[𝐄𝐥𝐝𝐡𝐨𝐫𝐚 𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬#𝟏]
ON GOING!!!
Percayakah kalian dengan sesuatu yang berbau sihir?. Di Eldhora itu sudah menjadi hal yang lumrah. Namun tak hanya karena penyihirnya, ada keluarga bangsawan, ksatria, dan roh yang diberi kesempatan kedua menjadi satu dalam tempat ini
Alarice Academy. Sebuah sekolah yang menjadi tempat impian semua warga Eldhora. Cerita ini tentang Esther, seorang bangsawan yang memiliki takdir luar biasa
Bersama dengan anak-anak dari asrama lain, mereka diberi tugas untuk menyelesaikan apa yang belum terselesaikan di masa lalu
Apakah mereka mampu mengalahkan kegelapan yang telah lama terkunci, ataukah nasib Eldhora akan terjebak dalam lingkaran tak berujung?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FILIA_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 12
...𝚂𝚃𝙾𝚁𝚈 𝙱𝚈 @𝙴𝙲𝙻𝙸𝙿𝚂𝚅𝙴𝙽𝚄𝙴...
...•...
...*•.¸♡ HAPPY READING ♡¸.•*...
...\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...
Di akademi ada sebuah tempat yang menjadi saksi kejadian pembullyan atau hal-hal buruk, toilet. Tapi toilet itu akan kosong saat jam pelajaran
Entah apa yang dipikirkan gadis ini, dia mengunjungi toilet paling mengerikan dan kotor di akademi. Dia menatap pantulannya pada cermin yang sudah retak
"Aku … cantik kan?"
Gadis itu terus menggumamkan hal yang sama. Tanpa sadar … ada suatu bayangan dengan tersenyum mengerikan yang menguasai dirinya
...Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ...
"Hexalite?. Morrathiel?. Esther apa yang sudah kau lakukan?!" Freya mengguncang tubuh Esther yang membeku
"Kau mengkhianati akademi?!" seru Triton tiba-tiba
"Wowowo, jangan asal berkomentar kau tak tau ceritanya." Triton terdiam
"Kalau begitu jelaskan!" sentak Atlas
"Hey kalian kenapa berhenti?!" Salah satu pelatih Orion Novare datang
"Aduh kenapa dia cepat sekali?" Keluh yang lain
"Freya kau pergilah, sudah banyak latihan yang kau ikuti. Tapi nanti ceritakan lagi padaku ya." Triton mengedipkan satu matanya membuat Freya tersenyum malu
Esther dan yang lain merinding. Mereka berlima segera pergi mengikuti Esther dan sampai di sebuah taman terbengkalai yang ada di belakang akademi
"Kau menemukannya disini?" ucap Erynn dan diangguki Esther
Tiba-tiba saja mereka mendengar suara laki-laki yang bersenandung lembut. Tanpa mereka sadari, di tengah-tengah taman yang terbengkalai itu masih ada bunga-bunga yang bermekaran dengan indah
"Renji?!" Sang empunya nama terkejut dan hampir saja menjatuhkan gembor atau penyiram tanaman
"Aku dapat darinya," tunjuk Esther dengan wajah datar mengatakan kalau dirinya tidak bersalah
"Apa yang kau lakukan hah?!" bentak Atlas mengejutkan Renji
"M-menanam bunga?"
"Bukan itu. Maksudnya kenapa kau punya batu Hexalite?" ucap Erynn
Freya mencoba menenangkan Atlas yang tak bisa menahan emosinya. Kecuali Erynn, mereka semua berjalan mendekati Renji
"Batu Hexalite?. Aku pernah dengar itu di kelas, tapi aku tak paham ucapan kalian."
"Terus ini apa?!" Atlas menunjukkan isi kain itu yang seketika dikenali Renji
"Tunggu, sepertinya ada kesalahpahaman disini."
"Kalau begitu ceritakan Renji. Karenamu aku hampir kena amuk si angry bird," kata Esther
"Siapa yang kau panggil angry bird ha?!" teriak Atlas tapi langsung ditahan Freya
"Ayolah teman-teman, saat ini ada yang lebih penting daripada bertengkar," ucap Freya. Atlas mengalah walau dia masih menatap tajam Esther yang tersenyum mengejek
"Kau boleh bicara sobat," ujar Erynn dari jauh
"Aku tak tau kau siapa tapi baiklah temanku. Ekhemm, jadi umm aku sebenarnya suka menanam tanaman. Dan aku menemukan taman terbengkalai ini!. Tada!" Atlas memijit pelipisnya kesal
"Lalu?"
"Lalu aku menggali tanah agar bisa menanam bunga untuk Ophelia dan-."
"Untuk Ophelia?. Pfftt." Esther menahan tawanya dan diteriaki teman-temannya karena mengganggu
"Hahh, lanjutkan," suruh Erynn. Renji mengangguk dengan wajah serius
"Dan aku menemukan gulungan kain di dasar tanah. Kain itu diikat dan disana ada lambang kaisar Eldhora. Ngomong-ngomong soal bangsawan, hanya satu orang yang terlintas di benak ku. Esther, karena aku masih belum berani bertemu Ophelia," cicitnya diakhir. Atlas menyipitkan matanya tak suka
"Dan kau sama sekali tak memeriksa isi kain itu?!"
