Di dunia di mana kekuatan adalah segalanya, Liu Han hanyalah remaja 14 tahun yang dianggap aib keluarganya. Terlahir dengan bakat yang biasa-biasa saja, dia hidup dalam bayang-bayang kesuksesan para sepupunya di kediaman megah keluarga Liu. Tanpa ayah yang telah terbunuh dan ibu yang terbaring koma, Liu Han harus bertahan dari cacian dan hinaan setiap hari.
Namun takdir berkata lain ketika dia terjebak di dalam gua misterius. Di sana, sebuah buku emas kuno menjanjikan kekuatan yang bahkan melampaui para immortal—peninggalan dari kultivator legendaris yang telah menghilang ratusan ribu tahun lalu. Buku yang sama juga menyimpan rahasia tentang dunia yang jauh lebih luas dan berbahaya dari yang pernah dia bayangkan.
Terusir dari kediamannya sendiri, Liu Han memulai petualangannya. Di tengah perjalanannya menguasai seni bela diri dan kultivasi, dia akan bertemu dengan sahabat yang setia dan musuh yang kejam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YanYan., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Identitas di Balik Topeng
Gua besar itu bergetar di bawah tekanan energi yang dilepaskan oleh Ling Yan dan pemimpin bandit bertopeng. Udara di sekeliling mereka penuh dengan riak-riak energi spiritual, menciptakan pusaran yang memecah keheningan gua. Liu Han berdiri di sisi gua, tetap waspada untuk membantu jika diperlukan, tapi dia tahu bahwa ini adalah pertarungan yang berada di luar kemampuannya saat ini.
Pemimpin bandit itu tertawa keras, mengangkat pedang hitam besarnya yang memancarkan aura mematikan. "Ling Yan, aku harus mengakui keberanianmu. Tapi, kau tidak akan keluar hidup-hidup dari sini!"
Ling Yan, dengan pedang ungunya yang menyala oleh energi puncak True Foundation, tidak menunjukkan rasa gentar. "Kita lihat saja siapa yang akan tetap berdiri di akhir."
Dengan gerakan secepat kilat, pemimpin bandit itu menyerbu ke arah Ling Yan, pedangnya menghantam dengan kekuatan yang cukup untuk menghancurkan bebatuan di sekitarnya. Ling Yan menghindar dengan gerakan anggun, membalas dengan tebasan horizontal yang mengirimkan gelombang energi ungu ke arah lawannya.
"Serangan Pedang Angin Ungu!" teriak Ling Yan, gelombang energinya menghantam dinding gua, menciptakan ledakan yang menggema di seluruh ruangan.
Pemimpin bandit itu menangkis serangan tersebut dengan pedang hitamnya, aura gelap di sekelilingnya membentuk perisai energi yang menahan dampaknya. "Itu saja yang kau punya, Ling Yan? Mengecewakan!"
Dia melompat maju, menyerang dengan kombinasi serangan berputar yang memaksa Ling Yan mundur beberapa langkah. Tapi Ling Yan tidak tinggal diam. Dengan gerakan cepat, dia memutar tubuhnya, mengayunkan pedangnya dengan presisi tinggi, menciptakan rentetan bayangan pedang yang mengepung lawannya.
"Pedang Bayangan Langit!"
Pemimpin bandit itu terpaksa melompat mundur, serangan bayangan itu terlalu cepat bahkan untuknya. Namun, dia tersenyum sinis di balik topengnya. "Bagus, Ling Yan. Tapi aku belum serius melawanmu."
Dia mengarahkan pedang hitamnya ke tanah, menghantamnya dengan kekuatan penuh. Gelombang energi gelap menyebar dari titik tumbuk, menciptakan getaran yang membuat Ling Yan kehilangan keseimbangannya sesaat.
Dengan celah itu, pria bertopeng itu menyerang lagi, pedangnya bergerak seperti ular yang mematikan. Ling Yan nyaris tidak bisa menangkis serangan itu, tapi dampaknya membuat dia terdorong beberapa meter ke belakang.
Pertarungan terus berlangsung dengan intensitas yang semakin meningkat. Setiap tebasan, setiap serangan, menciptakan ledakan energi yang mengguncang gua. Ling Yan dan pemimpin bandit itu tampak seimbang, keduanya berada di puncak kekuatan mereka.
Namun, Ling Yan mulai memanfaatkan pengalamannya. Dengan mata tajam, dia mengamati pola serangan lawannya, mencari celah kecil yang bisa dia manfaatkan.
Saat pria bertopeng itu meluncurkan serangan vertikal yang memecah lantai gua, Ling Yan melompat ke samping, menghindari serangan itu dengan mudah. Dia kemudian memutar tubuhnya dan menebas pedangnya ke arah topeng pria itu dengan kekuatan penuh.
