Shen Long yang awalnya tidak ingin menjadi seorang Dewa karena lebih memilih untuk membahagiakan istrinya, kini memilih jalan Dewa demi bersama Istri-istrinya lagi.
Akankah Shen Long bisa kembali berkumpul bersama Istrinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Doom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode ~ 04
Sementara di lapangan, Shen Long masih bersikap tenang, meskipun di sekelilingnya banyak sekali anak-anak seusianya yang sudah memiliki tingkat Kultivasi lebih tinggi darinya.
" Meskipun kalian sudah mencapai ranah Kelahiran Jiwa tahap puncak, aku tidak akan kalah dari kalian." Gumam Shen Long, sambil menyapu pandangannya ke sekeliling seakan menyiratkan sebuah keangkuhan.
Di sisi lain, Zhao Beifang yang melihat Shen Long yang bersikap tenang, kini menyipitkan matanya karena anak kecil tersebut sudah bertingkah seperti orang dewasa.
" Baiklah... Sekarang antarkan mereka ke Menara Abadi!" Zhao Beifang memberi perintah, saat melihat ekspresi Shen Long yang begitu percaya diri.
" Baik Patriak." Jawab para Tetua serempak, lalu membawa para murid menuju sebuah menara yang menjadi simbol Sekte Menara Abadi.
Menara tersebut didirikan oleh leluhur Klan Zhao yang pertama kali mendirikan Sekte Menara Abadi.
Flashback....
Sejak jutaan tahun yang lalu, benua timur atau daratan timur pernah berdiri sekte yaitu Sekte Dewa Abadi yang terkuat di seluruh daratan timur.
Namun karena adanya penyerangan dari para Kultivator dewa dari daratan lain, Sekte Dewa Abadi telah hancur dan para muridnya melarikan diri ke berbagai arah, ketika leluhur Klan Shen yang merupakan Patriak Sekte Dewa Abadi serta para Tetua lainnya telah dibunuh oleh para Kultivator dewa dari daratan lainnya.
Salah satu murid dari Sekte Dewa Abadi adalah leluhur Klan Zhao yang mendirikan Sekte Menara Abadi
Sementara Klan Shen sendiri hanya tersisa sedikit, sehingga mengasingkan diri di berbagai tempat.
Ratusan tahun kemudian, Klan Shen muncul kembali dan menggabungkan diri di Sekte Menara Pedang, mengingat guru mereka adalah satu.
Flash off...
Tidak lama kemudian, mereka telah sampai di pinggir sebuah menara yang terletak di bagian kaki gunung di pinggir Sekte Menara Abadi.
Semua murid yang mencapai Kelahiran Jiwa tahap puncak berbaris dengan rapi di depan pintu menara.
" Bagi semua murid, kalian akan melakukan seleksi selama tiga hari. Bagi siapa yang bertahan selama tiga hari di lantai pertama menara, maka dia akan lolos ke babak selanjutnya." Shen Shangyun yang ditugaskan untuk memandu turnamen, langsung mengeluarkan suara.
Shen Shangyun juga menjelaskan di lantai pertama menara memiliki dunia kecil yang terdapat sebuah kolam yang memiliki energi alam yang berlimpah.
Namun untuk mencapai kolam suci, harus melewati berbagai rintangan, sehingga semua murid harus berusaha keras untuk menghindari atau menahan amukan sambaran petir, meskipun memiliki kekuatan kecil.
" Sekarang kalian boleh masuk ke dalam." Setelah menjelaskan kepada para murid, Shen Shangyun langsung memberi isyarat kepada kedua Tetua lainnya untuk membuka pintu.
" Baik Tetua." Jawab para murid serempak, lalu berjalan memasuki menara saat pintunya terbuka.
Sementara Shen Long berjalan dengan santai, ditengah kerumunan para murid yang lain, meskipun mereka merasa heran karena Shen Long ikut memasuki menara.
Namun semua murid sama sekali tidak peduli dengan keberadaan Shen Long, karena tidak ada satupun yang menarik dari Shen Long.
Bahkan beberapa murid sangat menyayangkan jika Shen Long yang hanya mencapai Kelahiran Jiwa tahap awal, juga ikut turnamen.
" Apa Tetua Shangyun ingin membunuh putranya sendiri?" Tanya salah satu murid yang seusia dengan Shen Long.
" Biarkan saja dia sendiri... Lagi pula jika dia mati, maka Tetua Shangyun akan menyesal seumur hidupnya." Ucap murid yang lain, seraya berjalan mendekati pintu menara.
