Enggak dapet anaknya, Ayahnya pun jadi.
Begitu pula Isvara Kinandari Heksatama, gadis cantik patah hati karena pujaan hatinya menikah dengan wanita lain. Isvara atau yang kerap disapa Isva melakukan hal yang diluar nalar yaitu menikahi Ayah dari pria yang cintai yaitu Javas Daviandra Bimantara.
Keputusan terburu-buru yang diambil Isva tentu saja, membuat semua orang terkejut. Tidak terkecuali sang adik yaitu Ineisha Nafthania Heksatama, bagaimana tidak. Pria yang dinikai oleh Kakaknya adalah Ayah mertuanya sendiri, Ayah dari Archio Davion Bimantara.
Pria yang Isvara cintai memang menikah dengan adiknya sendiri, tentu hal itu membuatnya sangat sakit hati karena yang dekat dengan Archio adalah dirinya. Namun, Archio secara tiba-tiba malah menikahi Ineisha bukannya Isvara.
Demi menghancurkan pernikahan Ineisha dan Archio, Isvara harus tinggal bersama mereka. Salah satu caranya yaitu menikah dengan salah satu keluarga Archio, sedangkan yang bisa ia nikahi hanyalah Javas seorang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Donacute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 9 | Curhat
Dengan terisak pelan, Isvara menceritakan alasan pertengkarannya dengan Ineisha. Sebelum mendengar alasannya pun, ketiga sahabat Isvara sudah yakin bahwa sahabat mereka tidak bersalah.
"Va, yang sabar ya. Kita enggak tau harus bilang apalagi selain sabar, karena kita bisa merasakan sakit yang lo rasakan sekarang," ujar Friska tulus.
"Lo diam aja gitu, Va? Nggak mau rebut Chio dari Ineisha, mereka belum menikah. Harusnya lo bisa ancurin hubungan mereka, lo masih punya waktu." Jika Friska berusaha menenangkan Isvara, berbeda dengan Amara yang dengan senang hati menyulut amarah Isvara.
"Kok lo malah gitu sih, Ra?" Friska menatap Amara dengan tatapan tidak habis pikir, bisa-bisa Amara malah mengompori sahabat mereka untuk menghancurkan hubungan Ineisha dengan Chio.
"Tapi bener gue juga setuju sama Amara, Fris. Kalo elo cinta sama Chio, perjuangin aja dulu. Siapa tau Chio emang jodoh lo, Va. Bukan jodoh Ineisha, " ucap Dion yang lebih setuju dengan Amara.
"Kalo lo perlu bantuan buat hancurkan hubungan mereka, gue siap bantu kok," lanjutnya.
"Gue nggak pernah berpikir buat hancurkan hubungan mereka, Ra, Yon. Biar bagaimana pun, Ineisha itu tetap adek gue. Gue nggak mau bahagia diatas penderitaannya. Sebagai Kakak, gue sayang banget sama dia. Gue mau dia bahagia, sekalipun harus sama cowok yang gue cinta. Gue berusaha rela, walau gue tau enggak bakal mudah buat gue. Tapi gue akan berusaha, mungkin setelah mereka menikah gue bakalan pergi aja ke luar kota atau luar negri biar gue bisa lupain Chio," ujar Isvara panjang lebar.
Friska terharu mendengarnya, ia tahu bahwa sahabatnya itu memang sebaik itu.
"Alah, lo nggak perlu mikirin Ineisha segitunya, Va. Inget, dia aja nggak pernah mikirin lo. Dia loh tega fitnah lo, buat lo hampir dibenci sama orang tua lo sendiri. Orang kayak Ineisha itu nggak cocok dibaikin." Dion dengan menggebu-gebu mengeluarkan kekesalan di hatinya.
Dion yang kenal Isvara dari kecil, tentu pria itu juga mengenal baik Ineisha. Walau dirinya tidak terlalu dekat, karena lebih memilih untuk bersahabat dengan Isvara saja.
Sebenarnya Ineisha memaksa ingin bersahabat dengan sahabat kakaknya, tetapi gadis itu ditolak mentah-mentah. Ketiga sahabat Isvara, hanya ingin bersahabat dengan Isvara saja tidak ditambah orang lain sekalipun orang itu adalah Ineisha.
"Yang terjadi biarlah terjadi, Yon. Gue cuma nggak mau jadi perusak hubungan orang. Gue takut sama karmanya."
"Kalo itu mau lo, kita akan tetap dukung. Satu lagi lo harus tahu, kita bertiga akan selalu ada di belakang lo. Dukung apapun lo jalanin. Iya, kan, guys."
"Bener kata Amara, kita bertiga tetap akan dukung apapun keputusan yang lo buat," ujar Friska.
"Pokoknya lo nggak boleh ngerasa sendirian, kita bertiga nggak akan ke mana-mana. Kita akan selalu di samping lo, selalu ada di saat lo butuh, Va."
