PANGERAN MY BAD BOYFRIEND

PANGERAN MY BAD BOYFRIEND

Chapter 1

BRAK...!

Suara balok kayu yang diadukan dengan kursi itu terdengar dari dalam gudang.

Seorang pemuda dengan penampilan tidak sesuai notabane siswa, rambut acak-acakan, baju tidak dikancing menampilkan kaos hitamnya, slayer hitam ysng terikat dikepalanya dan juga lengan baju yang dilipat. Dia Pangeran Alastar Shankara, kelas 12 SMA Bhantara, ketua dari geng Savero.

Wajahnya persis mewarisi paras ayahnya, Kaizen. Hidup tanpa seorang ibu dari umur 10 tahun, membuat Pangeran menjadi anak yang pembangkang, bukan pembangkang seperti melawan sang ayah, tetapi sudah di atur. Pangeran termasuk anak yang mempunyai tampilan galak, sangar, dan juga membuat orang yang baru melihatnya merinding.

Namun, tanpa disangka. Pemuda itu penakut kucing, tidak suka makan sayur, dan juga kelakuan tengil juga jahil. Apalagi jika sudah mengerjai guru, bisa tertawa puas Pangeran melihatnya. Anaknya tidak bisa sopan, tapi dibalik itu semua Pangeran hanya melampiaskan rasa sedihnya jika mengingat sang mama.

"BANGUN ANJING!"

Tangan Pangeran menarik kerah baju seorang siswa yang tersenyum remeh padanya.

"Lo milih mana? Uks yang deket atau kuburan dibelakang sekolah?"

Pasalnya sekolah ini dekat dengan kuburan, hanya tinggal menyebrang dari arah belakang sekolah.

"Opsi lain dong," tawar siswa itu tidak ada takut-takutnya.

"Anying nih anak nyalinya gede," sahut Jarrel.

Jarrel Zeandra, punya kepribadian humor yang tinggi. Hobinya membawa balok kayu, dan sekarang balok kesayangannya telah patah akibat ketuanya. Status masih jomblo, pernah pacaran tapi ia putuskan. Katanya cewek itu baperan, dirinya meminta nomor cewek lain didepan pacarnya saja marah-marah. Ya jelas, siapa yang tidak marah. Agak lain emang.

"Lepasin aja dia. Buang-buang waktu," timpal Zergan.

Zergan Sakaezar, cowok batu tapi punya hati lembek jika melihat orang yang sudah tua kesusahan. Hobinya menggambar, status single. Tidak ada yang berani mendekatinya, orang lelaki ini memberi jarak ditampangnya.

Pangeran mendengus, kemudian mendorong siswa itu yang tak lain Arjuna.

"Lo khianatin kita karena apa?" Tanya Cakra.

Cakra Anggara Sanjaya, cowok yang paling suka merokok di sekolah, hobinya main basket, status sudah ada yang punya meskipun beda sekolah tapi hatinya setia. Tingkahnya tidak jauh beda dengan Jarrel, tapi tengilnya sama dengan Pangeran.

"Khianatin apa elah! Tiba-tiba gue diseret ke gudang buat digebukin gini," dengus Arjuna menyeka darah dari sudut bibirnya.

Arjuna Bimantara, cowok yang tidak ada takutnya pada Pangeran. Dia menjadi teman sepadan dalam adu jatos dan juga soal akademik serta masalah bolos. Keduanya hampir sama, bahkan banyak yang menyebut mereka kembar beda bapak ibu tentunya.

Arjuna tidak peduli orang lain menganggapnya seperti apa. Oh iya, hobinya suka membuat teman dan orang lainnya salah paham. Lelaki yang cerdik membohongi dan menjalankan sesuatu. Contohnya kejadian ia dituduh sebagai pengkhianat. Dari mananya coba? Perihal lihat fotonya dengan musuh Savero, yaitu Xerox.

"Kalian ini terlalu gegabah. Lo juga," tunjuk Arjuna pada Pangeran. "Gue tahu lo orang kompeten, tapi kalau lagi ada masalah yang lain jangan ditumpahin ke gue dong," ujarnya.