Di sisi lain, Shen Long yang sudah memasuki menara, kini telah berpindah tempat di sebuah lembah, bersama para murid yang lainnya.
Duaarr! Duaarr! Duaarr!
Dalam waktu tertentu, petir terus menyambar tanah yang berada di depan para murid, membuat mereka berkeringat dingin.
Meskipun para murid sudah mencapai Kelahiran Jiwa tahap puncak, namun bagaimanapun mereka bisa dikatakan masih anak-anak, yang mengambil jalan dewa.
" Jika kalian tidak berani, biar aku yang lebih dulu." Saat para murid sedang tertegun melihat pemandangan di depan mereka, Shen Long langsung melompat ke arah tanah bekas sambaran petir.
Wuush!
Shen Long melompat dan berpijak di tanah yang lain.
Duaarr!
Tempat pijakan kaki Shen Long sebelumnya, kini kembali disambar petir, membuat beberapa murid yang lain bergidik ngeri.
Tap! Tap! Tap!
Satu-persatu Shen Long melompat ke berbagai arah tanah bekas sambaran petir, namun tidak ada satupun petir yang menyambar tubuhnya.
Tentu Shen Long sudah memahami jarak dan waktu petir yang menyambar ke tanah, sehingga dia bisa mengukur jeda waktu untuk melompat ke pijakan yang lain.
" Kenapa kalian diam saja? Jika kita tidak memasuki lembah ini, maka kita akan gugur." Teriak salah satu murid, lalu melompat untuk mengikuti jejak kaki Shen Long, seakan tidak mau kalah.
Sementara beberapa murid yang masih berdiam diri, kini langsung melompat ke arah lembah di depan mereka.
Duaarr!
Aarrgggh!
Beberapa murid berteriak keras saat tubuhnya tersambar petir, meskipun masih mampu bertahan.
" Bagaimana tuan muda tidak bisa terkena sambaran petir ini?" Beberapa murid terlihat kebingungan karena Shen Long sudah berada di tempat yang cukup jauh.
" Sepertinya Shen Long sudah memperhitungkan jarak dan waktu petir ini." Jawab salah satu murid, sambil mencerna segala kemungkinan yang terjadi.
Semua mengangguk setuju, lalu melompat dan berpijak di tanah yang lain dengan segala perhitungan yang matang.
Waktu terus berjalan, kini para murid yang tidak bisa memperhitungkan sambaran petir dengan akurat, terpaksa harus gugur karena sudah tidak sanggup lagi menahan sambaran petir yang menyambar tubuhnya.
Meskipun banyak murid yang gugur, namun para Tetua merasa heran karena jumlah yang masih bertahan di menara, jauh lebih banyak dari turnamen yang pernah diadakan setiap tahun sebelumnya.
" Apa yang terjadi? Apa lembah petir itu sudah tidak terlalu berfungsi lagi?" Tanya beberapa Tetua, karena pada saat ini, para murid masih banyak yang bertahan.
Mendengar gumaman para Tetua, Zhao Beifang hanya tersenyum, karena dia sudah mengetahui penyebabnya.
" Tetua Shangyun... Jika tidak melihat sendiri bagaimana putramu dilahirkan, mungkin aku sendiri tidak percaya jika dia masih berusia sembilan tahun." Zhao Beifang menggelengkan kepala, karena Shen Long memiliki kecerdasan layaknya orang dewasa.
" Maksud Patriak?" Shen Shangyun sedikit mengerutkan kening, karena hanya Patriak saja yang mengetahui apa yang terjadi di menara.
" Para murid yang lain mengikuti jejak putramu... Itulah kenapa mereka masih banyak yang bertahan." Jawab Zhao Beifang meskipun dia sendiri seakan tidak percaya jika Shen Long yang hanya mencapai Kelahiran Jiwa tahap awal, mampu melampaui kemampuan para murid yang lain.
Sementara di menara, Shen Long bersusah payah untuk menghindari sambaran petir tersebut, meskipun tidak bisa menghindari semuanya.
Para murid yang menyaksikan ketika Shen Long terkena sambaran petir, kini merasa heran karena Shen Long masih mampu bertahan.
" Apa tuan muda benar-benar masih mencapai Kelahiran Jiwa tahap awal?" Gumam beberapa murid, sambil menatap ke arah Shen Long yang sudah berada di barisan terdepan.
miauww..miauww.. wik..wik..wik..wik.. /Facepalm//Facepalm/
makan itu yg jln milih bagi kelompok.
mati aja semuanya