NovelToon NovelToon
Beginning And End : Dynasty Han.

Beginning And End : Dynasty Han.

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Time Travel / Mengubah Takdir / Perperangan / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:429
Nilai: 5
Nama Author: raffa zahran dio

cerita sampingan "Beginning and End", cerita dimulai dengan Kei dan Reina, pasangan berusia 19 tahun, yang menghabiskan waktu bersama di taman Grenery. Taman ini dipenuhi dengan pepohonan hijau dan bunga-bunga berwarna cerah, menciptakan suasana yang tenang namun penuh harapan. Momen ini sangat berarti bagi Kei, karena Reina baru saja menerima kabar bahwa dia akan pindah ke Osaka, jauh dari tempat mereka tinggal.

Saat mereka duduk di bangku taman, menikmati keindahan alam dan mengingat kenangan-kenangan indah yang telah mereka bagi, suasana tiba-tiba berubah. Pandangan mereka menjadi gelap, dan mereka dikelilingi oleh cahaya misterius berwarna ungu dan emas. Cahaya ini tampak hidup dan berbicara, membawa pesan yang tidak hanya akan mengubah hidup Kei dan Reina, tetapi juga menguji ikatan persahabatan mereka.

Pesan dari cahaya tersebut mungkin berkisar pada tema perubahan, perpisahan, dan harapan...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon raffa zahran dio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25 : Melawan iblis Kei.

Gelombang kegelapan menyelimuti Kei, membungkusnya dalam aura hitam legam yang terasa dingin menusuk hingga ke tulang. Dua pedang kegelapan, tajam bak duri neraka, berputar-putar di tangannya dengan kecepatan luar biasa, menciptakan deru angin dingin yang berdesir di telinga dan membelah udara dengan desisan tajam. Reina, katana cahayanya berkilau seperti bintang jatuh, melompat, gerakannya lincah bagai kupu-kupu yang menari di tengah badai. Ayunannya cepat dan akurat, setiap serangannya adalah kilat yang menyambar, meninggalkan jejak cahaya putih yang membakar retina dan membelah kegelapan. Swish! Swish! Swish! Namun, Kei menangkis setiap serangan dengan mudah, pedang kegelapannya beradu dengan katana Reina, menciptakan percikan api kecil yang terasa panas di kulit dan suara logam beradu yang menggema menggetarkan dada. Clang! Clang! Clang! Reina merasakan tekanan kuat di pergelangan tangannya, kekuatan Kei luar biasa, setiap benturan terasa seperti pukulan palu raksasa. "Dia terlalu kuat!" desisnya, napas memburu, keringat dingin membasahi dahinya, tetapi tekadnya tetap membara. "Kita harus menemukan kelemahannya, dan cepat!"

Kenzi, tombak apinya menyala-nyala bagai api neraka, menyerbu maju, gerakannya cepat dan tepat. Whoosh! Whoosh! Tombak itu melesat, membawa serta panas yang membakar, membuat udara bergetar dan berbau hangus. Api membakar kulit Kei, menciptakan bau daging gosong yang menyengat hidung dan membuat Kei meringis kesakitan. Szzzt! Szzzt! Namun, Kei menerjang api itu dengan tertawa mengejek. "Api kecil ini tidak akan melukaiku!" Pedangnya membelah api dengan mudah, menciptakan celah-celah yang mengancam Kenzi. Kenzi merasakan panas yang menyengat di wajahnya, rambutnya sedikit terbakar, tetapi dia tetap maju, mencoba mencari celah di pertahanan Kei. "Kau salah, iblis!" teriaknya, giginya terkatup kuat. "Ini baru permulaan!"

Lu Bu, tombaknya besar dan berat, menyerbu dengan kekuatan dahsyat yang mengguncang bumi. Thud! Thump! Tombak itu menghantam pedang Kei, menciptakan dentuman keras yang menggetarkan tanah dan membuat seluruh medan pertempuran bergetar. Getarannya terasa hingga ke kaki Lu Bu, seakan-akan tulang-tulangnya akan remuk. Namun, Kei hanya sedikit terhuyung, serangan Lu Bu yang dahsyat itu tidak cukup untuk membuatnya jatuh. Lu Bu merasakan tekanan luar biasa di lengannya, seakan-akan akan patah. "Brengsek kau!" geramannya menggema, mencoba lagi dengan serangan yang lebih kuat, otot-ototnya menegang hingga batasnya, keringat bercucuran membasahi tubuhnya yang kekar. "Kau memang kuat, tapi aku lebih kuat!"

