Tahun 4025, dunia hancur akibat ledakan laboratorium ilegal yang menyebarkan virus zombie. 5 tahun berjuang, Lin Zirong mempunyai kekuatan istimewa yaitu tumbuhan dan es dengan level 10, serta ruang angkasa istimewa.
Sayangnya Lin Zirong dikhianati oleh teman dan kekasihnya, ia dijadikan objek penelitian oleh ilmuwan dan pejabat rakus yang haus akan kekuatan luar biasanya.
Dalam keputusasaan dan amarah, ia menggunakan sisa kekuatannya untuk meledakkan laboratorium tersebut, menghancurkan semua orang di dalamnya. Dengan senyuman mengejek terakhir, ia menatap temannya yang panik sebelum segalanya berakhir dalam ledakan besar.
Namun, bukannya mati, Lin Zirong terbangun di tubuh seorang wanita muda, Yu Yuning, yang meninggal dikamar pernikahan, akibat diracun tepat setelah melakukan proses sakral pernikahan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melihat Pertunjukan Gratis
Di sudut ruangan, Yu Yuning duduk bersandar santai di dinding batu yang dingin, bibirnya melengkung membentuk senyuman tipis. Matanya berkilat-kilat penuh ejekan saat melihat pertunjukan gratis di hadapannya.
"Hah, ini lebih seru dari pertunjukan opera. Bagaimana bisa mereka saling menyalahkan setelah semuanya sama-sama ditipu?" ucap Yu Yuning dalam hati.
Dengan nada santai, ia akhirnya membuka mulut. "Hahaha... Jadi kalian semua bodoh, ya?"
Ruangan itu seketika menjadi sunyi.
Para selir yang sedang bertengkar langsung menoleh ke arah Yu Yuning, ekspresi mereka seolah tidak percaya dengan apa yang baru saja mereka dengar.
"Apa katamu?" Selir Chen menyipitkan mata.
Yu Yuning mengangkat alisnya dengan santai. “Aku bilang kalian bodoh. Sudah tahu berada di dalam penjara, masih saja percaya dengan omongan penjaga. Sejak kapan mereka bisa dipercaya?”
Ruangan itu seketika hening. Beberapa orang saling bertatapan, menyadari kebenaran dalam kata-katanya.
“Jangan bercanda! Kita hanya ingin mendapatkan makanan yang layak!” Selir Bai berteriak.
Yu Yuning terkekeh. “Dan kalian pikir penjaga penjara akan memberikan makanan enak hanya karena kalian menyerahkan perhiasan? Bahkan jika kalian memberikan seluruh harta keluarga kalian, mereka tetap akan memberi kalian makanan busuk seperti tadi.”
“Diam kau!” Selir Chen menunjuk Yu Yuning dengan gemetar. “Apa hakmu bicara seperti itu? Kau hanya wanita yang baru menikah beberapa hari dengan Shen Wei! Kau bukan siapa-siapa di sini!”
Yu Yuning menghela napas panjang, lalu memutar bola matanya dengan malas. “Ya, ya, aku memang baru menikah dengan Shen Wei. Tapi setidaknya aku tidak sebodoh kalian yang masih mengira bisa hidup seperti bangsawan di tempat seperti ini.”
Wajah Selir Chen memerah karena marah. Namun sebelum ia bisa membalas, seseorang berteriak dari tengah kerumunan.
“Ini semua salah Bibi Shen Hao!”
Semua mata kini tertuju pada Bibi Shen. Kini lebih agresif.
“Apa maksudmu?!” ia membentak.
Selir Bai menunjuknya dengan marah. “Kaulah yang menyerahkan perhiasanmu lebih dulu! Jika kau tidak memberi contoh, kami tidak akan terpengaruh dan ikut memberikan barang-barang kami!”
“Benar! Seharusnya kau lebih cerdas!” Selir Chen ikut menyalahkan.
“Sekarang semua perhiasan kami hilang! Apa kau akan menggantinya, Shen Hao?!” suara lain berseru.
Bibi Shen menggebrak lantai penjara. “Berani sekali kalian menyalahkanku! Aku juga ditipu! Bukankah aku juga memberikan perhiasanku tadi?!”
“Tapi kau yang memulainya!” Selir Bai tetap tidak mau kalah.
Anak-anak selir yang lain, yang sejak tadi hanya diam, kini ikut beraksi.
“Kalian jangan hanya bicara! Hajar dia saja!”
Bahkan anak perempuan para selir yang ikut di penjara bersama ibu mereka mulai memukul Bibi Shen dengan tangan kecil mereka.
Bibi Shen terkejut. “Berhenti! Kalian sudah gila?!”
Bibi Shen mengangkat tangan untuk melindungi dirinya, tetapi serangan mereka semakin menjadi-jadi.
Namun, para wanita yang putus asa tidak peduli. Kekacauan pun meledak.
Jeritan dan teriakan memenuhi ruangan penjara.
“Lepaskan aku! Dasar perempuan jalang!” Bibi Shen menepis tangan yang menarik rambutnya.
