Pata hati terbesar seorang Ayana, ketika dirinya masih pertama kali mengenal cinta dengan seorang pria dewasa yang begitu membuatnya bahagia dan berasa menjadi wanita yang paling dicintai. Tapi sayang kisah cinta yang sudah berjalan lama harus berhenti karena sang kekasih yang merupakan anak dari keluarga berada, harus menerima perjodohan dengan wanita yang setara dengannya. Hal itulah yang membuat Ayana menjadi pata hati dan sulit membuka hati untuk pria lain. Tapi? Enam tahun setelah kejadian itu Ayana yang berprofesi sebagai seorang guru, harus dihadapkan dengan seorang murid yang pendiam dan murung tidak seperti murid lainnya, sejak saat itu pula Ayana mulai mendekati anak tersebut dan tanpa di sadari anak perempuan itu merupakan anak dari sang mantan. Apakah kisah cinta mereka akan bersemi kembali??? Temukan jawabannya hanya Manga Toon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Tiga hari kemudian, pagi ini dokter sudah memperbolehkan Ayana untuk pulang karena memang kondisinya sudah mulai membaik, perempuan itu sekarang terlihat lebih fresh karena memang luka yang ada di wajahnya sudah pulih dan bekas memar juga sedikit memudar.
"Alhamdulillah Nak, akhirnya dokter memberi ijin pulang hari ini juga, ibu sudah bosan terkurung di kamar rumah sakit seperti ini, mau makan pun kadang rasanya hambar gak seenak di rumah sendiri," ucap Anjar.
"Iyalah Bu, namanya juga rumah sakit, meskipun kita makannya di luar tetap saja rasanya tidak enak karena hari kita fokus dengan yang sakit, bukan seperti itu," sahut Ayana.
"Ya begitulah Nak," imbuh Anjar.
Di tengah-tengah obrolan mereka, tiba-tiba saja Andre datang dan siap menjemput calon istrinya itu. "Assalamualaikum," ucap Andre dan juga Gista.
"Walaikumsalam, eh ada Gista nih," sahut Aya dengan nada yang gembira.
"Halo Ibu, gimana kabarnya, udah enakan?" tanya Gista.
"Alhamdulillah Sayang, ibu sudah enakan," jawab Ayana.
"Ya sudah ayo pulang sekarang," ajak Andre.
"Baiklah kalau begitu, Nak Andre. Ibu sudah gak tahan di rumah sakit terus," keluh Anjar.
"Baiklah Bu," sahut Andre.
"Ay, kuat jalan?" tanya Andre sambil menyiapkan kursi roda.
"Kuat dong, kan lukanya udah sembuh," sahut Aya.
"Bagus dong kalau begitu," ucap Andre sambil mengacungkan jari jempolnya.
Setelah mengurusi surat kepulangan Ayana, Andre pun memboyong anak, calon istrinya dan juga calon mertuanya masuk ke mobil, di tengah perjalanan Andre menyaksikan Gista yang bercerita kepada Ayana, layaknya seorang ibu dan anak, gak ini tambah menyakinkan hatinya, bahwa keputusannya menikahi Ayana adakah hal yang tepat.
'Mungkin keputusanku sudah tepat, dan aku bahagia melihat kalian berdua akrab seperti sekarang, tetaplah seperti itu ya,' batin Andre.
Sesampainya di rumah Andre begitu sigap dalam membantu Ayana turu. Dari mobil, lalu menuntunnya membawanya masuk ke dalam rumah, para tetangga pun melihat kejadian ini, dan turut bahagia ketika mendengar Aya sudah boleh dibawa pulang.
"Alhamdulillah Ay, akhirnya kau pulang juga," ucap Hindun.
"Iya Mpok Hindun Alhamdulillah juga sudah enakan,"sahut Aya dengan sopan.
Saat ini Ayana sedang duduk di ruang tamu matanya menatap wajah pria tampan itu yang begitu khawatir memandangnya.
"Mas, kenapa melihatku seperti itu?" tanya Aya.
"Kamu gak sakit lagi kan," sahut Andre pasalnya pria itu tahu kalau di rumah sakit kemarin Aya masih terlihat menahan rasa sakitnya.
"Udah gak separah kemarin, Mas," terang Aya.
"Sayang ada yang mau aku omongin," ucap Andre tiba-tiba.
"Apa itu?" tanyanya sambil mengerutkan alisnya.
"Hari pernikahan di percepat, mungkin lusa kita sudah menikah, aku mohon kamu mau ya! Karena ini ku lakukan demi melindungi kamu dan juga Gista," sahut Andre.
"Mas, kenapa harus terburu-buru sih," cegah Aya.
"Sudah jangan membantah Ay, kejadian kemarin cukup menamparku, kau pikir aku tidak hancur dan menyalahkan diri sendiri ketika melihatmu di perlakukan seperti itu," papar Andre yang membuat Ayana terdiam.
"Tapi aku, kasihan sama ibu, bagaimana kalau dia aku tinggal menikah," sahut Aya yang sebenarnya tidak mau meninggalkan ibunya sendiri tinggal di rumah ini.
"Ibumu biar ikut saja di rumahku," pinta Andre.
"Gak usah Nak Andre, Ibu sudah nyaman tinggal di sini, Anakku, kamu sudah dewasa Nak, dan sudah sepatutnya kau menikah dan ikut tinggal dengan suamimu, ibu tidak akan pernah menghalangi niat baikmu untuk menikah, karena itu sebagian dari ibadah," tutur Anjar.
