Selamat membaca, ini karya baru Mommy ya.
Aisha dan Dani adalah sahabat sejak dulu, bahkan mereka bersama sama hijrah ke ibu kota mengais rezeki disana. kebersamaan yang ternyata Dani menyembunyikan cintanya atas nama persahabatan.
Sementara Aisha yang jatuh cinta pertama kalinya dengan Atya, lelaki yang baru ditemuinya yang mempunyai masa lalu yang misterius.
Apakah hubungannya dengan Arya akan menjadi pasangan terwujud? Bagaimana dengan rasa cinta Dani untuk Aisha? Apa pilihan Aisha diantara Dani dan Arya?
Baca karya ini sampai selesai ya, happy reading!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy JF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13: Perasaan yang Makin Rumit
Hubungan Aisha dan Arya semakin tegang ketika Lana, mantan kekasih Arya, terus mencoba mengganggu kedamaian mereka. Teror-teror kecil tapi mengusik mulai muncul dalam kehidupan Aisha, seolah Lana tak terima melihat Arya berbahagia bersama wanita lain.
Di malam setelah melihat Lana, Aisha mendapatkan pesan dari nomor tak dikenal yang isinya singkat tapi menohok: "Kamu tidak akan pernah bisa menggantikan tempatku di hatinya. Arya adalah milikku."
Aisha, yang terjaga tengah malam karena pesan tersebut, mencoba mengabaikannya, tapi pesan-pesan serupa terus berdatangan.
Besoknya kembali lagi Lana menerornya: "Kamu sebaiknya pergi sendiri sebelum aku menunjukkan hal yang akan membuatmu sakit hati!"
Memang benar, Aisha tidak pernah menanggapi pesan teror itu, tapi tidak memungkiri jika ia sangat sakit hatinya.
Kenapa kau tega Ra! Menyakitiku yang pertama kali jatuh hati, jika kalian saling terikat dengan masa lalu, kenapa kau menyeretku, Ra?
Lana, jika kau ingin kembali padanya maka rebut lah kembali! Jika memang saling mencinta, kenapa malah terus menerorku! Apa salahku yang berada di antara kalian???? Batin Aisha.
Berfikir seorang diri, setelah selesai menangis dan menyegarkan wajahnya. Aisha memutuskan akan bicara dengan Arya.
> Aisha: (pesan) "Ra. Besok kita ketemu di tempat biasa setelah pulang kerja. Ada hal yang harus kita selesaikan."
Aisha, tidak ingin menanggapi balasan dari Arya, menonaktifkan hpnya.
Benar saja, saat Arya membaca pesan itu. Langsung telp tapi nihil hasilnya. Berusaha kerumahnya, namun lagi lagi semuanya sudah redup lampu rumah Aisha.
Kamu kenapa Sha? Jangan bilang jika ini tentang Lana lagi? Aku harus bagaiman menjelaskan dengan benar dan kau percaya? batin Arya.
***
Esok hari.
Di sebuah restoran yang biasa mereka datangi, Aisha duduk berhadapan dengan Arya. Wajahnya tampak muram. Pikirannya dipenuhi rasa lelah karena teror dari Lana, yang mengusik ketenangan dan rasa percaya dirinya.
Arya: "Sha, kamu kelihatan capek. Apa yang mau kamu omongin?"
Aisha: (menarik napas panjang) "Arya, aku nggak tahu harus mulai dari mana. Tapi aku... aku udah nggak bisa terus kayak gini."
Arya: (meraih tangan Aisha) "Apa maksudmu, Sha? Kita bisa lewati ini bersama. Aku ada di sini buat kamu."
Aisha: (menarik tangannya kembali, menatap Arya dengan mata yang lelah) "Arya, aku udah terima terlalu banyak pesan dari Lana, dengan berbagai ancaman dan sindiran tentang masa lalu kalian. Aku cuma ingin hubungan yang tenang, tapi... kalau bayangan masa lalu kamu terus-terusan menghantui aku, aku nggak yakin aku bisa bertahan."
Arya: "Sha, aku janji aku akan selesaikan ini. Aku nggak mau kamu tersakiti. Lana... dia nggak punya hak untuk ganggu kamu."
Aisha: "Tapi masalahnya, Arya, aku butuh lebih dari janji. Aku butuh kepastian, bukan sekedar kata-kata. Aku ingin kamu menyelesaikan semua yang berhubungan dengan Lana sebelum kita melangkah lebih jauh."
Arya: (suara gemetar, mencoba menahan emosinya) "Sha, aku mohon. Jangan minta aku pergi. Aku... aku nggak ingin kehilangan kamu."
