Di hari pernikahannya Ayla memilih pergi dan tak ingin menikahi laki-laki yang dia cintai.
Tapi dia tak menyangka,akhirnya tunangannya malah memilih menikahi kakaknya sendiri.
Sejak saat itu, Ayla pikir kisah cintanya sudah berakhir. Dan berusaha menghapus semua rasa cintanya pada lelaki itu.
Tapi, ternyata laki-laki yang sudah menjadi kakak iparnya itu tidak berhenti mengejarnya.
Bagaimana bisa dia kembali mencintai pria yang sudah memilih wanita lain, bahkan sudah menjadi kakak iparnya itu.
Bisakah Ayla benar-benar terlepas dari kakak iparnya. Ataukah dia akan memilih mengembangkan sisa-sisa cintanya pada kakak iparnya?
Baca kisah mereka, dalam novel.
"Di Kejar Kakak Ipar"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss HF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Juan & Ayla : Ditolak
"Apa Tuan baik-baik saja? " Ucap Miko yang langsung masuk karena mendengar suara terjatuh. Dan langsung membantu Juan
"Aaaa... Aaanu... Mmaaa... Maaaf." Ucap Ayla gagu dan juga membantu Juan berdiri.
"Kenapa anda bisa terjatuh?" Tanya Miko, yang kemudian menatap Ayla dan cepat menatap Juan kembali karena melihat baju Ayla yang baru setengah ia gunakan.
Ayla cepat-cepat berbalik dan mengancing bajunya.
Dan Juan pun segera pamit.
"Maaf Tuan, saya tidak tau... "
"Bagus kau datang cepat." Ucap Juan memotong ucapan Miko.
"Jika tidak, aku tidak tau apa yang akan aku lakukan." Batin Juan berjalan cepat menuju lift.
Tak lama kemudian, Ayra datang dan masuk ke ruangan Ayla.
"Kak Ayra?" Ucap Ayla terkejut sekaligus senang.
"Belakangan ini, kamu sama sekali tak memberi kabar apapun, dan meskipun tau kakak sudah pulang, kamu langsung pergi kerja?" Tanya Ayra heran melihat adiknya itu.
"Aku hanya sedang sibuk dengan beberapa proyek besar" Ayla lalu bangun mendekati Ayra dan Ayra langsung memeluk Ayla dengan erat.
"Aku kangeen sama bantal hidupku." Ucap Ayra memeluk Ayla dengan gemas. Dan Ayla hanya menahan rasa sakitnya.
"Kamu kenapa?" Tanya Ayra melepas pelukannya melihat Ayla menahan nafas.
"Ahkkk... Aku tiba-tiba mules. Aku ke toilet dulu sebentar." Ucap Ayla.
Ayra lalu tak sengaja menemukan perban yang penuh darah di dalam tong sampah Ayla.
"Ayla... Kamu gak apa-apa? " Tanya Ayra khawatir.
"Iya... " Jawab Ayla singkat menahan nafasnya karena rasa sakit.
Begitu Ayla keluar, Ayra menyambutnya dengan wajah marah.
"Apa ini?" Sambil menendang bak sampah yang penuh perban berdarah.
"Aku kecelakaan kerja kemarin, dan itu sisa membersihkan lukanya." Ucap Ayla berbohong.
"Kamu sepertinya semakin pintar berbohong." Ucap Ayra yang tak percaya, dan hendak memeriksa rubuh Ayla.
"Aku kangen sama kak Ayra, tapi aku benar-benar sedang sibuk dan tak ingin berdebat. Oke? Jadi kakak lebih baik jalan-jalan dengan sahabat-sahabat kakak itu mumpung kakak ada di sini." Ucap Ayla sambil mendorong Ayra pergi dan dia mengunci pintu ruangannya.
"Padahal aku hanya penasaran bagaimana kencan butamu." Teriak Ayra dari depan pintu.
Tapi Ayla tak menjawabnya, dan Ayra menendang pintu ruangan Ayla dan langsung pergi.
Padahal Ayla juga tau, kalau Ayra lebih senang menghabiskan waktu bersama sahabat-sahabatnya itu.
Hari berikutnya, sesuai janji. Juan datang lebih pagi membantu Ayla membersihkan lukanya.
Dan sebelum makan siang, Ayla akan mengunjungi rumah Juan untuk memeriksa kemajuan pembangunannya.
Dan tak lama lagi pembangunan akan selesai begitu juga dengan semua renovasi yang di perlukan.
Sampai suatu siang, setelah mereka selesai makan siang di kediaman Arvano, Juan meminta Ayla berbicara dengannya di ruang kerja.
"Ayla, aku ingin kamu menjawabku dengan jujur. Kita sudah bermain tarik ulur ini terlalu lama. Dari sebelum kita memulai proyek ini sampai sekarang. Dan aku tidak ingin bermain lagi." Ucap Juan blak-blakan.
"Kamu tau, bagaimana aku menahan diri setiap di dekatmu dan tau bagaimana kamu juga menahan dirimu di sekitarku. Apa kamu tak ingin melanjutkan hubungan ini lebih jauh?" Tanya Juan yang menatap Ayla dengan dalam.