Lu Lingqi, pedang panjang dan perisainya kokoh, bergerak lincah seperti penari pedang ulung, menghindari setiap serangan dengan tepat dan penuh perhitungan. Namun, kecepatan Kei yang luar biasa membuatnya kewalahan. Clang! Clang! Clang! Suara logam beradu terus menerus, membuat telinganya berdenging dan kepalanya sedikit pusing. Lu Lingqi merasakan tekanan kuat di perisainya, seakan-akan akan hancur. Dia melihat celah kecil, segera menyerang, namun Kei dengan cepat memblokir serangannya. "Jangan menyerah!" teriak Lu Bu. "Kita harus menang!"

Zhang Liao dan Chen Gong bekerja sama, gerakan mereka terkoordinasi dengan sempurna, seperti sebuah orkestra yang memainkan simfoni kematian. Zhang Liao menciptakan gangguan dengan kapaknya yang besar dan berat, menarik perhatian Kei dengan serangan-serangan kuat dan berisik yang menggema di seluruh medan pertempuran. Clang! Clang! Clang! Suara kapak beradu menggema, menciptakan percikan api yang menyilaukan mata dan membakar udara. Sementara itu, Chen Gong dari atas atap rumah kayu, dengan napas terengah-engah, melancarkan sihirnya, membuat pasukan bayangan panah yang melesat dengan kecepatan tinggi, membentuk hujan panah yang mematikan. Whizz! Whizz! Whizz! Panah-panah itu menghantam Kei, menciptakan rasa dingin yang menusuk dan membuat Kei meringis kesakitan. "Rasakan ini, iblis!" teriak Chen Gong.

Hanna, dengan cekatan, mengayunkan cakram airnya seperti yoyo raksasa. Gerakannya begitu cepat dan tepat, cakram itu berputar-putar, menciptakan pusaran air yang memotong udara dengan desisan lembut. Whir! Whir! Air yang berkilauan di bawah cahaya bulan membentuk pola-pola rumit, menyerang Kei dari berbagai sudut. Kadang cakram itu melesat dengan kecepatan tinggi, menciptakan semburan air yang kuat yang menghantam Kei dengan tekanan dahsyat. Kadang cakram itu berputar lambat, menciptakan pusaran air yang menjerat dan menghambat gerakan Kei. Hanna mengendalikan cakramnya dengan mahir, menciptakan serangan yang tak terduga dan sulit diantisipasi. "Rasakan kekuatan airku, iblis!" teriak Hanna, suaranya penuh semangat dan percaya diri. Air yang dingin dan kuat itu menghantam Kei, membuat sedikit terhuyung dan memberikan kesempatan bagi yang lain untuk menyerang.

Melihat kesempatan itu, Lu Bu dan Lu Lingqi melancarkan serangan gabungan yang dahsyat. Lu Bu, dengan kekuatan penuh, mengayunkan tombaknya, menciptakan angin puyuh yang menerjang Kei. WHOOSH! Serangan itu begitu cepat dan kuat, menciptakan gelombang kejut yang terasa hingga ke tulang. Pada saat bersamaan, Lu Lingqi, dengan kecepatan yang luar biasa, melompat dan menusukkan pedangnya ke titik lemah di pertahanan Kei yang terbuka sesaat. SHING! Pedang itu menembus pertahanan Kei, menciptakan luka yang dalam dan membuat Kei meraung kesakitan. Lu Bu dan Lu Lingqi bekerja sama dengan sempurna, menciptakan serangan gabungan yang melumpuhkan Kei. Kei terhuyung, tubuhnya jatuh ke tanah dengan keras. Dua pedang kegelapan terlepas dari genggamannya. Kegelapan yang menyelimuti tubuh Kei mulai memudar.