"Ini untuk semua nyawa yang telah kau hancurkan!" seru Ling Yan.
Pedang ungu itu menghantam topeng logam pria tersebut, menciptakan suara dentingan keras. Dengan satu pukulan terakhir, topeng itu terbelah, terlempar ke lantai gua, memperlihatkan wajah pria di baliknya.
Ling Yan terhenti sejenak, matanya membelalak melihat siapa yang berdiri di depannya. Liu Han, yang mengamati dari kejauhan, juga merasa terkejut.
"Ini... tidak mungkin," kata Ling Yan dengan suara bergetar.
Pria itu adalah seseorang yang dikenal Ling Yan—seorang murid senior yang pernah ada di Sekte Pedang Langit. Namanya adalah Xu Tian, seorang ahli berbakat yang menghilang secara misterius beberapa tahun lalu setelah dituduh melakukan pengkhianatan.
Xu Tian menyeringai, meskipun wajahnya kini penuh dengan luka kecil akibat pertarungan. "Kejutan, Ling Yan? Aku pikir kau akan senang melihatku lagi."
"Xu Tian!" seru Ling Yan, suaranya penuh amarah. "Kau... kau yang menghancurkan kehormatan sekte kita! Kau yang membelot dan bekerja untuk kelompok bandit!"
Xu Tian tertawa kecil, meskipun matanya menunjukkan kilatan dingin. "Kehormatan sekte? Jangan membuatku tertawa. Sekte Pedang Langit hanya tahu menggunakan murid-muridnya sebagai alat! Aku bosan menjadi bidak dalam permainan mereka, jadi aku memutuskan untuk mengambil jalanku sendiri."
"Lalu kau memilih menjadi kriminal?" balas Ling Yan. "Membunuh orang tak berdosa, mencuri, dan merampas apa yang bukan milikmu?"
Xu Tian mengangkat bahu, senyumnya dingin. "Kau tidak akan mengerti, Ling Yan. Dunia ini bukan tentang siapa yang benar atau salah, tapi siapa yang cukup kuat untuk memaksakan kehendaknya."
Ling Yan mengepalkan pedangnya erat. "Jika kau berpikir aku akan membiarkanmu pergi setelah semua ini, kau salah besar."
Xu Tian mengangkat pedang hitamnya kembali, auranya semakin kuat. "Kalau begitu, tunjukkan apa yang kau miliki, murid inti Sekte Pedang Langit. Mari kita lihat apakah kau bisa menghentikanku."
Dengan seruan perang, mereka kembali bertarung, aura mereka beradu dengan kekuatan yang cukup untuk mengguncang seluruh gua. Liu Han, yang tetap siaga di belakang, mulai mempersiapkan dirinya untuk kemungkinan harus ikut campur.
Pertarungan antara Ling Yan dan Xu Tian terhenti seketika saat bola energi merah tua di altar memancarkan cahaya yang semakin terang. Ledakan besar meletus dari altar, melemparkan Ling Yan dan Xu Tian ke belakang. Liu Han juga terdorong beberapa meter, tetapi berhasil mendarat dengan aman meskipun tubuhnya gemetar karena tekanan aura yang keluar.
Dari puing-puing altar yang hancur, sesosok makhluk mengerikan perlahan bangkit. Aura hitam pekat yang memancarkan tekanan luar biasa memenuhi gua, membuat udara terasa berat dan sulit untuk bernapas. Tubuh makhluk itu besar, dengan kulit hitam legam seperti baja terbakar. Sepasang tanduk melengkung menghias kepalanya, sementara mata merah menyala bagai bara neraka.
Suara tawa yang dalam dan menggema keluar dari mulut makhluk itu, membuat darah terasa membeku di tubuh siapa pun yang mendengarnya. “Hahahaha! Setelah ribuan tahun terperangkap, aku, Mo Zu, Jenderal Iblis dari sembilan pilar Raja Iblis, akhirnya bebas!”
Ling Yan terdiam di tempatnya, wajahnya pucat di bawah tekanan aura Mo Zu. Bahkan Liu Han, yang berada di belakang, merasa lututnya gemetar tanpa henti. Aura Mo Zu begitu kuat sehingga mereka tahu bahwa makhluk ini berada di level yang jauh melampaui True Foundation.
Xu Tian, yang sebelumnya terlihat percaya diri, kini berdiri dengan senyum yang aneh. Dia melangkah maju, membungkuk dalam-dalam kepada Mo Zu.
