Turun Ranjang

"Dasar jalang! Sudah aku peringatkan berkali-kali rupanya kamu tetap melakukannya Rena! Dimana hatimu? Dimana Nuranimu? Dasar tidak tau diri,tak punya hati!"Geram Sarifah.

Emosinya sudah tak terbendung apa lagi saat melihat wajah Rena yang berlagak seperti orang yang tidak bersalah.Sarifah jadi teringat suara-suara yang ia dengar dari kamar itu.

" Mah, maksud mamah apa? Hiks tega sekali mamah ngatain aku jalang.Salahku dimana mah?" Isak Rena.

Wajahnya dibuat sedih dengan mata yang berkaca-kaca.

Sarifah tersenyum getir mendengar apa yang Rena katakan.

" Miris sekali,kamu lupa dengan apa yang kamu sudah lakukan di belakang kakamu Rani? Adik macam apa kamu Rena,kamu tega menghianati Kaka kandungmu sendiri dengan menjalin hubungan secara diam-diam dengan suaminya.Otakmu dimana Rena? Apa kamu begitu gatal hingga kamu menggoda Kaka iparmu sendiri? Apa di dunia ini tidak ada laki-laki lain lagi yang bisa kamu goda selain Putraku!" Nada bicara Sarifah terdengar semakin meninggi.

Dadanya terlihat naik turun menahan amarah yang ia tahan setelah beberapa lama.

" Hanya karna itu mamah sampai menyebutku jalang tanpa mamah tau siapa disini yang salah."

Mendengar pernyataan Rena membuat sarifah semakin geram.

" Hanya kamu bilang? Otak kamu ditaruh dimana Ren? oh ya aku lupa,wanita sepertimu memang tidak punya otak.Kalau kamu memang punya otak kamu tidak akan mungkin selingkuh dengan suami Kaka kandungmu sendiri.Wanita sepertimu hanya mencari kesenangan dari suami orang,kamu benar-benar manusia yang tidak tau diri.Rumah tanggamu hancur dan kamu menghancurkan rumah tangga orang lain dan lebih parahnya lagi yang kamu hancurkan itu adalah kaka kandungmu sendiri." berang Sarifah,namun bukannya sadar Rena malah semakin berdrama.

" Hiks, silahkan mamah salahin aku mau.Aku memang salah,tapi aku bisa apa mah.Mas langit terus menggodaku.Malam itu mas langit datang ke kamarku dan tiba-tiba memelukku.Aku tak bisa menolak mah aku tidak sekuat itu,aku berada dibawah tekanan mas langit mah." Dusta Rena membela diri.

" Tekanan? Tekanan? Ya tekanan,dibawah tekanan tapi kamu bisa mendesah nikmat dan kamu begitu menikmati sampai berkali-kali.Itu yang kamu sebut dibawah tekanan!" Sentak Sarifah dengan mata yang membulat sempurna.

Rena terdiam dan menundukan wajahnya, detik berikutnya Rena menatap wajah wanita yang sebentar lagi digadang-gadang menjadi ibu mertuanya.Menatapnya lekat dan dengan penuh keberanian Rena mendekati Sarifah.

" Mah restui saja hubungan saya dengan mas langit.Kami sangat saling mencintai, lagi pula mas langit mandul bukan.Kalau dia tetap bersama ka Rani mamah tidak akan pernah punya cucu kecuali ka Rani selingkuh dan...

Plaaak

Palaak

" Tutup mulut busukmu dan saya tegaskan jangan pernah menuduh menantuku berbuat serendah dan sehina Menantuku wanita terhormat meskipun kalian terlahir dari rahim yang sama tapi saya tau jika menantuku tak sebejad dan serendah kamu!"Ucap Gauri dengan gigi menggeratuk.

Rena berhasil mengaduk-aduk pikiran da hati Sarifah, membuatnya merasa semakin marah dan benci dengan wanita hamil yang ada di depannya.

" Bukan itu maksudnya mah, maksud aku kalau mas langit menikah denganku mamah pasti akan mendapatkan cucu karna aku sedang mengandung mah jadi mam..

" Mengandung anak dari laki-laki yang tidak bertanggung jawab dan kamu dengan bangga memberikan anak itu kepadaku.Heh,jangan gila kamu Ren.Jangan harap aku akan merima kamu ataupun anak yang ada didalam perut kamu." Sentak Sarifah.

Tanpa sadar ucapan Sarifah seperti tamparan keras untuk Rena,namun rupanya Rena tak pernah merasa gentar.Ia justru berusaha untuk menahan emosinya.

" Sabar Rena sabar,kamu hanya harus lebih sabar menghadapi ibunya mas langut.Aku yakin cepat atau lambat mamahnya mas langit akan menerimaku menjadi istri mas langit dan aku tidak perlu hawatir anakku lahir tanpa sosok ayah dan yang pasti anakku akan hidup berkecukupan dan dengan limpahan kasih sayang dari mas langit dan orangtuanya." Gumam Rena dalam hati.

