Boleh aku ambil kembali milikku?"
"Brengsek, dia milik ku" sahut Agra marah
"Ki.." panggil Eren "aku kembalikan lagi padamu, kau boleh memilih siapa yang kau inginkan" ucap Eren
Kiara tergugu, pasalnya ia tahu watak keras Eren. Ia seperti ada dalam sisi jurang setelah berhasil lari dari kejaran monster
Kiara menggeleng "Eren, aku mohon. lupakan semua tentang kita. Biarkan aku hidup dengan bahagiaku dan kamu berhak hidup dengan bahagiamu. Diluar sana masih banyak wanita yang bisa kamu dapatkan"
Eren terkekeh "Sialan, meskipun dalam keadaan seperti ini kekasih ku tetap memilih mu pria brengsek!" maki Eren pada Agra
Eren menarik pelatuknya, tekadnya sudah bulat untuk melenyapkan Agra
dia penyebab satu satunya Kiara tak ingin kembali padanya,
Dorrrrrr....
Dorrrrrr....
"AAAAAaaaaa...." teriak Kiara sembari memejamkan matanya kuat, ia tutup kedua telinganya berusaha menepis suara yang memekakan telinga
"tidak... Tidak..." ia tidak ingin kehilangan Agra untuk selamanya, kalau Agra mati Kiara akan ikut menyusul meskipun tak ada jaminan surga untuknya
ia mendongak, membuka matanya takut takut, namun ia temukan suaminya yang masih berdiri kokoh disana
sedetik kemudian tubuh Eren merosot dan darah mengucur tepat pada pangkal lengan dan perutnya
Wily bergerak cepat menghampiri tubuh Eren yang bersimbah darah, ia kecolongan "Tuan.. Tuan.."
"bagaimana tembakan ku kali ini, sudah lebih baik?" suara Reino muncul dan menghampiri Agra
"hampir aja kena gue!" goda Agra
"Ck!" Reino berdecak, ia datang diwaktu yang tepat bersama anak buahnya, melumpuhkan anak buah Eren yang sungguh tidak ada apa apanya
Agra terkekeh, ia alihkan tatapnya pada Kiara yang tengah menatap kearahnya dengan binar bahagia
Agra hampiri merentangkan kedua tangannya dihadapan sang istri, sedetik kemudian Kiara melompat masuk kedalam dekapan yang sangat ia rindukan
Kiara menghindu aroma tubuh suaminya, mengobati kekalutannya yang sempat mendera, Kiara takut kalau Eren benar benar akan membunuh suaminya
bagaimana kalau sampai itu terjadi, kemana lagi Kiara harus lari?
"maaf mas sedikit terlambat menyelamatkan kamu" ucap Agra penuh sesal "lain kali ajak mas kemanapun kamu pergi, selama mas bisa mas akan antar kamu"
terasa kepala Kiara mengangguk di dadanya, "maaf aku sudah membuat mas khawatir"
"tentu mas khawatir, kalau sampai kamu pergi lagi dari hidup mas. Mas harus mencari kamu kemana lagi, separuh nafas mas ada dikamu sayang" Agra kecupi puncak kepala Kiara dalam
menyalurkan kasih sayang yang ia miliki, supaya istrinya tahu bahwa ia amat berarti dalam hidup Agra
"udah dong woy main peluk pelukannya, kasian sama jomblo tampan satu ini" goda Reino
Agra dan Kiara terkekeh mendengar godaan sahabat mereka, semua terjadi tak luput dari bantuan Reino, ia banyak membantu dalam misi penyelamatan sang istri,
akan ia ingat kebaikan sahabatnya sampai kapanpun.
*
*
"Kiara.." teriak bunda senang, ia bawa Kiara dalam dekapan nyamannya,
Kiara balas pelukan nyaman bunda, ia rasakan kasih sayang ibu mertuanya begitu tulus
"kamu gak papa sayang? Mana yang sakit?" khawatir bunda, ia pindai tubuh menantunya dari atas hingga bawah,
semua tampak baik baik saja, kecuali perban yang menempel dipipi mulusnya
"ini kenapa sayang pipi kamu?"
Kiara merabanya "ini kena serpihan kaca bun" beritahunya, dan Agra langsung membawa Kiara ke klinik sepulang dari tempat penyekapan Eren untuk mengobati lukanya takut infeksi begitu katanya
"ya ampun.. Manusia biadab. sekarang kemana dia biar bunda unyeng unyeng sekalian" gerutu bunda
"udahlah bun, semua udah selesai berkat bantuan Reino" timpal Agra "semoga saja dia gak kembali berulah"
"haah semoga saja. Ayo masuk kalau begitu ayah juga sedari tadi berdo'a untuk keselamatan kamu" ujar Kinanti sembari menggandeng tangan putrinya
saat sampai diruang tamu, mereka temukan ayah Ikram yang tengah tertidur disofa dengan kepala mendongak dan mulut terbuka
Agra terkekeh "saking kuatnya do'a ayah, sampai sampai matanya kewalahan" godanya
Kinanti hampiri, ia tepuk pundak ikram gemas "ayah.." panggilnya, tak ada sahutan hingga ditepukan kedua "AYAH..."
Ikram mengerjap sembari berujar, "Aamiin yaarabbal'alamin"
Kinanti berdecak sebal, melihat tingkah sang suami
sementara Kiara dan Agra terkekeh, mereka pergi menuju kamar Agra meninggalkan dua sejoli yang sepertinya akan terjadi perang kedua
Kiara dan Agra duduk pada sofa yang ada didalam kamarnya, Agra kecupi punggung tangan sang istri
sungguh kejadian yang menguras tenaga dan sangat memilukan, andai Agra bisa bergerak lebih cepat
Istrinya tak mungkin akan mendapatkan luka begini, "apa ini sakit?" ucap Agra menatap luka dipipi istrinya
Kiara menggeleng, "tidak terlalu"
"maafkan mas ya.."
Kiara tersenyum kecil, "sudah berapa kali kamu mengatakan maaf sedari tadi mas, aku sungguh tak apa karna saat ini aku sudah aman bersama kamu, suamiku"
Agra tersenyum senang mendengar kalimat penenang sang istri, semoga saja itu menjadi do'a untuk hidupnya agar selalu dalam penjagaan Tuhan dengan rasa aman.