Samuel adalah seorang mantan atlet bela diri profesional, selain itu ia juga bekerja paruh waktu sebagai kurir makanan, namun semuanya berubah saat kiamat zombie yang belum di ketahui muncul dari mana asalnya membawa bencana bagi kota kota di dunia.
Akankah Samuel bertahan dari kiamat itu dan menemukan petunjuk asal usul dari mana datangnya zombie zombie tersebut?!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Baby samuel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tubuh baru Samuel ! kekuatan tak terduga
Di dalam pos perlindungan, waktu berjalan dengan tenang, memberikan Samuel, Darius, Lara, dan Scrappy kesempatan untuk memulihkan diri.
Setelah beberapa hari berlalu, Samuel akhirnya mulai merasakan kekuatan baru dalam tubuhnya. Pukulan dan guncangan yang pernah ia terima dari zombie mutasi tampaknya telah memberikan dampak tak terduga. Tubuhnya terasa lebih kuat, seolah beradaptasi dengan kerasnya pukulan-pukulan yang pernah ia terima.
Samuel kini dapat berjalan tanpa bantuan, setiap langkahnya terasa lebih ringan, namun penuh dengan energi. Ada sesuatu yang berbeda, kekuatan yang kini mengalir dalam tubuhnya terasa lebih hidup dan bertenaga.
Lara memperhatikannya dengan saksama, menyadari bahwa Samuel tampak berubah, lebih bertenaga, seolah tubuhnya telah menemukan jalan untuk beradaptasi dengan kondisi ekstrem di luar sana. Namun, sebelum ia bisa membahasnya lebih jauh, sesuatu terjadi di dalam pos perlindungan.
Tengah hari itu, saat Samuel dan kawan-kawannya sedang beristirahat di salah satu sudut pos perlindungan, terdengar suara ribut-ribut dari kerumunan di dekat pintu masuk. Seorang pria berperawakan besar, dengan wajah keras dan sikap yang kasar, memicu keributan, mengumpat dan mendorong beberapa warga lainnya. Ia terlihat marah dan tak segan-segan melukai mereka yang menghalangi jalannya.
"Apa masalahnya ini?" Samuel bertanya dengan suara tegas, langkahnya mendekati kerumunan dengan Darius dan Lara di sisinya.
Beberapa orang di sekitar menatap Samuel, menyiratkan harapan bahwa mungkin ia bisa membantu. Pria besar itu ternyata seorang penguasa yang suka mengintimidasi warga di pos perlindungan, menguasai persediaan makanan, dan hanya membagikan kepada orang-orang yang setia padanya.
Samuel melihat ini dan merasa amarahnya mulai memuncak, terutama melihat bagaimana pria itu memperlakukan orang-orang yang seharusnya bisa hidup tenang di dalam pos perlindungan.
Pria itu menatap Samuel dengan pandangan sinis, memperhatikan postur tubuhnya yang tegap namun lemah akibat pemulihan dari cedera. “Apa kau ingin bermain pahlawan, hah?” ejeknya, mengeluarkan senyum yang penuh ejekan.
Samuel hanya menatapnya dengan tatapan dingin, langkahnya maju perlahan, mendekati pria itu. Warga yang ada di sekitar berusaha menahan napas, khawatir bahwa konfrontasi ini akan berakhir buruk bagi Samuel.
“Aku hanya ingin kau berhenti membuat masalah di sini. Semua orang berhak mendapatkan makanan dan perlindungan,” ucap Samuel dengan tenang, tapi penuh ketegasan.
Pria itu tertawa keras, suaranya menggema di ruangan. “Kau pikir, dengan tubuhmu yang begitu lemah, kau bisa menghentikanku?” katanya sambil melangkah lebih dekat, menantang Samuel untuk melawan.
Tiba-tiba, tanpa berpikir panjang, pria itu mengayunkan tinjunya ke arah Samuel. Namun, Samuel dengan refleks yang cepat berhasil menghindari pukulan itu, gerakannya luwes dan ringan, seolah-olah tubuhnya tahu persis apa yang harus dilakukan. Sontak, semua yang ada di sekitar mereka terdiam, takjub melihat kecepatan Samuel yang tak biasa.
Tanpa menunda, Samuel mengepalkan tangan dan melayangkan satu pukulan ke arah pria itu. Tubuh pria itu terlempar jauh, menghantam dinding di belakangnya hingga ia terduduk dengan mata terbelalak. Seluruh ruangan hening, semua orang memandang Samuel dengan penuh keterkejutan, tak percaya bahwa ia bisa melayangkan pukulan sekuat itu.
Samuel terdiam, menatap tangannya sendiri dengan tatapan tak percaya. Di dalam dirinya, ada rasa bingung bercampur kagum atas kekuatan baru yang ia rasakan. Sejenak ia bergumam pada dirinya sendiri, bertanya-tanya dari mana datangnya kekuatan luar biasa itu.
