Devina Putri Ananta berusaha menata hati dan hidupnya setelah bercerai dari suaminya, Arthur Ravasya Barnett. Perceraian yang terjadi lima tahun yang lalu, masih menyisakan trauma mendalam untuknya. Bukan hanya hati yang sakit, namun juga fisiknya. Terlebih ia diceraikan dalam keadaan hamil.
Devina dituduh berselingkuh dengan adik iparnya sendiri. Akibat kejadian malam itu, saudari kembar Devina yakni Disya Putri Ananta harus meninggal dunia.
"Menikahlah dengan suamiku, Kak. Jika bersama Kak Arthur, kakak enggak bahagia dan terus terluka. Maafkan aku yang tak tahu jika dulu Kak Reno dan kakak saling mencintai," ucap Disya sebelum berpulang pada Sang Pencipta.
Bayang-bayang mantan suami kini kembali hadir di kehidupan Devina setelah lima tahun berlalu. Arthur masih sangat mencintai Devina dan berharap rujuk dengan mantan istrinya itu.
Rujuk atau Turun Ranjang ?
Simak kisah mereka yang penuh intrik dan air mata 💋
Merupakan bagian dari novel : Sebatas Istri Bayangan🍁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 - Berbicara Empat Mata
"Dari mana kamu tahu Aaron?"
"Nanti aku jelaskan," jawab Arthur singkat.
Bruumm...
Arthur tak menjawab secara detail pertanyaan Devina. Ia langsung menekan pedal gas mobilnya dan keduanya meninggalkan pusat perbelanjaan tersebut untuk pergi ke suatu tempat. Menurut Arthur, jauh lebih baik di sana untuk berbicara berdua dari hati ke hati dengan Devina.
"Kamu mau bawa aku pergi ke mana, Mas?" tanya Devina dengan suara tegas seraya menatap serius pada Arthur.
"Tadi kamu bilang suruh aku bawa pergi dari para hantu dalam film bioskop. Ya, sekarang aku bawa kamu pergi jauh," jawab Arthur dengan entengnya yang terdengar riuh santai.
"Iya, pergi ke mana?!" desis Devina.
"Kejutan dong biar romantis," kelakar Arthur.
"Gak lucu tahu!" pekik Devina tajam.
Arthur tak menggubris umpatan Devina padanya. Ia tetap fokus mengemudikan mobilnya.
Seketika Devina teringat sesuatu. Saat ini tubuhnya masih bergetar dan panik mulai melanda. Ia merasa ketakutan karena bersama Arthur. Banyak spekulasi negatif bermunculan dalam benaknya.
Devina menoleh ke sana kemari terlihat sibuk mencari sesuatu. Arthur pun sempat meliriknya, tapi ia tetap diam karena Devina tak bersuara padanya. Namun Arthur tahu apa yang sedang Devina cari saat ini.
Hasilnya nihil. Devina tak menemukan tasnya. Ia butuh obat penenangnya detik ini juga.
"Mana tasku?"
"Kenapa?" Arthur justru pura-pura balik bertanya.
"Aku butuh obatku. Cepat kembalikan tasku !!" bentak Devina.
"Sudah aku buang," jawab Arthur singkat.
"APA ?! Dasar brengsek kamu, Mas!" maki Devina.
"Kamu enggak butuh obat itu, Dev."
"Tahu apa kamu soal hidupku, Mas? Kamu gak tahu apa pun. CEPAT KEMBALIKAN TASKU, BRENGSEK !!"
"Aku memang gak tahu apapun tentang hidupmu setelah kita bercerai. Aku memang bodoh saat itu. Sangat bodoh. Tapi satu hal yang aku tahu. Kalau cintaku padamu bukan lagi cinta bertepuk sebelah tangan melainkan sudah berbalas saling mencintai,"
"Apa maksudmu?"
Akhirnya Arthur menceritakan kejadian di depan toilet saat Devina tanpa sengaja bertemu dengan Lisa di pesta yang sama dengannya.
Dari percakapan keduanya, Arthur mendengar dengan jelas bahwa ungkapan cinta Devina untuknya. Devina mencintai dirinya pasca mereka bercerai. Cinta itu semakin tumbuh dengan subur di relung hati Devina.
Deg...
Devina begitu terkejut mendengarnya. Ia tak menyangka pertemuan itu ternyata Arthur sempat mengupingnya tanpa sengaja.
"Berani-beraninya kamu nguping pembicaraanku. Apa hakmu?!"
"Karena aku, pria yang kamu cintai. Karena aku, ayah kandung Aaron. Karena aku enggak bisa hidup tanpa kalian berdua," jawab Arthur.
"Buktinya kamu masih bisa hidup sampai detik ini. Bahkan sangat sehat sampai sekarang, bukan. Walaupun tanpa aku dan Aaron," cibirnya.
Tanpa disadari, tubuh Devina yang awalnya bergetar hebat karena ketakutan pada Arthur, seketika lenyap. Justru saat ini Devina tengah menyala emosi pada Arthur sehingga bisa jadi ketakutan itu hilang dari diri Devina.
Arthur lebih banyak terdiam sepanjang perjalanan. Devina semakin kesal dan terus berapi-api mengumpat Arthur. Ocehan Devina justrus membuat Arthur bahagia karena rindunya terobati.
