NovelToon NovelToon
Indra Ke-6

Indra Ke-6

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Persahabatan / Mata Batin
Popularitas:358k
Nilai: 5
Nama Author: Ichageul

"Apa yang kamu tahu?" tanya Aditya pada pria yang kepalanya berlumuran darah.

"Aku hanya lihat ada tiga orang pria datang lalu dia menyuntikkan sesuatu pada wanita itu. Setelah wanita itu tidak berdaya, mereka menggantungnya seolah dia bunuh diri."

Usai mengatakan itu, pria tersebut menghilang tanpa bekas.

Sebagai seorang polisi, terkadang Aditya menemui kesulitan ketika mengungkap sebuah kasus. Dan tak jarang dia sering meminta informasi dari makhluk tak kasat mata yang ada di sekitar lokasi kejadian.

Aditya memanfaatkan indra keenamnya untuk mengungkap kasus kejahatan yang terjadi di sekitarnya. Tak sendiri, dia ditemani jin cantik bernama Suzy yang rela membantunya melakukan apapun, kecuali mencarikan jodoh untuknya.

"Haiissshh.. Tante Suzy.. yang benar dong kalau kasih info. Nyasar lagi nih kita!" kesal Adita.

"Kalau mau nanya alamat tuh ke Mbah Gugel! Bukan ke aku!"

Aditya hanya menepuk keningnya saja.

"Percuma ngajak jin dongo," gumam Aditya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichageul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Adu Mulut

KRIUK

Sontak Zahira melihat pada Tristan. Suara itu memang berasal dari perut polisi tampan tersebut. Tristan sendiri tidak peduli kalau Zahira mendengar jeritan perutnya karena memang dirinya sudah sangat lapar. Hari ini pria itu hanya sempat sarapan saja. Karena sibuk dengan pekerjaan, dia sampai lupa pada kebutuhannya pangannya.

Selesai mengisi bensin, Tristan menjalankan kendaraannya kembali. Pria itu ingin segera sampai ke kediaman Tamar, baru kemudian mengisi perutnya. Ketika kendaraannya berhenti di lampu merah, terdengar suara Zahira dari arah belakang.

"Antar aku dulu ke suatu tempat."

"Ngapain?"

"Ada yang mau aku beli."

"Udah malam. Besok aja lah. Aku udah capek ini, mau langsung pulang."

"Pokoknya antarin aku!"

Tristan menghembuskan nafas kesal. Sejak awal bertemu sampai di pertemuan keduanya, gadis itu tetap sama, selalu saja memaksakan keinginannya. Ketika lampu berubah hijau, Tristan langsung tancap gas. Zahira yang terkejut refleks memeluk perut Tristan. Dipeluk tiba-tiba oleh Zahira membuat Tristan gugup juga. Pria itu menurunkan kecepatan kendaraannya. Pelukan Zahira pun terlepas setelah motor Tristan tidak mengebut lagi.

"Di depan belok kanan!" teriak Zahira mencoba melawan suara angin.

Tanpa ada protesan, Tristan mengikuti saja arahan Zahira. Ketika motornya melintasi deretan kios, tangan gadis itu menepuk pundak Tristan, meminta pria itu menghentikan kendaraannya. Tristan memperhatikan kios di depannya. Itu adalah kios penjual nasi goreng. Perutnya kembali berdendang ketika mencium aroma nasi goreng yang begitu harum.

"Aku dari tadi pengen makan kwitiaw. Ngga apa-apa kan kalau aku makan dulu?"

Kepala Tristan mengangguk. Kebetulan sekali Zahira mengajaknya ke sini, dengan begitu dia bisa mengisi perutnya. Zahira segera memesan kwitiaw goreng untuknya.

"Kang, kwitiaw gorengnya satu. Yang pedas ya. Kamu mau makan ngga?" kepala Zahira menoleh pada Tristan.

"Boleh. Nasi gorengnya satu ya, Kang. Telornya didadar aja."

"Pedas ngga?"

"Sedang aja."

Kepala pegawai itu mengangguk. Dia kemudian menuju sang bos yang sedang menggoyang wajan, mengatakan pesanan dua pengunjung yang baru saja datang. Mata Tristan memandang sekeliling, kios nasi goreng ini memiliki cukup banyak pengunjung.

"Ini kios nasgor langganan Papaku. Dari jaman Papa masih jomblo, dia udah jadi pelanggan di sini. Coba teh tawarnya, harum banget loh."

Zahira menuangkan teh tawar ke dalam gelas lalu memberikannya pada Tristan. Pria itu menghirup aroma teh yang khas. Apa yang Zahira katakan memang benar, aroma teh yang disuguhkan memang sangat wangi. Pelan-pelan diseruputnya teh tawar hangat itu. Zahira memperhatikan Tristan yang tengah meminum tehnya. Dia memang sengaja mengajak Tristan ke sini setelah mendengar suara demo cacing di perut Tristan.

"Bang Adit masih di kantor?"

"Ngga. Udah pulang. Tapi dia ngantar saksi dulu ke kost-an."