Lara yang sedari tadi memperhatikan, segera mendekati Samuel, meletakkan tangan di bahunya dan berkata dengan lembut, “Samuel… tubuhmu telah beradaptasi. Semua itu karena pukulan dari zombie mutasi yang pernah kau terima. Tubuhmu… sepertinya mendapatkan semacam ketahanan baru. Seperti sistem kekebalan tubuh yang menjadi lebih kuat ketika melawan virus, tubuhmu juga menyesuaikan diri terhadap kondisi ekstrim.”
Samuel tertegun, mencoba mencerna kata-kata Lara. Di dalam hatinya, ia merasa lega sekaligus takjub, menyadari bahwa pukulan keras dan cedera yang ia alami selama ini justru telah memperkuat tubuhnya dengan cara yang tak terduga. Ia kini bukan hanya lebih kuat, tapi juga lebih tangguh untuk menghadapi apa pun yang akan datang.
Darius yang berdiri di samping Samuel tersenyum kecil, menepuk pundaknya dengan rasa bangga. “Kau benar-benar orang yang luar biasa, Sam. Takdir sepertinya menginginkanmu untuk terus melindungi kami semua.”
Samuel hanya mengangguk sambil tersenyum samar, masih terpesona dengan perubahan dalam dirinya. Warga yang menyaksikan insiden tersebut mulai berbisik-bisik, kekaguman terpancar dari wajah mereka saat melihat Samuel sebagai sosok yang bisa diandalkan. Seorang pahlawan yang, tanpa pernah menyebut dirinya sendiri sebagai pemimpin, telah menanamkan kepercayaan di hati mereka.
Tak lama setelah kejadian itu, seorang penjaga pos perlindungan mendekati mereka. Wajahnya penuh hormat saat ia berbicara pada Samuel, seolah pria itu benar-benar terkesan dengan ketangguhan yang baru saja ditunjukkan.
“Terima kasih, Samuel. Banyak dari kami yang merasa tertindas oleh pria itu, dan kau telah memberikan kami ketenangan di sini,” ujarnya tulus.
Samuel hanya mengangguk dan berkata, “Ini bukan hanya tentang diriku. Kita semua perlu saling mendukung di sini. Kita semua butuh harapan.”
Di tengah suasana yang mulai damai, mereka kini tahu bahwa mereka telah menemukan tempat yang aman. Namun, di balik rasa aman itu, Samuel, Darius, Lara, dan Scrappy menyadari bahwa perjalanan mereka belum selesai. Masih banyak tantangan yang menunggu di luar sana, tetapi dengan kekuatan baru yang kini dimiliki Samuel, mereka tahu bahwa mereka siap menghadapi apa pun yang datang.
Dan dengan itu memberikan harapan baru bagi kelompok mereka di dalam pos perlindungan. Mereka kini lebih kuat dan lebih bersatu, dengan Samuel sebagai pilar yang tak tergoyahkan—seorang pemimpin yang lahir bukan dari kata-kata, melainkan dari tindakan nyata dan ketulusan hati.
Di sisi lain terlihat seorang penjaga gerbang tempat perlindungan yang sedang memantau menggunakan teropongnya dari ketinggian menara pengawas yang terletak tepat di depan gerbang tembok yang menjulang tinggi tersebut agar lebih bisa mengawasi dengan leluasa dan lebih jauh .
Terlihat para zombie seperti membludak banyaknya tak terhitung dari sisi kota satu ke kota lainnya dari teropong penjaga tersebut.
"Ini gawat !" Ucap penjaga gerbang yang menyadari bahwa hal itu akan berdampak besar terhadap tempat perlindungan nantinya.
Di saat yang bersamaan, di suatu tempat Samuel dan yang lainnya berada.
Terlihat Samuel,Darius dan lara sedang menikmati makan siang mereka dengan santai sambil sedikit berbincang tenang makanan favorit mereka.
"Rasa ramen ini enak sekali ! Sepertinya aku mulai merindukan makanan rumah meskipun dulu aku tinggal sebatang kara ! Haha" ucap Darius yang saat itu sedang memakan ramen bersama Samuel dan lara .
"Aku lebih suka makan takoyaki" ujar lara menjawab pernyataan Samuel dengan sedikit murung
Samuel yang merasakan kehangatan suasana saat itu hanya tersenyum kecil seakan dirinya bersyukur bisa merasakan kebahagiaan yang mungkin tak bisa di rasakan olehnya saat dulu ia masih menjadi kurir makanan, pasalnya Samuel tinggal sendiri dan kedua orang tuanya tengah sibuk bekerja di luar kota .