Bahkan tanpa diketahui Devina, Arthur merekam suara Devina sepanjang perjalanan. Jika suatu hari dirinya rindu dengan suara Devina, ia bisa memutar rekaman tersebut.
☘️☘️
Arthur dan Devina tiba di Dermaga Marina, Ancol. Lalu keduanya menaiki private yacht milik Arthur untuk menuju Pulau Bidadari yang masuk dalam gugusan Kepulauan Seribu. Arthur sendiri yang mengemudikan kapal pribadi miliknya.
Awalnya Devina menolak, namun Arthur terpaksa mengancam akan mengambil hak asuh Aaron darinya. Akhirnya Devina bersedia ikut dengannya tanpa banyak membantah.
Walaupun faktanya, Arthur tak akan memisahkan Aaron dari ibu kandungnya. Sebab, ia sangat mencintai keduanya.
"Cepat katakan sekarang! Apa yang kamu mau? Aku tak punya banyak waktu karena harus segera pulang,"
"Aku hanya butuh waktu tiga puluh menit di sini untuk berbicara berdua denganmu. Setelah itu, aku akan antar kamu pulang."
"Oke, aku pegang janjimu."
Lalu Arthur pun mengeluarkan sebuah map dari dalam tas yang dibawa oleh mantan suaminya sejak tadi turun dari mobil.
"Buka dan bacalah," pinta Arthur seraya menyodorkan map tersebut pada Devina.
"Apa itu?"
"Kamu baca sendiri," tutur Arthur lembut.
Akhirnya Devina pun mengambil map tersebut dari tangan Arthur lalu membukanya. Ia pun membaca dengan seksama kata per kata yang tertuang dalam selembar kertas di dalam map itu.
Deg...
"Masyaallah tabarakallah..." jerit Devina hingga tubuhnya yang awalnya berdiri, seketika limbung ke bawah tepatnya di pasir pantai. "Apa benar Aaron, putra kandungmu Mas?" tanya Devina yang masih tak percaya dengan kenyataan yang tertera di atas kertas hasil tes DNA yang menyatakan bahwa Arthur adalah ayah bi0logis dari Aaron.
Walaupun sebenarnya keyakinan itu sejak dulu sudah ada pada hati Devina. Bahkan sejak ia mengandung Aaron dan Adhisty. Ia yakin jika dirinya mengandung benih Arthur kala itu, bukan Reno.
Namun ketika membaca fakta yang tertuang hitam di atas putih sekarang ini, seketika membuatnya terkejut, terpana, dan terharu menjadi satu.
"Iya, Dev. Aku sudah melakukan tes DNA secara diam-diam dengan mengambil rambut Aaron," tutur Arthur menjelaskan.
"Bagaimana bisa?" tanya Devina heran karena Arthur ternyata sudah mengikuti dirinya dengan sang buah hati tanpa sepengetahuannya.
Akhirnya mengalirlah cerita Arthur mulai dari pertama kali bertemu Aaron di rumah sakit hingga mainan putranya itu tanpa sengaja tertinggal di kamar inap seorang pria yang dijuluki Aaron, Om cakep. Ya, lelaki itu adalah Arthur.
Hingga kecurigaan Arthur perihal jati diri Aaron muncul di benaknya karena bocah mungil nan tampan itu memiliki paras perpaduan dirinya dengan Devina. Walaupun hampir 80% cenderung lebih mirip Arthur secara fisik.
Keduanya kini tengah duduk tanpa alas apa pun di atas pasir pantai. Mereka menghadap ke arah pemandangan ombak dan lautan yang ada di depannya.
"Jadi, Om cakep yang selalu diceritakan Aaron itu, kamu?"
Arthur menganggukkan kepalanya.
Hening tercipta di antara keduanya. Mereka masih saling terdiam dan tak ada yang bersuara seraya menatap ombak di lautan dan merasakan hembusan angin pantai yang menerpa mereka.
"Dev," panggil Arthur yang memulai bersuara kembali.
"Hem,"
"Aku tahu pasti sangat sulit bagi kamu untuk memaafkan segala kesalahanku di masa lalu. Tapi, aku akan tetap meminta maaf padamu. Walaupun harus aku lakukan seumur hidupku," ucap Arthur seraya tulus meminta maaf.
Devina hanya mampu terdiam dan tak menyahutinya. Hatinya saat ini sedang ada rasa bahagia karena Aaron adalah putra kandung Arthur. Akan tetapi, ia juga dilema dan bingung dengan kondisi yang terjadi pada kehidupan dirinya dengan Arthur yang sudah punya jalan masing-masing, pikirnya.
"Apa yang harus ku lakukan agar kamu bisa memaafkanku dan menerima diriku kembali?" tanya Arthur.
"Maksudmu?" tanya Devina seraya kepalanya menoleh untuk menatap wajah Arthur yang duduk di sampingnya.
"Aku ingin kita rujuk,"
Bersambung...
🍁🍁🍁
saya suka itu...
dion dion kamu ini emang tempramen kok...suka esmosi saja😅😅😅
hhhmmmm bolehkah nanti malam Up satu lagi Kaak Safira..💕💕💕💋💋💋💋💋💋💝💝💝💝💝💝💝😘
Arjuna saat mengajak Rena bertemu malam itu di Cafe pasti sudah mengatakan bahwa Devina mencintai Arthur dan Aaron menginginkan mama papa nya bersatu lagi agar mereka bisa hidup bersama dan itu akan membuat Aaron bahagia