Wildan harus bekerja serabutan demi bisa terus mencukupi kebutuhan ibu dan dua adiknya, mengingat dirinya merupakan tulang punggung keluarga. Semuanya berubah saat Wildan mendapatkan job tak terduga dari seorang selebriti terkenal. Dia bahkan dibayar dengan mahal hanya untuk pekerjaan itu. Namun siapa yang menyangka? Wildan tergoda untuk terus melakukannya. Kira-kira job apa yang dilakukan Wildan? Karena pekerjaan itu pula dirinya banyak bertemu wanita cantik. Wildan bahkan bertemu dengan supermodel idolanya!
Inilah cerita tentang sisi gelap seorang fotografer, serta kehidupannya yang penuh lika-liku dan pengalaman unik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 15 - Bayar Hutang
Wildan mematung sambil terus melihat melalui kameranya. Dia jadi tambah ketakutan saat melihat hantu itu tersenyum.
Sontak Wildan berlari meninggalkan Jaka. Dengan cepat dia masukkan laptop dan kameranya ke dalam tas. Lalu segera menjalankan motornya.
"Wildan!" panggil Jaka yang berlari ke teras mengejar Wildan.
"Nanti aku akan jelaskan di kampus! Pinjam dulu laptopnya!" pekik Wildan.
Jaka lantas mendengus kasar. Dia terpaksa membiarkan Wildan pergi.
Di waktu yang sama, Wildan sedang mengendara menuju rumahnya. Ia menyempatkan diri singgah sebentar ke toko untuk membeli kertas foto.
Butuh waktu beberapa menit untuk sampai ke rumah. Ketika pulang, Wildan langsung menyelesaikan pekerjaannya.
Dalam sekejap, file telah jadi. Wildan juga mencetak foto Dirga dan Poppy. Untungnya alat print miliknya tidak di ambil oleh Rojali dan antek-anteknya.
"Aneh banget. Padahal mereka bisa rekam dan foto sendiri. Kenapa harus pakai jasa aku coba?" gumam Wildan. Sebenarnya dia sejak awal agak heran dengan permintaan Dirga. Namun perasaan ganjalnya itu tak dirinya pedulikan karena Wildan sangat membutuhkan uang.
Setelah semuanya rampung, Wildan langsung menghubungi Dirga. Dia jelas sudah tak sabar ingin menerima bayarannya.
"Kenapa, Dan?" tanya Dirga dari seberang telepon.
"Fotonya sudah selesai, Mas!" jawab Wildan.
"Ya ampun... Cepat amat kau ngerjainnya. Ya sudah, antar ke apartemenku ya. Taruh file sama fotonya ke loker nomor 126. Nanti uangnya aku transfer," kata Dirga.
"Baik, Mas! Saya akan kirim nomor rekening saya." Wildan bersemangat.
"Oke. Kau itu memang fotografer plus-plus terbaik!"
"Apaan sih, Mas."
"Pokoknya kalau aku butuh jasa foto lagi, aku pasti akan menghubungimu. Apalagi kalau nanti aku dan Poppy menikah."
Pembicaraan berakhir di sana. Setelah mengirim nomor rekeningnya pada Dirga, Wildan mendapatkan notifikasi di ponselnya. Notifikasi tersebut memberitahukan kalau sejumlah uang telah masuk ke dalam rekening Wildan.
Pupil mata Wildan membesar tatkala menyaksikan jumlah uang yang kini dia miliki. Karena foto berjumlah sekitar dua puluh tujuh, maka uang yang didapat Wildan sebanyak 270 juta.
"Gila!" Wildan senang sekali. Hal pertama yang dia lakukan adalah meletakkan memori card dan foto ke loker 126. Selanjutnya, dia ingin melunasi hutang ibunya pada Rojali. Sekalian juga ingin dia ambil laptop serta barang-barang miliknya yang lain.
Dalam perjalanan, Wildan tak berhenti tersenyum. Dia juga terus kepikiran mengenai hal yang disebutkan oleh Dirga padanya.
"Fotografer plus-plus? Kayaknya itu menarik untuk aku jadikan nama. Nanti aku rundingkan sama Jaka dan yang lain dulu deh," gumam Wildan.
Datanglah Wildan ke rumah Rojali. Saat tiba di sana, dia melihat ada kegaduhan. Seorang gadis tampak bersujud memohon di kaki Rojali.
Wildan membulatkan mata. Karena dia sangat mengenali gadis itu. Namanya adalah Indah. Dia tak lain adalah cucu dari Pak Yono, rekan kerja Wildan saat bekerja sebagai penyapu jalanan.
Wildan bisa mengenali Indah dengan mudah. Karena tidak jarang Indah datang menemui Pak Yono untuk membawakan makanan.
"Indah? Bagaimana bisa dia ada di sini?" Wildan merasa tak percaya. Dia bergegas ingin membuka pagar.
"Eh! Mau apa kamu?! Ngeloyor masuk aja!" timpal salah satu anak buah Rojali. Namanya Heru. Berkepala pelontos dan memiliki banyak tato di tubuhnya.
"Saya mau ketemu Bang Rojali. Mau bayar hutang!" sahut Wildan. Dia menunjukkan raut wajah berani. Karena pada kenyataannya Wildan tak takut pada Rojali dan antek-anteknya. Mengingat Wildan menguasai ilmu bela diri silat. Jadi wajar kalau masalah perkelahian membuatnya tidak takut atau panas dingin seperti sebelumnya.
"Wah! Kamu anaknya Nia ya?!" tanya Heru.
"Iya!" Wildan mengangguk.
"Bos! Ini ada anaknya Nia. Dia katanya mau bayar hutang!" seru Heru.
Rojali lantas menoleh ke arah Wildan. Dia tersenyum mendengar kabar kalau ada seseorang yang ingin membayar hutang padanya. Dengan kasar, dia tendang Indah yang memegangi kakinya.
Wildan melirik Indah dengan perasaan iba. Dia merasa kasihan karena terdapat ada banyak lebam dan luka di sekujur badan gadis tersebut.
"Pergi kamu! Pokoknya aku tidak akan melepaskanmu!" tegas Rojali. "Bawa dia masuk! Kurung ke kamar!" titahnya, yang kini bicara pada anak buahnya.
"Hentikan!" seru Wildan.
Saat itulah Indah sadar akan kehadiran Wildan. Matanya terbelalak. Dia perlahan tertunduk karena diserang rasa malu.
kira-kira glenda tau nggak ya... secara dia kan punya kenalan makhluk halus ...
bakal perang nggak ya....
ke cililitan lewat dewi sartika
Natasha memang cantik jelita
tapi wildan lebih cints sama Glenda
ke cililitan lewat dewi sartika
Nathasya memang wanita jelita
tapi sayang wildan suka sama GLENDA
awas Dan jgn macem macem ,mata mata Glenda tak terlihat olehmu ,lebih cepat pula 🤣🤣🤣