NovelToon NovelToon
DOSEN PILIHAN OMA

DOSEN PILIHAN OMA

Status: tamat
Genre:Tamat / Dosen / Aliansi Pernikahan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Paksa
Popularitas:1.1M
Nilai: 4.6
Nama Author: UQies

Calon suaminya direbut oleh sang kakak kandung. Ayahnya berselingkuh hingga menyebabkan ibunya lumpuh. Kejadian menyakitkan itu membuat Zara tidak lagi percaya pada cinta. Semua pria adalah brengsek di mata gadis itu.

Zara bertekad tidak ingin menjalin hubungan dengan pria mana pun, tetapi sang oma malah meminta gadis itu untuk menikah dengan dosen killernya di kampus.

Awalnya, Zara berpikir cinta tak akan hadir dalam rumah tangga tersebut. Ia seakan membuat pembatas antara dirinya dan sang suami yang mencintainya, bahkan sejak ia remaja. Namun, ketika Alif pergi jauh, barulah Zara sadar bahwa dia tidak sanggup hidup tanpa cinta pria itu.

Akan tetapi, cinta yang baru mekar tersebut kembali dihempas oleh bayang-bayang ketakutan. Ya, ketakutan akan sebuah pengkhianatan ketika sang kakak kembali hadir di tengah rumah tangganya.

Di antara cinta dan trauma, kesetiaan dan perselingkuhan, Zara berjuang untuk bahagia. Bisakah ia menemui akhir cerita seperti harapannya itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon UQies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE #3

Angin malam mulai berembus membawa hawa dingin menyapa kulit. Beberapa orang biasanya akan menikmati suasana ini untuk bersantai, tetapi tidak jarang ada yang masih berkutat dengan pekerjaan dan beban pikiran yang tidak sedikit.

Hal itu juga dirasakan oleh Zara. Tak hanya tugas kampus yang mengganggu pikirannya saat ini. Bahkan, perjodohan dari sang nenek pun senantiasa menggema dalam ingatannya. Walau Zara sudah menentang tegas perjodohan itu, tetap saja ia merasa tidak enak. Ya, tidak enak karena tidak menuruti permintaan sang nenek.

Bagaimanapun, ia sangat mencintai wanita paruh baya itu. Menolak permintaannya, sama saja telah membuat hatinya sedih dan kecewa. Lalu, bagaimana dengan hati Zara sendiri? Apakah ia harus mengalah demi hubungan yang ia takutkan itu? Atau bersikeras menolak walau harus menyakiti?

Suara petikan jari yang entah sudah berapa kali dibunyikan oleh seorang pria tiba-tiba menyadarkan Zara dari lamunannya.

"Eh, iya, maaf, ada apa, Pak?" tanya Zara pada seorang pria berjaket navy yang memakai topi dan kacamata hitam di depannya.

"Saya mau bayar ini," ucap pria itu sambil menyodorkan dua botol minuman di meja kasir di mana Zara sedang berjaga. Satu adalah minuman isotonik dan satunya lagi adalah minuman teh rasa buah.

"Baiklah." Zara mengambil barang itu lalu menghitung harga dan memasukkannya dalam sebuah paper bag khusus.

"Totalnya 25 ribu, Pak," kata Zara.

Pria itu pun langsung membayarnya. Namun, sebelum pergi, ia meletakkan minuman teh rasa buah itu di hadapan Zara.

"Apa apa, Pak?" tanya Zara dengan alis mengernyit.

"Ini untukmu, saya lihat kamu begitu kelelahan. Tolong jaga kesehatanmu," kata pria itu dan langsung bergegas pergi meninggalkan minimarket tersebut. Tentu saja apa yang terjadi tadi membuat Zara keheranan.

"Mencurigakan sekali. Kenal aja nggak, pake acara sok perhatian, basi!" ucap Zara pelan lalu menggeser minuman itu dari hadapannya. Ia sama sekali tak ingin mengambil minuman itu, tetapi membuangnya pun sangat mubazir.

Waktu terus berjalan, Zara menghabiskan malamnya menjaga kasir minimarket. Sesekali waktu luang yang ia miliki digunakan untuk merapikan kembali tugasnya yang ditolak. Meski kecewa karena penolakan, ia tetap harus mengumpulkan tugas itu agar nilai mata kuliahnya yang belum rampung bisa selesai. Jika perlu, besok ia akan kembali menemui sang dosen untuk meminta kemudahan atau jalan lain agar nilainya terpenuhi.

To: Pak Alif

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Maaf sebelumnya, Pak. Saya Zara Jasmine Aksara, mahasiswi semester 10 yang kemarin terlambat kumpul tugas Swamedikasi. Kalau Bapak berkenan, apa boleh besok saya temui Bapak? Saya siap menerima tugas lain apa pun agar nilai saya terpenuhi. Terima kasih.