Ayla terlihat berpikir sangat keras.
"Maafkan aku, Juan. Aku sangat menikmati permainan ini. Jika kamu menganggap ini permainan. Dan kalau aku berhenti dari permainan ini. Kesempatan untukku memilih kamu adalah 0 persen." Ucap Ayla yang juga menjawab dengan jujur.
"Jelaskan alasannya." Ucap Juan mendekati Ayla.
"Aku, ingin hidup normal." Ucap Ayla.
"Apa kamu tidak bosan menjawabku dengan alasan yang sama? Sampai mana batas normal yang kamu bicarakan? Kamu lahir dan besar dalam keluarga Mafia, dan tiba-tiba kamu berkata ingin hidup normal?" Tanya Juan menyudutkan Ayla.
"Normal? Kamu tau apa yang dikatakan bawahanku saat kamu mengatasi penyusup waktu itu? Mereka mengatakan kamu layaknya seorang yang sudah biasa melewati hal itu. Beritahu aku, arsitek normal mana yang harus curiga tentang material berlebih yang dikirim? Orang normal mana, yang setelah terkena tembakan hanya akan meringis seperti kamu? Orang normal mana yang begitu waspada dengan... "
"Cukup Juan. Aku tau. Aku tidak hidup normal. Tapi aku tak mau menghabiskan hari-hariku menunggu kekasihku pulang dengan pikiran dalam keadaan hidup atau tidak, aku tidak mau setiap hari, khawatir suamiku dan keluargaku terluka karena mereka menyakiti orang lain." Ucap Ayla memotong ucapan Juan.
Juan sangat frustasi mendengar alasan Ayla. Meskipun sepintas Ayla terlihat seperti seorang wanita yang akan menerima segala sesuatu dengan rela, tapi selama bekerja, Juan melihat sisi kepemimpinan dan dia bisa dengan mudah membawa dirinya untuk menjadi orang yang memimpin orang lain. Dia benar-benar anak seorang mafia. Teddy di waktu mudanya juga terkenal dengan hebat dengan kepemimpinannya dan juga keluarga Theodore.
"Jika itu yang kamu pikirkan. Maka semua orang tidak akan pernah menikah. Jika seorang istri supir juga selalu khawatir apakah setiap harinya suaminya akan selamat dari kecelakaan selama di jalan. Semua orang khawatir dengan caranya masing-masing."
Juan lalu menarik Ayla ke jendela menyuruhnya melihat keluar, Juan berdiri di belakangnya.
"Kamu lihat mereka, mereka semua adalah bawahanku, keluargaku. Apa kamu pikir semua keluarga mereka tidak mengkhawatirkan mereka? Kenapa mereka rela mati-matian menjaga keluargaku, dan melupakan keselamatan mereka?" Ucap Juan memegang bahu Ayla dengan erat.
Ayla berbalik "aku mengerti itu semua. Tapi maaf. Kamu tetap bukan salah satu pilihanku." Ucap Ayla datar mendorong Juan menyingkir dengan pelan.
"Baiklah, jika kamu menolak ku. Aku sudah mengungkapkan perasaanku berkali-kali, dan aku rasa mungkin kita cukup sampai di sini. Aku tak ingin bermain lagi. Sisa pekerjaanmu, bisa kamu bicarakan dengan Miko." Ucap Juan datar, dan Ayla berlalu keluar tanpa berbalik. Meskipun ada rasa sedih di hatinya.
Setelah pekerjaannya selesai, Juan dan Ayla benar-benar tak pernah menghubungi satu sama lain.
Ayla kembali sibuk dengan pekerjaannya.
Sampai 2 bulan kemudian, Ayla tak sengaja berpapasan dengan Juan ketika menemui kliennya di sebuah hotel.
Juan sedang bersama seorang wanita dan merangkulnya.
Tapi Ayla hanya melewati Juan. Bahkan menyapanya saja tidak.
Juan merasa sangat marah. Lalu berbalik mengejar Ayla dan menarik pergelangan tangannya.
"Apa-apaan? Apa yang kamu lakukan?" Ucap Ayla agak keras sambil menarik tangannya.
"Kenapa kamu tak menyapaku?" Tanya Juan.
Ayla lalu berbalik dan berjalan cepat meninggalkan Juan tak ingin bicara dengannya.
Dia lalu mengajak wanita tadi ke kamar hotel dan menyelesaikan hasratnya pada wanita yang sudah 3 minggu dia kenal itu.
"Apa itu wanita yang sering kamu bicarakan dan kamu panggil saat kamu mencapai puncak?" Tanya wanita itu.
"Jangan Bertanya. Sedikit kamu tahu lebih baik." Ucap Juan yang lalu membersihkan tubuhnya dan memakai pakaiannya kembali.
Sementara itu, Ayla menangis di atas taksi menahan sakit hatinya.
"Kenapa, aku harus sakit hati dia bersama wanita lain? Itu bukan urusanku." Batin Ayla.
...****************...