Aisha: (matanya berkaca-kaca, menahan tangis) "Kalau kamu benar-benar ingin aku percaya, buktikan, Arya. Pergi, dan jangan kembali sampai semua masalah dengan Lana selesai. Aku nggak mau terus-menerus merasa terancam."
Arya: (menundukkan kepala, menahan rasa sakit) "Aku akan lakukan itu, Sha. Aku akan pergi dan pastikan Lana nggak akan ganggu kamu lagi. Tapi aku harap kamu bisa tunggu aku."
Aisha: (terdiam sejenak, lalu mengangguk lemah) "Aku nggak bisa janji, Arya. Aku hanya ingin waktu untuk tenang. Kamu selesaikan dulu masalah kamu."
Arya hanya bisa menatap Aisha dengan penuh rasa bersalah dan kekecewaan. Ia tak menyangka bahwa perasaannya pada Lana di masa lalu kini menjadi duri dalam hubungan barunya. Dengan langkah berat, Arya pun meninggalkan restoran, dan Aisha merasa kosong. Perasaannya campur aduk antara kesedihan, amarah, dan ketidakpastian.
**/
Sepulangnya dari pertemuan tersebut, Aisha tidak langsung pulang. Dia memutuskan untuk bertemu Dani, sahabat yang selama ini selalu ada di sisinya. Dani, yang sudah tahu tentang masalah Aisha dan Arya, menawarkan untuk mengajak Aisha berlibur sebentar agar bisa menjernihkan pikirannya.
Dani: (tersenyum lembut) "Sha, udah cukup kamu menderita demi dia. Mungkin ini waktunya kamu pikirin diri kamu sendiri. Ayo, kita liburan. Kamu butuh ketenangan."
Aisha: (tersenyum tipis) "Aku nggak tahu, Dan. Aku takut kalau aku pergi malah dianggap lari dari masalah."
Dani: "Ini bukan lari, Sha. Ini istirahat. Kamu butuh ruang buat diri sendiri, bukan buat orang lain."
Aisha akhirnya setuju, dan mereka pergi berlibur bersama ke tempat yang jauh dari hiruk-pikuk kota. Di sana, Dani selalu ada untuk mendengarkan dan menghibur Aisha, berusaha mengalihkan pikiran buruk yang menghantui sahabatnya.
***
Selama liburan, Dani dengan sabar mendengarkan Aisha mencurahkan isi hatinya. Perasaan Aisha terhadap Arya masih ada, namun kenyamanan yang ia rasakan bersama Dani perlahan-lahan menggoyahkan hatinya.
Aisha: (tertawa kecil saat Dani membuat lelucon) "Kamu selalu tahu cara buat aku ketawa, ya, Dan. Padahal aku bener-bener lagi di titik terendah."
Dani: (menatap Aisha dengan hangat) "Sha, kamu itu pantas buat bahagia. Jangan biarkan orang lain merusak senyum kamu."
Aisha: "Kadang aku merasa bodoh karena terlalu berharap pada Arya. Kenapa aku bisa sekuat itu buat bertahan, ya?"
Dani: "Karena kamu sayang sama dia. Itu wajar. Tapi kadang, sayang aja nggak cukup, Sha. Kamu juga butuh orang yang bisa bikin kamu merasa aman."
Aisha termenung mendengar ucapan Dani. Kata-katanya begitu menohok, seolah membangunkan dirinya dari lamunan panjang tentang hubungan yang ia pertahankan mati-matian.
Hari-hari liburan mereka berlanjut, dan kenyamanan yang Aisha rasakan bersama Dani semakin dalam. Setiap tawa, setiap canda, membawa Aisha pada perasaan baru yang selama ini tak ia sadari.
Dani: (mengHampiri Aisha yang sedang melihat pemandangan) "Sha, kamu tahu nggak? Aku bahagia bisa lihat kamu tersenyum lagi."
Aisha: (menatap Dani dengan mata yang lembut) "Terima kasih, Dan. Kamu benar-benar sahabat yang terbaik."
Dani: (tersenyum lembut) "Sha, aku akan selalu ada buat kamu. Bahkan kalau kamu butuh lebih dari sekedar sahabat."
Pernyataan Dani membuat hati Aisha bergetar. Selama ini ia tak pernah memikirkan Dani lebih dari sahabat, namun kenyamanan dan kedekatan mereka kini menimbulkan perasaan yang berbeda di hatinya.
Saat liburan mereka berakhir, Aisha merasa ragu. Perasaannya pada Dani mulai bercampur aduk dengan cinta yang ia miliki untuk Arya. Di satu sisi, ia masih ingin menunggu Arya menyelesaikan masalahnya dengan Lana, namun di sisi lain, Dani telah memberikan kenyamanan yang Arya belum mampu berikan. Hatinya sedang goyah sekarang.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Bersambung.