"Kok bisa kamu yang jemput aku?"

"Disuruh Mama kamu."

"Kenapa mau?"

"Emang aku bisa nolak?"

"Ya tolak aja kalau ngga mau. Percuma jemput kalau terpaksa."

"Papamu itu atasanku. Mau ngga mau, suka ngga suka, kalau dapat perintah ya harus nurut."

"Kan yang nyuruh Mama, bukan Papa."

"Sama aja."

"Besok-besok kalau suruh jemput lagi, tolak aja. Aku ngga mau nyusahin orang."

Tidak ada jawaban dari Tristan. Percuma saja dia menjelaskan pada gadis itu. Sejak berada di akademi polisi, pria itu sudah khatam dengan sistem hierarki. Walau yang memintanya adalah istri dari atasannya, dia tidak punya alasan untuk menolak selama permintaan itu tidak menyimpang dari norma sosial dan hukum. Lagi pula Stella menyuruhnya setelah jam kerja usai dan kebetulan dirinya juga akan pulang. Jadi Tristan memang tidak bisa menolak perintah.

"Bang Adit pasti belum makan juga."

"Iyalah. Kita lagi sibuk nangani kasus. Mana sempat mikirin soal makan."

"Ck.. tapi kalian tuh manusia bukan robot. Tetap aja butuh makanan. Menyelidiki kasus juga butuh energi. Kalau kalian telat makan, nangkap penjahat ngga, sakit iya. Emang kalian nangani kasus apa sih?"

"Ngga usah kepo."

"Siapa yang kepo? Cuma nanya aja, kalau ngga mau jawab juga ngga apa-apa. Bukan urusan aku juga."

Tristan menghirup oksigen dalam-dalam. Zahira yang bertanya, tapi dia juga yang mengatakan kalau itu bukan urusannya. Kalau bukan urusan kamu, ngapain juga nanya, dodol. Begitulah suara batin Tristan menanggapi perkataan Zahira.

Nasi goreng dan kwitiaw pesanan akhirnya tiba juga. Tanpa menunggu lama Tristan segera melahap nasi goreng tersebut. Ternyata rasanya benar-benar nikmat. Rasanya dia akan menjadi pelanggan tetap kios nasi goreng ini. Zahira juga langsung menikmati kwitiaw pesanannya. Sebenarnya dia tidak terlalu lapar, tapi demi memenuhi kebutuhan cacing Tristan, gadis itu rela mengisi perutnya lagi. Zahira membagi dua kwitiaw miliknya, dan hanya memakan bagian yang di dekatnya.

"Kenapa dibagi dua gitu?" tanya Tristan heran.

"Takut ngga habis."

"Kalau kenyang ngapain pesan makanan? Kan mubazir."

"Mungkin karena telat makannya jadi udah ngga terlalu nafsu. Kamu mau? Cobain deh, enak kok rasa kwitiawnya."

Tristan terdiam sejenak. Sebenarnya dia juga tertarik menikmati kwitiaw pesanan Zahira, namun pria itu terlalu malu dan canggung.

"Bagian ini bersih kok, ngga aku sentuh. Ambil aja."

"Ngga apa-apa buat aku?"

"Ngga apa-apa."

Tristan segera memindahkan kwitiaw di piring Zahira ke piringnya lalu kembali menikmati makanannya. Baik kwitiaw atau nasi goreng, rasa keduanya sama-sama enak.

"Kwitiaw pesananku, kamu yang bayar ya. Kan punyaku dihabiskan sama kamu," ujar Zahira santai.

"Bilang aja mau makan gratis. Sok-sokan nawarin kwitiaw," sungut Tristan.

"Aku cuma makan setengah porsi. Kan setengahnya lagi kamu yang makan. Bayarin setengah porsi aja ngeluh. Dasar pelit."

"Bodo."

Tak mau pusing mendengar ocehan Zahira, Tristan terus saja menikmati makanannya. Zahira membuang pandangannya ke samping, namun ternyata di sampingnya muncul sosok seorang pria dengan bola mata yang hampir keluar dan darah mengalir keluar dari matanya yang hampir terlepas. Sosok itu melemparkan seringaian seramnya pada Zahira sambil menghembuskan nafasnya ke wajah gadis itu. Refleks Zahira menutup mata dan tangannya langsung memeluk lengan Tristan yang duduk di sampingnya. Terkejut dengan pergerakan Zahira yang tiba-tiba, Tristan menolehkan kepalanya.

"Ada apa?"

"Ada setan jelek banget mukanya. Aku takut."

"Di mana?"

"Di sebelah aku. Dia masih ada ngga?"

"Ada. Tuh dia lagi maju-majuin bibirnya mau cium kamu."

Sontak Zahira membuka matanya. Dia segera menolehkan kepalanya, namun sosok itu sudah tidak ada lagi di dekatnya. Sebuah pukulan kencang diberikan gadis itu ke pundak Tristan seraya melepaskan pelukannya.

"Dasar rese!"

"Lagian udah tahu aku ngga bisa lihat, pake nanya," balas Tristan santai.