" Mah,kalau memang mamah tidak ingin ka Rqni bercerai dengan mas langit aku tidak masalah jika harus menjadi istri keduanya mas langit mah.Aku tidak masalah dan aku akan menerima itu meskipun nanti kasih sayang mas Langit akan terbagi.Aku rela ko,jika harus berbagi dengan ka Rani.Sedari kecil memang kami terbiasa berbagi setiap hal." Cicit Rena dengan tidak tau malunya.

" Rena Rena,menyedihkan sekali kamu.Apa kamu serendah itu sampai kamu memohon kepadaku? Di dunia ini tidak akan ada wanita yang minta menjadi madu ataupun di madu.Tapi kamu dengan tidak tau malu meminta menjadi madu bagi Rani,dia kakamu Ran,Kaka kandung.Jangan mimpi dan jangan pernah berharap karna aku sendiri yang akan mengurus proses perceraian Rani dan Langit.Saya tegaskan sekali lagi pada kamu Rena,jangan pernah kamu usik lagi kehidupan Rani setelah ini karna aku akan selu menjadi garda terdepan untuk melindungi dia.Aku rela kehilangan 100 anak demi satu anak seperti Rani dan perlu kamu ingat sampai matipun aku tidak akan pernah merestui hubungan kamu dengan langit.Aku sudah menganggap anakku mati dan tidak ada lagi dia di dunia ini." Ucap Sarifah dengan berapi-api tanpa mereka tau sepasang telinga mendengar semuanya dari kejauhan.

Deg

" Sebenci itu mamah sama aku mah hanya karna kesalahan yang aku perbuat.Apa yang Rani berikan namun tidak aku berikan sampai mamah tega membuang ku demi dia.Rani aku sangat membenci mu, gara-gara kamu aku kehilangan orangtuaku." Gumam Langit sembari mengepalkan kedua tangannya dengan erat.

Kebencian mulai tumbuh di hatinya,dia merasa menjadi anak yang terbuang.Dia merasa kebencian dan kemarahan orangtuanya disebabkan oleh hasutan Rani.

" Mah,jika mamah datang hanya untuk menghina dan menyakiti Rena lebih baik mamah pulang.Aku tidak akan pernah rela mamah menyakiti dan menghina Rena." Suara langit membuat Sarifah dan Rena sama-sama menoleh ke arah belakang.

Bibir Rena tersenyum tipis melihat dan mendengar Langit menentang ibunya demi membela dirinya.

" Rupanya si jalang ini sudah membuatmu kehilangan rasa hormatmu pada ibumu langit.Mamah tidak menyesal dengan membela Rani." Ujar Sarifah.

Mendengar apa yang diucapkan oleh ibunya membuat langit tersenyum getir.

" Aku tidak pernah menyangka Rani sebusuk itu.Tapi tidak masalah aku akan tetap menikah dengan atau tanpa restu dari mamah dan papah.Kelak mamah akan menyesal karna lebih membela Rani dibanding aku anak kandung mamah sendiri."pungkas langit.

" Mamah tidak akan menyesali keputusan mamah, justru kamu yang akan menyesal.Mamah yakin ,hari dimana kamu menyesali perbuatan kamu ini maka di hari itu juga kamu akan datang ke mamah dan kamu akan berlutut di kaki mamah dan kamu pasti akan meminta Rani kembali.Namun disaat itu Rani pasti sudah bahagia dengan hidupnya dan disitulah kamu akan merasakan sakit yang teramat sakit karna sudah memilih jalang ini dan melepaskan berlian." Ucap sarifah sebelum akhirnya pergi meninggalkan rumah putranya dengan perasaan campur aduk.

Tidak ada satu orang ibu pun yang ingin melihat anaknya menderita.Tanpa langit sadari setiap langkah kaki ibunya dibarengi dengan menetesnya air mata, wanita yang sudah berjuang selama ini membesarkan dan merawat putra satu-satunya dengan penuh kebanggaan dan juga kasih sayang.

" Mulutku bisa berkata kasar tapi tidak dengan hatiku nak.Mamah sangat menyayangi kamu,mamah harap kamu akan sadar jika langkah yang kamu ambil ini salah.Rena bukan wanita yang baik,karna wanita yang baik tidak akan mungkin menjadi penyebab penderitaan wanita lain.

Syarifah masuk kedalam mobil dan menyalakan mesin mobilnya setelah itu pergi dari rumah putranya tanpa menoleh sedikitpun.

Tak ada yang tau betapa hancurnya hati Sarifah saat Sepanjang jalan dia terus saja menangis dan memakai dirinya sendiri.Sebagai seorang ibu Sarifah merasa sudah gagal mendidik putranya.

Bersambung.....