Satu psikopat mampu menebar teror pembunuhan berantai, bagaimana jika ada enam psikopat berkumpul dalam satu tempat?
Sekelompok mahasiswa dan mahasiswi yang berasal dari kota Jakarta memutusan untuk liburan semester ke sebuah kota Kyoto dinegara matahari terbit, Jepang.
Mereka diajak oleh salah satu teman mereka, yang merupakan seorang blasteran Jepang bernama Ayana dan adiknya Yuki. mereka kemudian bertemu dengan seorang pemuda tampan asal Jepang yang mengajak mereka untuk mengunjungi sebuah kabin mewah ditengah hutan, kaki gunung Kurama.
Sekelompok remaja tersebut tidak tahu bahwa terdapat sebuah misteri dari hutan lebat tersebut, penduduk sekitar percaya bahwa pada saat kabut tebal turun dan menutupi isi hutan maka saat itupun para tentara Jepang jaman dulu keluar untuk mencari potongan tubuh mereka yang terpisah akibat terkena ledakan sebuah bom, penduduk desa meyakini hutan tersebut telah dikutuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SemyAngelina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
2 tahun lalu..
Disebuah hutan, matahari terlihat bersinar dengan terang pada siang hari itu. Seorang lelaki berusia sekitar 25 tahun bergaya rambut undercut, berwarna pirang, dengan tinggi sekitar 175 cm dan mengenakan pakaian serba hitam nampak tengah mengasah sebuah ujung dari panah.
Disebelahnya ada seorang wanita cantik bermata tajam, memiliki rambut panjang digerai sepinggang berwarna hitam, mengenakan setelan yang juga serba hitam.
Mereka berdua tengah berada dibawah sebuah pohon besar, sang wanita nampak tengah mengawasi keadaan sekitar dengan teropongnya, tak berselang lama kemudian terdengar sebuah langkah kaki yang menginjak dedaunan kering, wanita itu pun segera memberi sinyal dengan tangannya kepada lelaki yang ada disebelahnya, segera saja lelaki tersebut pun memasukan beberapa panahnya, kedalam sebuah senjata yang bisa di tembakan bernama crossbow, beberapa menit kemudian, terlihat seorang lelaki tampan tengah berlari dengan kedua tangannya yang diikat depan dadanya oleh sebuah tali tambang.
Lelaki tersebut tidak lain adalah Ryu, dan ia pun dari kejauhan melihat sebuah kilauan cahaya kecil, yang berasal dari sebuah kaca teropong yang bisa terlihat oleh Ryu, langsung saja pemuda tersebut pun melemparkan tubuhnya keatas tanah.
Ryu pun berguling dengan cepat kearah sebuah pohon tumbang, bersamaan dengan itu dua buah anak panah terlihat melesat di udara dan mengenai pohon disampingnya. Terlihat pula ada darah yang telah mengering, menghiasi wajah Ryu.
Lelaki tampan itupun segera menggesek-gesekkan ikatan talinya pada pohon dan batu yang ada disekitarnya, lengan pemuda tersebut pun berdarah akibat luka gesekan, namun talinya tetap tak mau terlepas. Ryu pun segera berlari dengan kencang kearah kirinya, lalu ia pun melemparkan sebuah batu kearah kilatan cahaya yang ia lihat sebelumnya.
Batu tersebut hampir saja mengenai si wanita, jika saja si lelaki yang membawa crossbow tersebut tidak segera menarik tubuhnya, tanpa membuang waktu lelaki tersebut kembali menembakkan panahnya kearah Ryu, dan kali ini ia pun berhasil mengenai sasaran. Ryu pun terkapar ditanah sambil mengerang kesakitan, dan tubuhnya pun perlahan tidak bergerak.
Beberapa jam yang lalu, Ryu datang kesebuah rumah pondok yang berada dipinggir hutan, dirinya bermaksud akan bertemu dengan dua orang yang merupakan seorang penculik dan pembunuh. Mereka melakukan pembunuhan dengan cara memburu korbannya seperti binatang, sudah ada sekitar 5 orang korban dan Ryu mendapat informasinya dari sebuah situs darkweb.
Sepasang kekasih yang merupakan psikopat tersebut, merekam lalu mengupload videonya disebuah situs darkweb, Ryu kemudian mengontak keduanya dan menawarkan kerja sama lalu merekapun berjanji untuk bertemu disebuah pondok dipinggir hutan.
Setelah pemuda itu masuk kedalam pondok yang terbuat dari kayu tersebut, seseorang terlihat tengah berdiri didepannya, sosok itu adalah seorang lelaki berambut pirang. Lelaki itu pun menyambut kedatangan Ryu, tapi tiba-tiba.
Bukk..
dari balik pintu, seorang wanita tiba-tiba saja keluar lalu memukulkan sebuah tongkat bisbol kearah kening Ryu, hingga membuat pemuda tampan tersebut tidak sadarkan diri.
Beberapa menit kemudian, perlahan kesadaran dari pemuda itupun akhirnya kembali, akan tetapi Ryu tidak dapat menggerakkan tubuhnya karena ia tengah diikat disebuah kursi kayu, dengan mulutnya disumbat menggunakan kain.
“Pemuda ini sangat tampan, sayang jika ia harus dibunuh” ujar Yukana.