Zahira mendelik pada Tristan. Rekan kerja Kakaknya ini benar-benar menyebalkan. Gadis itu bergidik ketika merasakan angin kencang menerpa tubuhnya. Hawa panas dan dingin dirasakan sekaligus olehnya. Gadis itu beringsut mendekat pada Tristan.

"Ngapain nempel-nempel? Udah kaya permen karet."

Tidak ada jawaban dari Zahira. Tangan gadis itu kembali memegang lengan Tristan lalu membenamkan wajahnya ke lengan pria itu. Tubuh Zahira nampak bergetar. Jika dia merasakan hawa panas dan dingin bersamaan, itu tandanya ada mahluk halus yang berusaha memasuki dirinya.

"Zahi, kamu kenapa?"

"Aku takut.. ada yang coba masuk ke aku."

Melihat reaksi Zahira ketakutan dan tubuhnya yang bergetar, Tristan jadi tidak tega. Dia melepaskan pegangan di tangan Zahira lalu memeluk bahu gadis itu. Zahira melingkarkan tangannya ke pinggang Tristan sambil terus menyembunyikan wajahnya ke dada pria itu. Perlahan hawa dingin dan panas yang tadi dirasakannya menghilang. Zahira memberanikan diri mengangkat kepalanya. Netranya bertabrakan dengan bola mata Tristan. Tubuhnya sudah tidak bergetar lagi tapi kini jantungnya yang tidak aman.

"Kamu baik-baik aja?"

***

Aku kayanya kena penyakit jantung, Bang😂

1
Ucio
Coba tante Suzy bilang d rumh Ivan tmpt sembunhi sahrul dn sisa persembahan ,biar bisa d gledah
Anbu Hasna
SEMAMGAT AUTHOR!! MAKIN BANYAK MASALAH MAKIN PANJANG NOVELNYA
Teti Usmayanti
sabar...sabar Aditya dan Tristan. kejahatan tdk akan abadi.
permei sasi
ketegangan masih berlanjut... huufff
tembak aj gading sama ivan, biar kekuatan Sahrul berkurang😎
Eka Burjo
oh, sepertinya gading atau Ivan perlu di ruqyah, oh atau Ivan aja, sepertinya Ivan lebih sedikit manusiawi
Nuralifa Surda
maaaaaak iiiiii gemas deh
kapan tu berakhir setan dua itu......👹👹👹😟😟
Anik Widha
duh, masalah yang satu belum selesai, sekarang malah ada masalah baru lagi. buat Aditya dan Tristan yang sabar dan tetap semangat ya..
🍃gιмϐυℓ 📴
Sekarang Zahi maupun Jiya sama2 dalam bahaya. Bukan tidak mungkin Gading memilih membantu Sharrul dibanding Ivan. Persahabatan mereka dipertaruhkan kali ini 😌😌😌 Aduh si Melinda kenapa mendadak tantrum mau cabut kesaksian pula 🤣🤣🤣
Safitri Agus
asal jgn gagal maning Thor 🤭
Safitri Agus
mungkin dia takut dan diancam Sahrul
Imaz Ajjah
Yach,,ko JD ke Zahira sich,,nanti yg lain pada fokus nyelamatin jiya trnyata yg d incar malah Zahira,jangan sampai Adit dn Tristan lengah dlm melindungi Zahira...
EmakKece
othor syuka bikin masalah 😎
Jenong Nong
nah loh zahira dlm baya dong.... ❤❤🙏🙏
Sri
ga bisa nebak ini ....pusing thor kasusnya .... kutunggu kreativitasmu😁lah pokoknya ...
yumna
gading m.ivan bakal incar salah satu antra jiya dan zahi.....mudah"n polisi daptn rekamn kamera dscam d mbil dokter harun ya....supaya gading dan ivan bsa d tangkap.....bu melinda knp anda membtalkan menjdi sksi
amma'na Nurul
mungkin dengan ada,y hal ini Gading dan Ivan akan terpecah dan gak akan fokus dengan perintah sharrul lagi, dengan begitu akan mudah buat Adit dan Tristan buat melumpuhkan mereka berdua.. mana mungkin Ivan rela buat Zahi celaka ,
Jenong Nong
Adit udah berani pegang tangan yee... 😁😁❤❤🙏🙏
Dinar Keke
Fokus ke judul sama sama Dilema☺
Waduh semakin rumit n ruwet timbul masalah baru lagi, yang lama belum kelar udah ada lagi.
Mending Tristan sama Aditya nikahin bareng bareng aja, biar bisa dijaga 24 jam full
𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺 🐊GHISNA🐊🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ
Apapun yg terjadi Yg pasti Peran Utama akan terlindungi dari segala yg tidak di inginkan. Semoga ada keajaiban untuk menyadarkan Ivan dan Gading
Dedeh
Melinda dibawah pengaruh jin ifrit juga. nikah bareng Adit Tristan biar para pemburu kalang kabut pasti kalau yg jiya zahi dah ngga perawan gagal tumbal 🤭 jadi sotoy aku
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!