“Yang Mulia Mo Zu,” katanya dengan suara penuh hormat. “Aku adalah Xu Tian, pelayan setiamu. Aku telah bekerja keras untuk membangkitkanmu. Dengan kekuatanmu, aku akan membalas dendam pada mereka yang telah mengkhianatiku.”
Mo Zu menatap Xu Tian dengan mata menyala, bibirnya menyeringai lebar. “Pelayan setia, katamu?” suaranya bergema penuh ejekan.
Xu Tian mengangguk penuh keyakinan. “Benar, Yang Mulia. Aku akan menjadi pedangmu di dunia ini. Dengan bimbinganmu, aku akan menghancurkan Sekte Pedang Langit dan musuh-musuhmu!”
Tawa Mo Zu menggema, penuh dengan penghinaan yang jelas. “Hahahaha! Pedangku, kau bilang? Makhluk kecil seperti kau? Aku tidak memerlukan pengkhianat yang lemah untuk menjadi pedangku.”
Wajah Xu Tian berubah tegang. “Yang Mulia, aku telah berusaha keras untuk membangkitkanmu. Aku layak mendapatkan kehormatan ini!”
Namun, sebelum dia bisa melanjutkan, Mo Zu bergerak. Dengan satu ayunan tangannya yang besar, dia mencabut pedang hitam pekat yang muncul dari energi gelap di sekelilingnya. Dalam sekejap, pedang itu melesat ke arah Xu Tian.
“Tidak…!” teriak Xu Tian, tetapi sudah terlambat.
Dengan gerakan cepat dan kekuatan mengerikan, pedang itu menebas leher Xu Tian. Darah berwarna merah gelap memancar ke udara, dan kepala Xu Tian terpisah dari tubuhnya sebelum jatuh ke tanah dengan suara yang menghentak. Tubuhnya yang tanpa kepala ambruk beberapa saat kemudian.
Liu Han dan Ling Yan menyaksikan adegan itu dengan mata melebar, rasa ngeri menyelimuti mereka. Tapi Mo Zu belum selesai.
Makhluk itu memungut kepala Xu Tian yang terputus, menatapnya dengan tatapan penuh hinaan. “Kau pikir kau bisa menjadi pelayanku? Kau tidak lebih dari makhluk kecil yang menyedihkan.”
Dengan tawa penuh kebengisan, Mo Zu membuka mulutnya yang besar, lalu menggigit kepala Xu Tian seperti menyantap makanan. Suara tulang yang hancur dan darah yang berceceran membuat Ling Yan hampir kehilangan kendali atas emosinya.
“Dia… dia memakannya,” gumam Liu Han dengan suara bergetar.
Mo Zu melahap kepala Xu Tian dengan mudah, lalu mengambil tubuhnya yang tersisa dan melahapnya pula. Setiap gigitan diiringi dengan tawa mengerikan yang menggema di dalam gua, membuat seluruh tempat itu terasa seperti neraka.
Setelah selesai, Mo Zu menjilat bibirnya, seolah-olah puas dengan “hidangan” itu. Dia menoleh ke Ling Yan dan Liu Han, matanya yang merah menyala penuh dengan kebencian dan kekejaman.
“Dan sekarang… giliran kalian,” katanya dengan suara berat yang terdengar seperti gemuruh petir.
Ling Yan menarik napas panjang, mengangkat pedangnya dengan kedua tangan meskipun tubuhnya gemetar di bawah tekanan aura Mo Zu. “Xiao Han,” katanya tanpa menoleh. “Kau harus lari. Sekarang juga!”
Liu Han mengepalkan pedangnya lebih erat, meskipun tubuhnya penuh dengan ketakutan. “Aku tidak akan meninggalkanmu, Kak Ling. Kita hadapi dia bersama.”
Mo Zu tertawa lagi, lebih keras dari sebelumnya. “Bagus, bagus. Aku suka melihat rasa putus asa yang bercampur dengan keberanian palsu. Mari kita lihat seberapa lama kalian bisa bertahan!”
Dengan satu langkah besar, Mo Zu melancarkan serangan pertamanya. Aura hitam mematikan menyebar ke seluruh ruangan, menandai dimulainya pertarungan melawan makhluk iblis yang jauh melampaui kekuatan mereka.
Bersambung...
...****************...
Halo para reader yang terhormat, saya selaku author ingin mengucapkan terimakasih karena telah membaca karya pertama saya, mungkin masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan cerita ini.
Saya selaku author berharap, kalian para reader yang terhormat mau mendukung karya ini, author juga akan menerima semua kritik dan saran dari kalian demi mengembangkan cerita ini untuk menjadi cerita yang bisa memuaskan para pembaca.
Jangan lupa untuk meninggalkan like, coment, dan juga subscribe karya ini ya ><
Salam hangat untuk kalian semua😊
~YanYan.