"Ibu, tapi aku tidak tega meninggalkan Ibu sendiri," sahut Aya.
"Ibu tidak apa-apa Nak, lagian ibu akan bersedih jika kau belum menikah, segeralah berikan ibu cucu, seperti teman-teman ibu yang lain," ucap Anjar yang membuat Andre tersenyum simpul.
"Baiklah kalau itu mau mu Bu," sahut Aya.
"Terima kasih ya Sayang, sudah mau menerima ajakanku, meskipun ini terdengar singkat," ucap Andre.
"Iya Mas," sahut Aya.
"Alhamdulillah, sebentar lagi aku punya Mama baru!" seruh gadis kecil itu, yang membuat semua orang bahagia mendengar suara ruang Gista.
******
Setelah usahanya untuk menghancurkan Andre gagal total, sekarang semua fasilitas Nadia di cabut oleh papanya, namun semua ini bukannya membuat dia sadar namun malah sebaliknya, dendam Nadia terhadap keluarga Andre begitu membuncah.
"Andre tunggu saja pembalasanku nanti, mungkin saat ini aku masih tidak punya apa-apa, tapi lihatlah nanti, akan ku balaskan semua rasa sakit ku ini," dendam Nadia.
Saat ini Nadia berusaha mencari cara agar bisa memegang uang, karena semua kartu kreditnya di bekukan oleh papanya yang merasa malu terhadap Andre, pasalnya tanpa di ketahui oleh Nadia perusahaan keluarga yang waktu itu hampir kolaps selalu mendapatkan suntikan dana dari perusahaan Andre hingga sekarang bisa kembali berjaya.
Namu hal itu tidak pernah di ketahui oleh Nadia karena memang selama ini dia tidak pernah serius mengurus perusahaan, karena sibuk bermain-main bersama teman-teman sosialitanya.
"Pokoknya hari ini aku harus mendapatkan uang papa, bagaimanapun caranya karena aku butuh uang untuk bertemu dengan teman-temanku, dan mencari kabar terbaru mengenai perempuan kampung itu," ucapnya sendiri.
******
Dua hari kemudian.
Di sebuah ballroom hotel berbintang telah diselenggarakan acara pernikahan yang begitu mewah, namun meskipun mewah acaranya cukup tertutup dan hanya di hadiri oleh keluarga dan kerabat dekat saja, semua tamu undangan turut menyaksikan momen sakral ini, apalagi ketika Andre mengucapkan ijab dengan begitu tegas.
"Saudara Andreas Wiratama, saya nikahkan engkau dengan keponakan saya yang bernama Ayana Jelita dengan Mas kawin uang sebesar 300. 000. 000 juta rupiah dan logam mulia seberat 20 gram di bayar tunai."
"Saya terima nikahnya Andreas Wiratama dengan dan Ayana Jelita dengan mas kawin uang sebesar 300.000.000 juta rupiah dan logam mulia seberat 20 gram di bayar tunai."
"Gimana para saksi, sah," ucap penghulu.
"Sah ... Sah ...!" Semua tamu undangan menjawab dengan serempak.
"Alhamdulillah," sahut penghulu, lalu membacakan doa untuk kedua mempelai tersebut.
Selesai ijab Ayana langsung di bawa keluar dari persembunyiannya, semua mata tertuju kepada paras ayu itu ketika melewati karpet putih, wajahnya yang cantik mampu menyihir para tamu undangan berdecak kagum dengan pesona yang di miliki.
Mereka berdua akhirnya berdiri sejajar di samping kursi akad yang sudah di desain begitu indah, seorang penghulu mulai membimbing Ayana untuk mencium bahu tangan suaminya serta di susul oleh Andre yang langsung mencium kening istrinya.
Acara sakral ini berlangsung dengan di iringi tangisan bahagia oleh kedua pihak keluarga, bagaimana tidak perjalanan panjang yang penuh lika-liku bahkan sempat terpisah bertahun-tahun dan akhirnya dipersatukan kembali dengan ikatan yang begitu suci.
Semua tamu undangan mulai naik ke pelaminan dan mengucapkan ucapan selamat kepada mempelai berdua, dan di barengi dengan berfoto bersama.
"Aya, selamat menikah ya akhirnya temanku yang satu ini laku juga," goda seorang sahabat untuk menghalau kesedihan.
"Hallah Mpok Naya, mulutmu berlagak mengataiku tapi matamu bercucuran air mata," ledek Aya.
"Ini tangisan bahagia pe'ak," ketus Naya. Yang membuat teman yang berada di pelaminan ikutan tertawa dan momen ini di akhiri dengan berfoto.
Setelah itu di susul para tamu yang lain hingga acara berlangsung selesai, tapi tanpa ada yang tahu, di depan bangunan akomodasi itu ada seorang perempuan yang merasa hancur dengan kabar bahagia ini.
"Kau tega Andre menolak cinta ku dan lebih memilih perempuan kampung itu," ucapnya penuh frustasi.
Assalamualaikum semoga kakak-kakak sehat selalu ya! Bab ini Aya dan Andre sudah melangsungkan pernikahannya semoga kedepannya mereka berdua semakin bahagia❤️❤️❤️🙏🙏🙏
siapa ya yg coba memeras Bu Retno