Zara memandangi pesan yang baru saja dikirim. Ia berharap sang dosen bermurah hati membalas pesan dan memberinya kemudahan. Namun, hingga beberapa jam berlalu, pesan itu tak dibalas, padahal jika dilihat dari tanda dua ceklis biru, sang dosen tentu telah membacanya.

"Ck, kok ada yah orang ngeselin banget kayak dia. Jika saja dia bukan dosenku, udah kubuat hidupnya tidak tenang."

.

.

Burung mulai berkicau menyambut matahari pagi. Alunan suara kendaraan mulai ramai kembali memenuhi jalanan kota. Zara masih setia duduk di belakang kasir walaupun matanya sudah terasa sangat berat.

"Kerja bagus, Zar. Sekarang pulanglah, kamu tampak sangat lelah," ujar seorang wanita berhijab yang hampir seusia ibunya. "Oh, iya. Ini gajimu untuk bulan ini," lanjutnya seraya memberikan sebuah amplop putih kepada Zara.

"Terima kasih, Bu," ucap Zara penuh semangat, lalu menyimpan amplop itu ke dalam saku celananya. Ia kemudian berjalan pulang, tak lupa membawa minuman yang diberikan pria asing malam tadi. Ia sama sekali tidak berniat meminumnya karena takut, tetapi membuangnya pun sangat disayangkan.

Zara terus berjalan menuju rumahnya yang tinggal beberapa meter lagi. Tubuhnya sudah sangat lelah dan ingin segera beristirahat di kasur. Ketika ia tiba disebuah perempatan, tak sengaja ia bertemu dengan seorang pria paruh baya yang sedang mendorong motornya.

Meski jalanan pagi itu mulai ramai oleh para pengendara motor dan mobil, tak ada satu pun yang mau membantu atau sekadar menanyakan kesulitan pria paruh baya itu. Melihat hal tersebut, Zara memberanikan diri untuk mendekatinya.

"Maaf, motornya kenapa, Pak?" tanya Zara sopan.

"Ini, Nak. Kehabisan bensin. Niatnya tadi mau isi bensin di perjalanan nanti, tapi ternyata penjual bensin di sana masih tutup. Di POM bensin pun lagi habis," jawab pria paruh baya tersebut.

"Oh, saya tahu penjual bensin yang sudah buka di dekat sini, biar saya belikan, yah, Pak. Pasti Bapak capek dorong motornya," ujar Zara menawarkan.

Pria itu sempat menolak karena tidak enak. Namun, Zara meyakinkannya bahwa ia memang berniat membantu. Tak lama menunggu, gadis itu akhirnya datang membawa sebotol bensin sambil berlari-lari kecil menghampiri pria tadi.

"Terima kasih banyak, Nak. Berapa harga bensinnya?" tanya pria paruh baya itu.

"Nggak usah, Pak. Saya ikhlas," balas Zara sambil tersenyum walau ia sangat lelah.

"Masya Allah, bapak sangat bersyukur bertemu dengan gadis baik sepertimu. Semoga Allah memudahkan urusanmu, yah, Nak."

"Sama-sama, Pak. Saya permisi." Usai mengatakan itu, Zara segera berbelok memasuki lorong rumahnya dengan berjalan sedikit gontai. Ia harap bisa segera beristirahat setelah tiba di rumah.

Dari kejauhan, seorang pria berjaket navy dan bertopi hitam tampak tersenyum mengamati dari jauh gadis dan pria paruh baya tadi. Kepalanya mengangguk pelan, lalu segera meraih ponselnya dari dalam saku jaket.

"Halo, assalamu 'alaikum. Pak." Terdengar suara wanita dari seberang telepon.

"Wa'alaikum salam. Jasmine, jika kamu ingin mendapat kesempatan untuk memperbaiki nilai, datang ke ruangan saya jam 8 pagi ini. Ingat, jam 8 tepat! Jika saya datang lebih dulu, saya tidak akan kasi kesempatan lagi untukmu."

.

.

Zara mematikan ponselnya tepat di depan rumah dengan wajah kesal. Lelahnya masih bersarang, tetapi ia harus ke kampus sekarang juga demi memenuhi kesempatan terakhir dari sang dosen.

Gadis itu tiba di rumah ketika sang nenek sedang memasak di dapur. Namun, tidak seperti biasanya, Oma Ratna hanya diam dan cuek. Tak ada sapaan, pun tak ada tatapan yang disertai senyuman. Rasanya begitu tidak nyaman bagi Zara, tetapi ia tak punya pilihan selain langsung masuk ke kamar dan bersiap untuk segera pergi ke kampus.

"Oma, Zara berangkat dulu," ucap Zara pelan pada Oma Ratna yang sedang menyiapkan piring di meja makan. Sayangnya, jangankan mengajak sarapan dulu, melihat ke arahnya saja tidak.

Zara membuang napas lesu. Ia tahu persis alasan Oma Ratna bersikap demikian. Gadis itu bertekad akan membujuk sang nenek setelah urusan kampusnya selesai. Kini ia hanya bisa langsung pergi ke luar rumah dengan tatapan sendu dan berat hati.