"Tunggu Atlas, apa yang dilakukan Renji sudah benar. Kalaupun dia buka, sama sepertiku dia tak akan mengenali benda itu dan memberikannya ke sembarang orang. Tapi Renji, taman ini bisa terbengkalai … pasti ada alasannya." Perkataan Esther membuat mereka terdiam, terlebih dengan Erynn yang mengurungkan niatnya untuk pergi
Sampai dia menyadari seorang wanita berambut merah muda yang berjalan mendekat. Erynn hendak memberitahu mereka tapi terlambat
"Esther benar."
Mereka semua berjengit kaget
"N-nyonya Molly?" ucap Freya mengejutkan Atlas, dia dengan cepat menyembunyikan kain itu dibalik pot-pot bunga tapi Molly secara mengejutkan sudah berada di depannya
"Aku sudah melihatnya kok."
Atlas menatap Esther dan setelah dijawab anggukan, dia kembali membawa kain dengan bongkahan batu itu
Molly mendekat dan hendak meraih batu itu tapi tiba-tiba Esther menghalangi mengejutkan semuanya
"Ahh maaf. Tapi ibu dari tadi mengikuti kami, aku bisa merasakan aura sihir mu. Dan … maaf saja, apa yang ada di dunia ini patut di curigai kan?. Kita tidak tau mana yang benar dan salah."
Mendengar itu, yang lain segera menarik Atlas ke belakang bermaksud melindungi batu Hexalite. Molly dan Erynn tertegun hingga terdengar suara kekehan wanita berambut merah muda itu
"Baiklah-baiklah kalian boleh curiga. Tapi aku ingin menceritakan kenapa benda itu bisa ada disini."
Semuanya saling tatap dan memutuskan untuk mendengar. Molly mendekati tanaman bunga disana dan menghirup aromanya
"Hmm, sama seperti Renji dulu aku yang merawat taman ini. Aku Valent dan Adrian sangat suka berlama-lama disini bahkan bolos sesekali, hehe jangan kalian tiru ya." Esther melirik teman-temannya yang juga saling lirik dengan canggung
"Hingga kemudian master kalian, maksudku master Antonious tiba-tiba saja merombak taman ini."
"K-kenapa?" Terlihat wajah terkhianati Renji yang dibalas tatapan julid Atlas
"Karena adanya benda itu. Salah satu alasan kenapa aku memilih untuk tetap di Eldhora saat ada kesempatan pergi ke negri lain, bisa saja … kalian juga tersesat."
Mereka semua tersentak
"Itu tak menjawab pertanyaan kami. Kalau memang batu itu berbahaya, kenapa ditaruh di tempat begini?. Bagaimana kalau bukan kami yang diberi cap 'pembuat onar' di akademi yang menemukannya?" kata Esther
"Jangan bawa-bawa aku," ketus Atlas dan Esther dengan cepat menyuruhnya diam
Molly tersenyum dan berdiri. Angin sepoi-sepoi di taman itu menerbangkan rambut dan juga roknya memperlihatkan kecantikan luar biasa dari wanita itu
"Ingat Ophelia, ingat Ophelia," gumam Renji sambil menampari wajahnya sendiri. Esther melirik datar
"Kalian tak perlu khawatir."
"Ha?"
"Karena kami tau, kalau kalian berlima lah yang akan menemukan batu itu. Para pahlawan terpilih."
...Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ...
Penglihatan Freya tadi siang tidaklah salah. Sebab seorang siswi yang ia lihat dengan seragam Roylt ditemukan meninggal dunia karena kehabisan darah di toilet
Masih belum tahu dia bunuh diri atau ada pembunuhan yang tidak diketahui. Pihak akademi mencoba supaya berita itu tak keluar jauh atau kepanikan akan menguasai Eldhora. Walau begitu, keluarga bangsawan sang korban meminta pertanggungjawaban
Raja Kingston dan ratu Caroline yang mendengar itu bukannya mengkhawatirkan kedua putri mereka tapi justru menawarkan bantuan kepada akademi. Awalnya Antonious hendak menolak karena tak mau berhutang budi, tapi setelah melihat kedua kakak beradik Genevieve itu dia merubah pikirannya dan hanya menerima bantuan dari keluarga Genevieve
Hingga tiga hari kemudian, lebih tepatnya akhir pekan
Tokk Tokk
"Ha?. Siapa itu?!"
Esther menengok malas ke pintu karena tak kunjung dijawab, dia menarik selimutnya hendak kembali tidur hingga tiba-tiba seseorang mendobrak pintu kamarnya
"KAU GILA?!" Esther langsung menutup mulutnya melihat sang pelaku
"Ya, aku memang gila."
"K-kak Seline?!"
...T͇O͇ ͇B͇E͇ ͇C͇O͇N͇T͇I͇N͇U͇E͇>͇>͇>͇...