Dengan tubuh Kei terhuyung ke belakang setelah serangan gabungan Lu Bu dan Lu Lingqi, kesempatan untuk mengalahkannya muncul. Hanna, dengan cekatan, mengarahkan cakram airnya, menciptakan pusaran air yang menyelimuti tubuh Kei. "Air, datanglah padaku!" teriak Hanna, gerakannya lincah dan terampil. Saat cakram air berputar, air mulai melilit tubuh Kei, mengunci setiap gerakannya. "Kau tidak akan bisa melarikan diri sekarang!" serunya dengan penuh semangat, merasakan kekuatan airnya menahan Kei dalam cengkeraman yang kuat.

Kei meronta, berusaha melepaskan diri dari lilitan air yang kencang. "Kau tidak bisa menahan aku selamanya!" teriaknya, namun desakan air semakin kuat, membuatnya tidak bisa bergerak. Di saat bersamaan, Kenzi tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Dengan kedua tombaknya, dia mengeluarkan naga api yang melesat menuju Kei. "Rasakan ini, iblis!" teriak Kenzi, tombaknya bersinar terang saat dia mengarahkan energi panasnya.

Naga api itu melingkari Kei, menciptakan awan api yang menyilaukan. "Aaaah!" Kei meraung, kebingungan dengan api yang mengelilinginya dan air yang mengunci gerakan tubuhnya. "Tidak! Tidak mungkin!" teriaknya, berusaha melawan, tetapi usahanya sia-sia.

Melihat Kei dalam keadaan terdesak, Chen Gong segera memanfaatkan situasi dengan sihirnya. Dia menggerakkan tangannya, dan pasukan bayangan panahnya mulai meluncurkan anak panah api yang menyala. "Serangan api, sekarang!" teriaknya, menciptakan hujan anak panah yang melesat ke arah Kei. Panah-panaht itu mengalir seperti sungai api, menghujani Kei dari segala arah. Whizz! Whizz! Whizz! Suara dentuman dan ledakan kecil mengisi udara, menciptakan cahaya yang menyilaukan dan membuat Kei semakin bingung.

"Rasakan semua ini, Kei!" teriak Kenzi, senyum percaya diri menghiasi wajahnya. Kei terjebak dalam kekacauan, air dan api mengelilinginya, menciptakan suasana yang membuatnya tidak berdaya.

Zhang Liao, melihat kesempatan itu, mengambil langkah maju. Dengan kapaknya yang besar, dia menghantam tanah dengan sangat keras. BAM! Tanah di sekeliling Kei mulai retak dan bergetar, menciptakan gelombang kejut yang membuat Kei terhuyung. "Bersiaplah, Kei!" teriak Zhang Liao, kekuatan yang dia pancarkan membuat tanah itu terangkat, menerjang Kei ke atas. "Hyaaa!" serunya saat tanah itu mengangkat Kei dan membuatnya terpental ke udara.

Saat Kei melayang, Reina melihat peluang yang sangat berharga. Dengan tekad membara, dia melompat tinggi, melesat ke arah Kei seperti kilat. "Kei, ini untukmu!" teriaknya, katana cahayanya bersinar lebih terang dari sebelumnya, memancarkan cahaya yang menyilaukan.

Dalam sekejap, Reina mencapai Kei yang terjebak di udara. Dia mengarahkan katana cahayanya ke arah kristal ungu yang terletak di dada Kei. "Hancurkan!" teriak Reina, menusuk kristal tersebut dengan penuh semangat dan kekuatan. SHING! Dengan suara dentuman yang menggema, kristal ungu itu hancur berkeping-keping, memancarkan cahaya yang menyilaukan, dan mengeluarkan energi gelap yang menyelimuti Kei.

Kei terjatuh ke tanah, tubuhnya lemas. "Reina..." bisiknya, matanya terbuka lebar, penuh kebingungan. "Apa yang terjadi?" Dia tersadar dari pengaruh kegelapan yang menguasainya, dan untuk pertama kalinya, dia merasakan kelegaan. Namun, kesadarannya perlahan memudar, dan dia jatuh pingsan di tanah.

"Kei!" teriak Reina, segera berlari ke arahnya. Para pahlawan lainnya juga menghampiri, merasakan ketegangan yang perlahan menghilang setelah pertempuran sengit itu. Mereka telah berhasil.

1
MomoCancer🦀
awal yang bagus 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!