“Kalau begitu kau yang akan menggantikan posisi mu” jawab Kabuya dingin. Tapi tak lama kemudian keduanya malah tertawa terbahak-bahak.
Ryu merasa pusing dan darah terlihat mengalir keluar dari keningnya,
“Dia sudah sadar” ujar Kabuya tersenyum.
“Siapa kau, apa kau seorang polisi?” tanya Kabuya sambil menampar wajah Ryu, lalu ia pun melepaskan sumpalan kain di mulutnya.
“Kalau aku polisi, aku tidak akan datang kesini sendirian” jawab Ryu dingin.
“Kenapa kau ingin pembunuh seperti kami bekerja sama denganmu?”
“Karena aku memiliki tempat yang aman dari polisi, untuk melakukan sebuah pembunuhan, aku membutuhkan bantuan dari kalian agar semuanya menjadi menarik”
“Kau ternyata lebih gila dari kami berdua” ujar Kabuya.
“Begini saja, jika kau bisa mengalahkan kami, maka kami berdua akan bersedia untuk mengikuti mu. Karena kami berdua tidak mau mengikuti orang yang lemah dan bodoh” lanjut Kabuya.
“Baiklah” ujar Ryu.
Langsung saja setelah Ryu menjawab, Yukana segera membekap mulut Ryu dengan sebuah kain yang sudah diberi obat bius, hingga akhirnya membuat pemuda tampan itu kembali tidak sadarkan diri.
Tubuh pemuda tersebut kemudian diletakkan di tengah hutan dan tangannya pun diikat, Yukana dan Kabuya pun pergi bersembunyi sambil menunggu.
......................
Ryu pun terkapar ditanah sambil mengerang kesakitan, tubuhnya pun perlahan tidak bergerak.
“Sial, dia cukup hebat juga” ujar si wanita yang tidak lain adalah Yukana.
“Aku akan memeriksa apa dia sudah mati atau belum, kau berjaga disini sambil bersiap untuk menembakan panah!” ujar pemuda yang merupakan kekasih dari Yukana, yang tak lain adalah Kabuya.
“Baiklah”.
Kabuya pun berjalan dengan cepat kearah Ryu, sambil membawa sebuah pisau lipat. Sesampainya didepan tubuh Ryu yang terbaring tertelungkup, Kabuya pun segera memeriksa keadaan dari pemuda tersebut Tiba-tiba saja, Ryu bangun dan langsung menendang kaki Kabuya hingga lelaki itupun terjatuh, tanpa menunggu waktu lama Ryu segera menerjang tubuh Kabuya. Ryu pun menyerangnya dengan menggunakan sebuah panah, yang tadi menancap pada bahu bagian kanan tubuhnya, kemudian panah tersebut pun digunakan Ryu sebagai senjata.
Ryu berusaha untuk menusukkan panahnya ke tubuh Kabuya, namun terhalangi oleh pisau lipat yang digenggam oleh lelaki tersebut, dan terjadilah sebuah perkelahian sengit antara Ryu dan kabuya, meskipun dalam keadaan tangan terikat Ryu masih bisa menyerang Kabuya, dengan seluruh tubuhnya dan berhasil membuat Kabuya kewalahan.
Akhirnya genggaman pisau Kabuya terlepas setelah Ryu membelit dan mengunci tubuh Kabuya, pada posisi kedua kaki Ryu yang menggepit kepala lelaki tersebut, sedangkan tangannya ditarik dan dipelintir oleh Ryu, dalam dunia beladiri gerakan itu disebut dengan Triangle choke.
“Apa kau menyerah sekarang?” ujar Ryu dengan nafas berat,
“Baiklah kau menang, aku akan menjadi anak buahmu” ujar Kabuya menahan sakit.
“Yukana, letakan senjatanya dan kesini sekarang juga!” lanjut Kabuya.
Ryu pun segera melepaskan tubuh Kabuya kemudian mengambil sebuah pisau lipat, untuk melepas ikatan tangannya.
Yukana pun hanya bisa menghela nafas kemudian berjalan kearah kedua lelaki tersebut, wanita tersebut memang sengaja untuk tidak menembakkan panahnya pada Ryu sebelumnya.
Setelah berhasil mengalahkan sepasang psikopat tersebut, akhirnya Ryu pun dapat berbicara baik-baik dengan keduanya, lalu Kabuya pun menceritakan awal mereka melakukan sebuah pembunuhan.
Ia dan Yukana merasa tertarik untuk mengikuti suatu pembunuhan, setelah menyaksikan sebuah tayangan video tentang cara membunuh yang diunggah disebuah situs darkweb. Mereka bahkan dapat menghasilkan uang jika videonya berhasil dilihat banyak orang, namun rupanya tidak semudah itu karena seperti video yang diupload di youtube, jika tidak banyak dilihat maka mereka tidak akan mendapatkan apa-apa.
Berbeda dengan yang ditawarkan oleh Ryu, pemuda tersebut menawarkan sebuah tempat tinggal, uang dan kesenangan dengan mudah asal mau menuruti keinginannya, akhirnya Kabuya bersama dengan Yukana yang merupakan seorang anak yatim piatu pun, menyetujui tawaran dari Ryu.