“Kembalikan perhiasan kami!!” Selir Chen berteriak histeris.
“Kita semua ditipu, bodoh! Perhiasan kalian tidak akan kembali!” Bibi Shen mencoba menjelaskan, tetapi tidak ada yang mau mendengarkan.
Namun, suasana tetap kacau. Semua orang saling menyalahkan, antara Bibi Shen, para selir, anak-anak mereka, dan bahkan keluarga Mu Wang yang juga ikut tertipu.
Yu Yuning berkata santai, "Teruskan, hajar dia.. Wah seru sekali para bangsawan saling menyalahkan."
Ia pun memasukkan tangannya ke dalam lengan bajunya dan mengeluarkan segenggam biji bunga matahari dari masa depan yang pastinya enak, yang ia ambil dari ruang angkasanya.
Ia mulai mengupas dan memakannya dengan santai, seolah sedang menikmati pertunjukan yang menarik.
Melihat hal itu, Suami nya, Shen Wei, Ibu Shen, Shen Ning, Xu Kai, dan beberapa pelayan menatapnya dengan kaget.
Xu Kai mengerutkan kening. "Dari mana Nyonya Muda mendapatkan makanan?"
Shen Ning mendekat dengan ekspresi bingung. "Kakak ipar, apa itu?"
Yu Yuning tersenyum kecil. "Biji bunga matahari. Mau?"
Ia pun membagikannya kepada Ibu Shen, Shen Ning, Xu Kai, dan beberapa pelayan serta pengawal lainnya.
Mereka menerima dengan ragu, tetapi setelah mencobanya, mata mereka membelalak.
"Enak!" bisik Mei Lan, salah satu pelayan.
Xu Kai dalam hatinya semakin penasaran. "Nyonya Muda benar-benar misterius... Bagaimana bisa ia menyembunyikan makanan ketika terjadi penggeledahan dirumah jendral?"
Yu Yuning mengeluarkan segenggam biji bunga matahari lagi dari lengan bajunya dan membagikannya kepada ibu mertuanya, Ibu Shen, serta adik iparnya, Shen Ning.
“Ini, kalian mau lagi?” Yu Yuning bertanya dengan nada ringan.
Ibu Shen tersenyum kecil dan mengambilnya tanpa ragu. “Terima kasih, menantu baik.”
Shen Ning juga menerima dengan senyum cerah. “Terima kasih, Kakak Ipar.”
Yu Yuning kemudian menoleh ke dua pelayannya, Mei Lan dan Xiao Yun, yang duduk tidak jauh darinya. Keduanya menatapnya dengan sedikit ragu, meski jelas ada harapan di mata mereka.
“Kalian mau lagi?” tanyanya sambil mengulurkan biji bunga matahari yang tersisa di tangannya.
Mei Lan langsung menggeleng. “Ah, tidak perlu, Nyonya Muda. Kami tidak lapar.”
Xiao Yun ikut menimpali dengan kepala tertunduk. “Nyonya Muda simpan saja untuk diri sendiri.”
Yu Yuning menghela napas kecil. Ia tahu mereka berbohong. Wajah mereka pucat, bibir mereka kering, dan mata mereka terlihat sedikit cekung. Mereka pasti kelaparan, tetapi tetap mendahulukan dirinya.
“Jangan khawatir, aku punya banyak,” kata Yu Yuning lembut. Ia langsung menyerahkan biji bunga matahari di tangannya kepada mereka.
Mei Lan dan Xiao Yun terkejut. Dengan tangan gemetar, mereka menerima pemberian itu. Hati mereka terasa hangat, dan tanpa sadar, mata mereka berkaca-kaca.
Mereka adalah pelayan, budak yang nyaris tak memiliki hak apa pun. Jika mereka mati di tempat ini, tidak ada yang akan peduli. Bahkan di dalam penjara, mereka tidak memiliki apa pun untuk ditukar dengan makanan. Tapi Yu Yuning, nyonya muda mereka, memberikannya secara cuma-cuma.
Mei Lan menelan ludah. "Nyonya Muda benar-benar baik... Aku bersumpah, jika kami berhasil keluar dari sini, aku akan melayaninya lebih baik lagi." ucapnya dalam hati.
Xiao Yun juga berpikir hal yang sama. "Kami mungkin hanya pelayan, tetapi setidaknya kami bisa membalas budi ini suatu hari nanti."
Mereka mulai mengupas dan memakan biji bunga matahari dengan perasaan haru, meskipun air mata hampir jatuh dari pelupuk mata mereka.
𝙙𝙞 𝙠𝙖𝙨𝙞𝙝 𝙠𝙤𝙥𝙞 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙠𝙪𝙚 𝙙𝙪𝙡𝙪 𝙗𝙞𝙖𝙧 𝙜𝙠 𝙣𝙜𝙖𝙣𝙩𝙪𝙠 /Smile/
semangat ya
x bosan.
Terhibur
Terima kasih kak, terus bersemangat yer..
makasih update nya 🙏🙏