Isvara semakin menangis, kini tangisan terharu. Gadis itu merasa sangat beruntung mempunyai ketiga sahabat yang sangat baik padanya.
"Makasih ya, guys. Kalian adalah sahabat terbaik gue, pokoknya kalian itu terbaik deh. Semoga persahabatan kita akan awet sampe kakek-nenek."
Keempat sahabat kompak mengaminkannya, tidak lama kemudian makanan yang dipesan oleh Dion datang. Mereka berempat menikmatinya sambil bercanda ria.
Setelah puas mengobrol dan bercanda, tidak terasa hari mulai malam. Friska yang memang sudah ada janji menemani sang Mama ke sebuah undang, segera pamit pulang duluan.
Karena jika kurang satu orang rasanya akan berbeda, jadi mereka bertiga juga memutuskan untuk pulang.
"Lo gue anter ya, Va. Nggak bawa mobil 'kan?" ujar Dion pada Isvara, gadis cantik itu mengangguk pelan. Tidak ada salahnya juga ia diantarkan pulang oleh Dion. Toh kedua orang tuanya juga sudah mengenal baik Dion dan keluarganya.
Amara yang juga membawa mobil sendiri, langsung pergi ke tempat parkir di mana mobilnya berada.
Tinggallah Dion dan Isvara, kedua sahabat baik itu berjalan pelan-pelan menuju ke tempat parkir.
Sampai di tempat parkir, Dion membukakan pintu untuk Isvara. Lalu Isvara masuk ke dalam mobil Dion, barulah Dion masuk ke dalam mobilnya sendiri. Dion memang memperlakukan Isvara seperti Tuan putri, sebenarnya bukan hanya Isvara, Amara dan Friska juga Dion perlakukan sama.
Dion mengendarai mobil dengan kecepatan standar, mereka berdua memang tidak dalam keadaan buru-buru sampai ke kediaman Heksatama.
Tidak perlu waktu lama, kedua sahabat baik itu sampai juga di kediaman Heksatama yang megah. Dion turun duluan, lalu membukakan pintu untuk Isvara.
"Makasih ya, Yon. Udah anterin gue pulang dengan selamat."
"Iya, sama-sama kayak sama siapa aja lo," balasnya dengan tersenyum.
"Mau mampir dulu nggak, Yon?" Dion tidak langsung menjawab tawaran dari sahabat baiknya itu, ia terlihat sedang menimang-nimang.
"Enggak perlu deh, gue mau cepet pulang soalnya mau main game," tolaknya dengan halus.
Isvara tersenyum sambil geleng-geleng, Dion itu dunianya hanya game selain itu, ketiga sahabatnya juga termasuk. Diluar itu, Dion tidak begitu peduli.
"Yon-yon kalo lo deketnya cuma sama kita bertiga doang, kapan lo dapat pacarnya. Percuma dong ganteng tapi nggak laku," ledeknya sengaja.
Sejak dulu memang Dion sama sekali belum pernah pacaran, sebenarnya Isvara juga. Sedangkan Friska dan Amara pernah punya pacar dulu. Sekarang sih mereka sedang jomblo.
"Enak aja nggak laku, banyak kali yang suka sama gue. Cuma gue–nya aja yang belum mau pacaran. Masih muda lagi gue. Gue juga belum siap, dipermasalahkan sama pacar gue karena deket sama kalian bertiga."
Jika dulu pacar Friska dan Amara bisa memaklumi kedekatannya dengan Dion, karena Dion dan pacar Friska dan Amara dekat bahkan berteman juga. Selain itu Dion juga tahu batasan dalam persahabatan, tidak membuat pacar sahabatnya cemburu dengannya.
Laki-laki memang lebih muda, sedangkan pacar Dion nantinya adalah seorang perempuan yang kebanyakan lebih perasa dan sangat cemburuan. Takutnya tidak terima Dion bersahabat dengan Isvara, Amara dan Friska. Jujur, Dion belum siap disuruh memilih antara pacar dan sahabatnya.
Padahal itu hanya ketakutan Dion saja, jika dijalani belum tentu seperti itu. Ketiga sahabat perempuan Dion juga, pasti siap menjaga jarak dan meminta Dion lebih memproritaskan pacarnya dibandingkan mereka. Ketiganya tentu tahu batasan.
"Iyain aja, terserah. Asal lo jangan berpikiran nggak mau punya pasangan gara-gara kita bertiga."
"Enggaklah, ya kali. Belum nemu aja sekarang."
Isvara mendorong Dion masuk ke dalam mobilnya. "Pulang ah sana, katanya mau pulang cepet karena mau main game."
"Yaudah gue pulang, kalo lo perlu gue atau kita berempat. Jangan sungkan hubungin kita ya?" katanya sebelum menyalakan mesin mobilnya.
"Iya, tenang aja." Setelah memastikan Dion pergi dari rumahnya, Isvara segera masuk ke dalam rumahnya yang kebetulan memang tidak terkunci.
mampir juga dikaryaku yuk/Smile/