seorang gadis remaja yang lemah lembut, di pertemukan dengan seorang pria yang sangat kejam dan sangat kasar.
siapa sangka gadis ini bisa mengubah segalanya.
dan kenapa bisa...?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla Mustari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 Memberikan kejutan kepada dela
"Bu bos, kok dari tadi saya perhatikan senyum-senyum terus. apa ibu bos..... "Sudahlah dara perhatikan aku terus urus kerja mu itu. "Baik Bu bos." Dara menggeleng-gelengkan kepalanya saja, lalu dara pamit keluar dari ruangan Dela itu.
"Kenapa aku seperti ini, apa ada yang salah yah dengan diriku ini." Kata Dela. Tiba-tiba ponsel Dela berdering. Dela melihat siapa yang menelepon tapi yang menelepon itu tidak ada namanya. Kedua kalinya baru Dela mengangkat telepon nya. Dela hanya diam saja mendengar kan siapa yang menelepon itu. "Iya ada apa...? "Bisa ketemu sebentar di luar."
"Aku tidak bisa, aku sibuk." Itulah yang di katakan Dela. Dela mematikan teleponnya. Lalu terdengar lagi ponselnya itu. Aku tunggu di restoran BBB jam satu dan kamu harus datang. Dela hanya membaca pesan itu Saja. "Kenapa dia memaksa sekali emangnya dia siapa.?"
Alvin langsung saja menuju ke restoran tersebut, dan Alvin juga mengirimkan pesan lagi kepada Dela. Bahwa Dela harus kesini. Tepat jam satu Dela menuju ke restoran yang di sebutkan tadi Alvin. Ternyata Alvin memesan private room di lantai dua. Sementara Dela sudah tiba di restoran itu dan menghubungi Alvin di mana dia berada. Setelah Dela mengetahuinya Dela menuju ke lantai dua dan masuk ke ruangan private room itu.
Dela langsung saja duduk berhadapan dengan Alvin. "Ada apa memanggil ku ke sini.? "Aku hanya ingin ngobrol dengan mu saja. Makanlah baru setelah itu baru kita ngobrol." Dela hanya menaikkan alisnya saja. "Ayo makan, jangan diam saja begitu." Dela langsung saja memakan makanannya itu. Mereka berdua makan dalam keheningan. Beberapa menit kemudian mereka berdua sudah selesai makan.
Tok.... Tok... Tok
Alvin berdiri dari duduknya dan membuka pintu ruangan itu. "Ada apa sih Andre, ganggu Mulu kamu."
"Maaf Pak bos, tadi mama bos nelepon ke saya untuk menanyakan, dari tadi mama bos telepon bos, tapi bos tidak angkat-angkat. "Jangan alasan kamu Andre, pergi kamu dari sini." "Aku tidak alasan bos, beneran mama bos nelepon tanyain bos dan bos sama sih itu di dalam.? "Bukan urusanmu." Alvin langsung saja menutup pintu ruangan itu. "Kebiasaan ini bos bisa-bisanya dia nutup pintu."
"Sorry ya Dela ada gangguan sedikit." Dela hanya mengangguk saja. "ngomong- ngomong tuan Alvin mau ngobrol apa sehingga tuan Alvin mengundang saya makan di sini." Alvin memegang tangan Dela lalu menarik napas dalam-dalam. " Dela aku ingin kau menjadi pendamping hidup dan tolong beri aku kesempatan untuk memulainya dari awal."
Dela hanya menarik napas dan melepaskan tangan Alvin yang memegang tangan nya tadi. "Sudah ku katakan hari itu beri aku kesempatan untuk memikirkan semua ini. Dan aku tidak mau terburu-buru untuk ini."
"Tapi Dela bagaimana aku memperbaikinya kalau kau selalu seperti ini, aku tahu Dela kamu seperti ini. Karena aku dulu dan tolong maafkan aku Dela. "Aku hanya ingin kamu Dela." Dela melihat mata Alvin dalam- dalam. Namun di sana tidak ada tanda-tanda ke bohongan.
Dela menarik napas dalam-dalam. "Baiklah aku akan berikan kesempatan untuk mu tuan Alvin, jika kamu mengulanginya maka aku tidak akan memberi mu maaf dan kesempatan." Alvin mendekati Dela lalu memeluk Dela dan Alvin berbisik pada Dela. "Terimakasih sudah memberikan kesempatan dan aku janji tidak akan mengulanginya lagi."