"Sorry," balas Pangeran.

Pangeran ini memang tidak percaya dan tidak yakin bahwa Arjuna akan melakukan hal menjijikkan seperti mengkhianati gengnya sendiri.

"Lo abis dimarahin Syanza, ya?" Tebak Jarrel mendapat bogeman mentah dari Pangeran.

Dug

"Sialan muka gue. Elah bos, gue nebak doang juga," ujar Jarrel meringis merasakan kedutan di rahangnya.

"Nebak nebak, dikira gue gak tahu. Lo nguping, babi!" Sarkas Pangeran mengingat kembali wanita itu meminta putus terus.

"Gimana gak capek si Syanza. Orang lo bikin dia cemburu, terus lu jahilin ditempat umum, terus-"

"DIEM GAK LO!"

"Oke, Cakra yang ganteng siap diam," sahut Cakra mengangkat kedua tangannya, tanda menyerah.

"Balik kelas, Ran," ucap Zergan.

"Kalian duluan," perintah Pangeran.

Mereka beriringan melewati Pangeran yang ingin menenangkan diri lebih dulu. Orang lain nenangin diri lihat pemandangan, ini lihat meja kursi dan barang bekas sekolah. Agak lain emang ketua Savero ini.

"ARGHHH BANGSAT!"

Di dalam kelas telatnya kelas IPS 2, terlihat seorang gadis yang tengah prengat prengut, cemberut. Tidak lain ialah kekasih Pangeran, Syanza Axella.

Gadis yang banyak digemari dan dikagumi lara kaum adam. Wajah manis, imut, tapi galak itu perpaduan yang menggemaskan untuk menjadi tontonan mereka. Namun sayang seribu sayang, Syanza malah mempunyai hubungan dengan ketua Savero yang dikenal sikapnya tengil tapi tampangnya serem.

Syanza memiliki hobi menyanyi dan menulis jika otaknya tengah memikirkan alur, maka ia tidak akan lupa untuk menulisnya sebagai ide untuk kelanjutan ceritanya.

Alasan dirinya menerima Pangeran yang kerap kali ia panggil Alastar, Altar. Syanza pernah iseng memangil Pangeran dengan sebutan Alas, tapi malah mendapat hukuman yang di ada-ada cowok itu. Kalian tahu apa? Ya, menjadikannya babu selama tiga hari. Apa tidak kesal seorang Syanza disuruh ini itu. Karena kesal, Syanza meminta hal lain selain menjadi babu yang membuat harga dirinya jatuh, Pangeran malah meminta dirinya menjadi pacarnya. Dan itulah alasan Syanza menerima Pangeran sebagai kekasihnya.

"Syanza cantik, kenapa cemberut terus sih."

Pernyatanyaan itu keluar dari pita suara Ghea.

Ghea Shafira. Sahabat Syanza nomor satu dari SD. Bahkan dari orok mereka sudah saling mengenal, hanya saja dipisahkan oleh kepindahan Ghea ke Kalimantan. Untung saja ketika masuk SD mereka bertemu kembali karena Ghea memilih tinggal bersama nenek kakeknya.

Hal yang disukai Ghea yaitu menggambar. Jika disamakan dengan teman Pangeran, yaitu Zergan.

Hanya saja Ghea takut jika berinteraksi dengan lelaki itu, padahal dirinya penasaran sesama pelukis. Dan Zergan juga seperti memberi isyarat untuk tidak mendekatinya. Belum dekat udah ditolak keras, kasihannya Ghea ini.

"Itu si tungik. Udah tahu gue paling gak suka asap rokok, dia malah sengaja ditiupin ke muka gue, emang setan. Lebih dari setan, setan aja minder lihat dia," dumel Syanza menyilangkan kedua tangan didepan dadanya.

"Gue maksud lo, hm?"

Syanza menoleh cepat untuk memastikan cowok itu. Sejak kapan Pangeran sudah berada di sebelahnya. Lalu Syanza menatap Ghea, dan cewek itu tersenyum tersiksa.

"Bisa gak sih jangan uncam ancem sahabat gue. Dia takut," ujar Syanza menoyor kepala Pangeran yang semakin mendekat.

"Garang banget sih," ucap Pangeran.

Setelah menenangkan diri dan menjernihkan pikiran. Pangeran berjalan santai melewati beberapa kelas sampai tepat di kelas sang kekasih yang bertetanggaan dengan kelasnya, IPS 1.

"Ngapain lo ke sini. Bentar lagi bel masuk, sana pergi." Syanza mendorong tubuh Pangeran untuk pergi. Tapi usahanya tidak membuahkan hasil, lelaki itu diam saja.

"Alastar!"

"Yes, babe."

"Jijik, gak usah panggil gue babe babe kayak babi tahu gak ke dengernya juga."

Ghea sudah sedari tadi mundur, tidak ingin terbawa masalah oleh perdebatan sahabatnya dengan sang kekasih.

"Cuma lo doang gue romantis. Orang lain yang ngarep mah lewat," balas Pangeran bangga.

"Yaudah sana sama orang lain gak usah sama gue, alay."

Pangeran terkekeh melihat muka Syanza yang semakin menekuk.

"Cemburu, hm?"

"Dih amit-amit. Udah sana ih, kelas lo bukan di sini juga."

"Tinggal pindah. Mudah bagi gue," ujar Pangeran malas.

"Iya gue tahu duit lo banyak, mindahin lo ke kelas lain cuma seujung jari, cetek."

"Itu tahu gue kaya raya tujuh turunan."

"Idih." Syanza malah dibuat naik darah jika terus begini. Pangeran jika semakin dipuji malah ngelunjak.

Treng

Treng

"Sana ke kelas Pangeran Alastar! Sahabat gue mau duduk, lo rebut tempatnya," usir Syanza.

Sedangkan Ghea anteng saja di meja belakang yang kosong karena orangnya tidak masuk karena sakit, dan yang satu izin.

"Selamat siang anak-anak!"

"Siang, Bu!" Seru siswa/i kelas IPS 2.

"Selamat siang Ibu Jelita," sapa Pangeran melambaikan tangan pada guru itu.

"Pangeran Alastar Shankara!"

"Yes, I am," ucap angkuh Pangeran.

"Ngapain kamu di kelas ini? Lupa sama kelas sendiri?" Geram Bu Jelita.

Guru ini salah satu korban kejahilan Pangeran. Dengan percaya dirinya lelaki itu bilang jika Bu jelita dipanggil kepala sekolah untuk membicarakan hal penting, tapi ternyata itu cara Pangeran untuk mengusir guru tersebut supaya tidak mengajar. Memang kurang ajar.

"Pintu keluar sebelah sana. Silakan Pangeran," ucap guru itu sedikit menekan setiap kata yang diucapnya.

"Sebentar, Ibu. Saya lagi kangen sama pacar saya yang imut garang ini," ucap Pangeran menoel pipi Syanza.

"PERGI ALASTAR SHANKARA!"

Muak sudah Syanza menghadapi tingkah Pangeran.

Bu Jelita tersenyum bahagia karena anak muridnya bisa mewakili emosi yang siap ia luapkan.

"Kurang lengkap namanya, sayang."

Lihat?! Ada saja jawaban yang buat orang lain darah tinggi.

"AAAAAA STRES GUE LAMA-LAMA. PANGERAN ALASTAR SHANKARA ANAK BANDEL BIN TENGIL BIN KURANG AJAR, PERGI GAK LO?!"

MANTAP!!

Seperti itulah pikiran teman sekelas dan gurunya pada Syanza.

"Salah, bin Kaizen-"

"SATU."

"Astaga-"

"DUA."

"Kayak mau maraton aja harus di itung," dengus Pangeran bangkit dari duduknya.

Cup

"Jangan teriak-teriak kasihan tenggorokannya."

Setelah mencuri satu kecupan di pucuk kepala Syanza, Pangeran berjalan santai melewati semua orang dan tersenyum ramah tapi---pada Bu Jelita yang cengo.

"KURANG AJAR LO ALASTAR!" Teriak Syanza tidak terima mendapat kecupan dari seorang Pangeran.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!