Tak menunggu terlalu lama, Zara kini telah tiba di depan ruangan sang dosen yang masih tampak sepi. Terang saja, saat ini waktu masih menunjukkan pukul 07.00 pagi. Bahkan, para dosen pun belum ada yang datang. Tubuhnya yang lelah, membuat Zara tanpa sadar tertidur di kursi yang berada tepat di depan ruangan dosennya.

.

"Kamu pikir kampus ini kamar kamu?" Zara tersentak kaget mendengar suara bariton pria berjas rapi yang kini berdiri di dekatnya.

"Ma-maaf, Pak. Saya belum tidur semalaman, makanya saya mengantuk." Zara refleks berdiri dari duduknya sambil melihat arloji yang kini menunjukkan pukul 08.00.

"Saya tidak butuh alasan. Ikut saya!" ujar pria itu, lalu masuk ke dalam ruangannya dan diikuti oleh Zara di belakang.

"Kamu sudah menikah?" tanya pria itu sambil mendudukkan tubuhnya di kursi.

"Be-belum, Pak," jawab Zara gugup.

"Punya pacar?" tanyanya lagi, membuat Zara mulai merasa bingung.

"Belum, Pak."

"Kalau begitu, menikahlah denganku!"

.

.

#bersambung#

.

Jangan lupa like dan komen biar othornya semangat nulis 🥰

1
Tata google
giliran jatuh minta tolong.. coba masih tinggi halaaaa jangankan ngemis2 minta tolong nengok aja kagak....
Tata google
jangan mau zara.. itu wanita luar ga mgkn jinak pagi gigit tulah...
Tata google
bagus
Tata google
baca prolognya terasa baca puisi /Drool/ bagus banget kata2nya menyentuh bangettttt... /Heart/ kasih love dulu
flower
lah karma itu, kamu lupa jika punya anak cewek tapi kamu juga nyakitin istrimu
Qaisaa Nazarudin
Duteng,Semoga aja Arya cepat move on dari masalalu nya..
Qaisaa Nazarudin
Pak Naufal yg muncul ntar..🤣🤣🤣
Qaisaa Nazarudin
Wahh Naufal malah mau Modusnya ke Akira ya,Gak dapat Zara sekarang beralih ke Akira,Di jodohin sama Fina gak malah gak mau..
Qaisaa Nazarudin
Dasar Wanita Jalang,Emang cocok tuh dengan Akash si tukang celup..
Qaisaa Nazarudin
Kepedean kamu,Tapi cinta Akuf hanya untuk Zara.. Zara juga kenapa pervaya banget,Kan Alif udah bilang,Yang dia CINTAI Hanya dua wanita yaitu KAMU dan BUNDA nya..Hadeeuuhh Zara ogeb..
Qaisaa Nazarudin
Good job temen2 nya Zara,Aku suka..👍👍👍😄
Qaisaa Nazarudin
Kan INSYAF2 yah nih PELAKOR,kenapa harus jadi pelakor kepada adek sendiri,Kayak gak ada perempuan lain aja yg mau dia rebut pria nya,Bapaknya juga kenapa gak oernah Tegas bersikap dengan Lita? Heran aku..ckck..
Qaisaa Nazarudin
wkwkwkwkwk gercep si Oma,Tau aja otak licik Lita,Makanya Oma cepat2 nyusul bersama temen2 nya Zara..Good job Oma lope lope sekebon bunga buat Oma..🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Qaisaa Nazarudin
Zara kamu udah tau kan giman luciknya Lita,Jadi jangan oernah ngasih celah utk orang ketiga beraksi..Akash masih mending pacar,Lha Alif udah sratus suami,Jadi pertahankan Zara hak kamu..
Qaisaa Nazarudin
Nah gitu dong Zara,Takutnya Naufal kerjasama dengan Lita untuk menghancurkan hubungan mu dengan Alif..
Qaisaa Nazarudin
BAGUS OMA,PILIHAN YG TEPAT,JANGAN BIARIN LITA BERULAH LAGI,GANGGUIN KEBAHAGIAAN ZARA..
Qaisaa Nazarudin
Oh jadi yg ngintip waktu itu si Fina ternyata..
Qaisaa Nazarudin
Menurut ku itu lebih naik,Kayaknya Naufal Emang sengaja ngerjain Zara,Karena hal peribadi..
Qaisaa Nazarudin
Ngapain mau nemuin Zara??.Gak puas kamu nyakitin dia? Apa kamu udah sadar sekarang dengan KARMA yg kamu dapatkan? Dan datng ingin minta maaf? Cuiihh gak sudi aku maafin kamu,Enak aja..🙄🙄🙄😡😡
Qaisaa Nazarudin
PANGGILAN tolong di rubah,Jangan PAK BAPAK,SAYA SAYA gitu,Risih denger nya..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!