Lalu Dela melepas pelukan Alvin, "kalau begitu aku pulang dulu. "Biar aku antar. Tidak boleh menolak."
"Hmm baiklah." lalu Dela berjalan keluar dari ruangan itu. Sementara Alvin sangat bahagia dan menelepon Andre untuk membawa mobilnya. Setelah itu Alvin juga keluar dari ruangan itu dan menghampiri Dela yang sudah menunggunya.
Alvin, Dela bertemu Andre di parkiran restoran itu, dan Alvin memberikan kunci mobilnya itu. Sementara Alvin menyetir mobil Dela, di dalam perjalanan Dela merasa masih canggung untuk bercerita dengan Alvin. "bagaimana kalau sore ini kita jalan-jalan dulu. "Terserah tuan Alvin saja.". "Kamu bisa ubah panggilan kamu ke aku. "Maksudnya bagaimana ya.? "Kan kamu selalu panggil dengan sebutan tuan, bisa di ganti tidak." "oh itu,tapi aku mau panggil apa coba. " dari kamu saja. Yang jelas jangan panggil aku tuan."
"Baiklah aku akan cari nama panggilan yang bagus dan cocok untuk kamu."
Mereka berdua kini sudah ada di pantai tersebut. Dan mereka berdua jalan beriringan di tepi pantai. "Dela aku mau ke sana dulu sebentar aja." Dela mengangguk saja dan tersenyum tanpa menghadap ke alvin, Dela hanya fokus melihat ombak laut itu.
Di tempat lain alvin menghubungi Andre untuk menyiapkan sesuatu dan menyuruh Andre ke pantai tempat mereka berdua. Setelah itu Alvin melihat Dela dari kejauhan, Dela yang di lihat dari jauh tidak tahu kalau Alvin melihatnya terus. Dela terkadang berlari kecil dan kadang main air dan main pasir.
Alvin yang melihat dari jauh hanya senyum-senyum saja melihat tingkah Dela. Lalu Alvin menghampiri Dela yang asyik dengan dunianya sendiri. "Dela..." Alvin berteriak memanggil namanya Dela. Dela yang mendengar namanya ada yang memanggil, lalu Dela menghadap ke orang yang memanggilnya itu. " Kamu happy Dela.? "Yes." kata Dela.
Mereka berdua kejar-kejaran di pinggir laut, seakan-akan dunia milik mereka berdua. Setelah usai kejar-kejaran mereka berdua duduk di pinggir laut tersebut sambil menatap ke laut. Mereka berdua seperti anak remaja yang di mabuk asmara. Alvin dan Dela sibuk dengan dunianya, tiba-tiba bunyi ponsel Alvin berdering dan sudah banyak pesan masuk dari ponsel nya itu.
"Tunggu sebentar saya akan mengangkat telepon dulu." Dela hanya mengangguk lalu mengalihkan pemandangannya ke laut. Melihat indahnya pemandangan laut, Dela seakan-akan lupa dengan urusan dan masalahnya.
Setelah selesai menerima telepon Alvin menghampiri Dela lagi. " Dela ayo kita ke sana." sambil menunjuk ke suatu tempat. Dela mengikutinya saja tanpa mengatakan apa-apa. Di tengah jalan Alvin menutup mata Dela. "Kok mata aku di tutup segala sih."
"Aku ingin menunjukkan sesuatu, tapi aku harus menutup matamu dulu. "Baiklah." Alvin menutup mata Dela dan menuntun Dela ke tempat itu. Setelah Sampai Alvin memberikan aba-aba kepada Dela. "Kamu sudah siap dan aku akan membuka penutup matamu." Dela hanya mengangguk saja. Alvin membuka mata Dela dengan pelan-pelan, setelah selesai di buka mata Dela. Dela melihat di depannya itu, Dela terkejut melihat pemandangan yang luar biasa di depannya. "Suprise. Apa kamu suka dengan kejutan ini.? "Iya aku sangat suka."
Alvin berjongkok di depan Dela lalu mengeluarkan kotak berwarna merah itu dan membukanya. "Apakah kamu mau menjadi pendamping hidupku. Dan memberikan aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya."