NovelToon NovelToon
Pengkhianatan Dalam Pernikahan

Pengkhianatan Dalam Pernikahan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Selingkuh / Pelakor / Penyesalan Suami
Popularitas:120.2k
Nilai: 5
Nama Author: Gadisti

Sebuah pengkhianatan seorang suami, dan balas dendam seorang istri tersakiti. Perselingkuhan sang suami serta cinta yang belum selesai di masa lalu datang bersamaan dalam hidup Gladis.

Balas dendam adalah jalan Gladis ambil di bandingkan perceraian. Lantas, balas dendam seperti apa yang akan di lakukan oleh Gladis? Yuk di baca langsung.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadisti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

gila, karena merindukan mu

Cafe...

"Ada apa sama kamu, Dis? Kenapa kamu terlihat murung seperti itu? Apakah kamu ada masalah?" tanya Sandra sambil menatap lekat wajah sahabatnya. Dari tadi ia perhatikan wajah sahabatnya itu terlihat murung, tidak seperti biasanya yang selalu ceria setiap kali mereka bertemu.

Gladis menggeleng, lalu tersenyum kecut. "Tidak ada, San. Mungkin aku hanya kelelahan saja." Jawab Gladis seraya meraih segelas kopi, lalu meneguknya dengan perlahan.

Meletakkan segelas kopi itu kembali di atas meja, lalu menatap putri kecilnya yang sedari tadi asik menyantap cake kesukaannya. "Jangan banyak-banyak ya, sayang. Nanti gigimu sakit." Kata Gladis yang hanya mendapat anggukkan kepala dari putri kecilnya itu.

"Yakin, kamu hanya kelelahan? Aku ini sahabatmu loh. Jadi, aku tahu kalau sekarang itu kamu sedang berbohong." Ucap Sandra yang menangkap sebuah kebohongan dari sahabatnya tersebut.

Sandra dan Gladis memang sudah bersahabat sejak lama, jadi Sandra bisa tahu bahwa saat ini Gladis sedang berbohong kepada dirinya.

"Sandra.... "

"Kalau kamu tidak mau cerita juga tidak apa-apa. Aku tidak akan memaksamu untuk bercerita," ucap Sandra memotong ucapan Gladis dengan cepat.

Sebagai seorang sahabat yang baik, tentu saja Sandra ingin tahu dengan masalah yang tengah di hadapi sahabatnya itu. Namun, ia juga tidak ingin memaksa sahabatnya itu untuk bercerita. Mungkin sahabatnya itu butuh waktu yang tepat untuk menceritakan semua masalahnya. Jadi, Sandra harus sabar menunggu sampai waktu itu tiba.

"Sandra, apa yang akan kamu lakukan jika suamimu mengkhianatimu di belakang?" Tanya Gladis dengan lirih.

Sandra yang mendapat pertanyaan itu pun sontak saja merasa terkejut, tidak biasanya sahabatnya itu akan bertanya tentang hal yang menjurus pada laki-laki brengsek. Biasanya sahabatnya itu selalu membanggakan suaminya yang selalu perhatian dan bersikap mesra, sehingga membuat Sandra yang seorang jomblo merasa iri dan ingin segera mendapatkan jodoh, lalu menikah.

Sandra menghembuskan nafasnya kasar, menatap Gladis dengan tatapan penuh selidik. "Dis, kamu baik-baik saja kan? Kepalamu aman kan? Keningmu tidak panaskan?" tanya Sandra seraya menempelkan punggung tangannya pada kening sahabatnya tersebut.

Gladis mendengus kesal, ia menepis pelan tangan Sandra dari keningnya. "Aku baik-baik saja, Sandra. Aku tidak panas, kepalaku juga masih aman." Kesal Gladis yang mendapat kekehan dari Sandra.

"Kembali ke topik utama. Bagaimana kalau suami kamu mengkhianati kamu di belakang? Apa yang akan kamu San?" tanya Gladis kembali pada pertanyaannya yang semula. Ia menatap Sandra yang saat ini sedang menggaruk kepalanya, entah karena gatal atau apa, Gladis sendiri tidak tahu.

"Aku kan belum punya suami, Gladis! Mana ku tahu suamiku berkhianat atau tidaknya." Sahut Sandra sambil cengengesan, lalu mencium putri kecil Gladis.

"Ate... Jangan cium aku, aku yagi makan." Protes Sera sambil memonyongkan bibirnya dengan gemas. Sera memang paling tidak suka di ganggu saat ia sedang menyantap makanan. Itu akan membuat mood putri kecil itu hilang.

"Habisnya kamu sangat lucu, Cera. Ateu jadi gemes deh, pengen cium lagi. Cini ateu cium lagi." Sandra memonyongkan bibirnya kembali, ia hendak mencium Sera, namun Sera langsung menghalanginya dengan potongan cake di tangannya. Alhasil, bibir Sandra pun langsung belepotan karena cake itu.

"Ish, nakal ya. Lihat nih bibir ateu, jadi belepotan begini gara-gara kamu." Sandra mengambil tisu, lalu mengelap bibirnya yang belepotan itu, sementara Sera, ia malah tertawa, lalu menyantap kembali cake nya.

Gladis menggelengkan kepala, saat melihat interaksi sahabat dan juga putrinya tersebut.

"Dis, apa suami kamu berkhianat?" tanya Sandra kembali ke pembicaraan awalnya. Membiarkan Sera menikmati cake nya sendiri, tanpa berniat untuk mengganggunya lagi.

Gladis nampak menghela nafasnya panjang, menatap Sandra yang kini sedang menatap dirinya dengan penuh tanda tanya.

"Kenapa kamu bertanya seperti itu?" bukannya menjawab, Gladis justru berbalik nanya. Dan hal ini tentu saja membuat Sandra mendengus kesal.

"Gak kenapa-kenapa sih. Aku cuma merasa aneh saja. Seorang Gladis tiba-tiba saja menanyakan soal pengkhianatan sama aku yang Notebanenya seorang jomblo, belum memiliki seorang pacar, apalagi seorang suami. Jadi, menurutku, pertanyaan yang kamu lontarkan tadi itu, adalah pertanyaan untukmu sendiri." Terang Sandra membuat Gladis langsung terdiam dengan pikiran yang mengambang.

"Jangan-jangan suami kamu mengkhianatimu dan berselingkuh di belakangmu lagi. Ah itu sangat mengejutkan." Kata Sandra lagi. Gladis masih terdiam, ia bingung mau menjawab apa ucapan sahabatnya tersebut. Ia juga masih ragu untuk memberitahu Sandra tentang isi chat Amelia yang tidak sengaja ia baca di ponsel milik suaminya.

Sandra menghela nafas, ia mengambil kopi miliknya, lalu menyesapnya dengan perlahan. Tatapan matanya selalu tertuju pada Gladis yang sedari tadi masih terdiam.

"Tapi ya tidak mungkin juga kan Evan berkhianat? Secara dia itu selalu memperlakukan kamu sangat romantis dan penuh perhatian. Dia pasti tidak akan mengkhianati kamu, Dis. Jadi, jangan pikirkan ucapanku tadi, ok." Ucap Sandra merasa bersalah karena telah membuat sahabatnya itu diam dengan raut wajahnya yang sama sekali tidak enak untuk di pandang.

Sandra berpikir jika sahabatnya itu diam, karena sedang memikirkan ucapannya tadi, maka dari itu Sandra merasa bersalah. Karena ia sudah mengusik ketenangan hati sahabatnya tersebut dengan ucapannya yang asal.

Gladis menggelengkan kepalanya, ia tersenyum, kemudian meraih kopinya, lalu menyesapnya dengan perlahan. Raut wajahnya yang tidak enak di pandang masih menjadi pertanyaan untuk Sandra saat ini.

"Ada apa dengan wajahmu, Dis? Kenapa mendadak jadi gelap seperti itu? Seperti akan turun hujan saja." Cetus Sandra di iringi dengan kekehannya.

"Tidak apa-apa. Aku hanya... Ah sudahlah, jangan bahas lagi. Lebih baik kita selesaikan acara ngopi kita, lalu temani aku ke time zone. Aku ingin mengajak Sera bermain di sana." Ucap Gladis yang mendapat anggukkan kepala dari Sandra. Meskipun ia masih di selimuti berbagai pertanyaan, namun ia memilih untuk memendam pertanyaan-pertanyaan tersebut di dalam hatinya.

Kini Sandra dan juga Gladis sudah menutup mulut dan mulai menghabiskan kopinya masing-masing. Sementara Sera, dia masih sibuk dengan potongan cake di tangannya.

***

Braaakkk....

Darren menggebrak meja panjang yang berada di hadapannya. Sorot matanya begitu tajam, menatap satu persatu para pegawainya yang tengah menundukkan kepalanya ketakutan. Di sampingnya berdiri seorang wanita cantik yang bernama Iris, dia adalah asisten Darren.

"Apa yang kalian lakukan selama bekerja denganku hah! Kenapa membuat proposal saja tidak becus! Buat ulang lagi. Aku mau besok pagi proposal itu sudah selesai, mengerti." Ucap Darren dengan intonasi yang tinggi. Serta tatapan matanya yang semakin menajam, membuat para pegawainya tidak berani mengangkat wajahnya barang sedetikpun.

Darren terlalu menakutkan, bahkan ia lebih menakutkan dari mendiang papanya.

Darren beranjak dari tempat duduknya, kemudian ia keluar dari dalam ruangan tersebut. Iris menghela nafasnya, menatap satu persatu pegawai bosnya tersebut. Kemudian ia pun keluar menyusul sang bos tanpa mengeluarkan sepatah kata pun dari mulutnya.

Mengejar sang bos dari belakang dengan nafas yang terengah-engah. "Pak Darren! Apakah ada masalah dengan proposal itu? Aku lihat semuanya baik-baik saja, pak. Tidak ada masalah." Ucap Iris yang merasa heran dengan perintah Darren tadi. Padahal, Iris sudah melihat isi proposal yang di buat oleh pegawai lainnya, dan isinya menurut Iris tidak ada masalah sama sekali. Lalu, mengapa Darren meminta pegawainya untuk membuat ulang proposal itu?

"Diamlah, jangan ganggu aku. Kembali saja ke tempat kerjamu, Iris." Sahut Darren tanpa menghentikan langkah kakinya yang lebar, membuat Iris sedikit berlari untuk mensejajarkan dirinya dengan Darren.

"Apakah anda sedang ada masalah pak Darren? Kenapa hari ini anda terlihat... "

"Jangan ikut campur. Pergi jangan menggangguku!" Ucap Darren sejenak menghentikan langkah kakinya, lalu memberikan tatapan matanya yang tajam pada Iris.

Iris langsung terdiam, ia memeluk sebuah berkas di dadanya. Sementara Darren ia kembali melanjutkan langkah kakinya yang tertunda meninggalkan Iris yang masih terdiam dengan hati yang terasa sakit.

"Darren... Ada apa denganmu? Tidak biasanya kamu bersikap dingin seperti itu. Apakah kamu sedang ada masalah?" batin Iris seraya menatap kepergian Darren dengan sendu.

Iris menghela nafasnya, kemudian ia pun berjalan membawa kakinya menuju ruangannya.

***

Dareen melempar beberapa berkas yang berada di atas meja kerjanya ke dasar lantai, membuat berkas-berkas tersebut langsung berserakan tak beraturan. Nafas pria itu memburu, raut wajahnya terlihat sangat menakutkan, seperti ingin memakan orang hidup-hidup. Rahangnya mengeras, jakunnya naik turun pertanda bahwa amarahnya begitu besar.

Darren meraih benda pipih miliknya, membuka aplikasi biru, masuk ke dalam pesan yang berada di aplikasi biru tersebut. Menatap pesan yang ia kirimkan pada Gladis pagi tadi, berharap ia mendapat balasannya. Namun, sampai saat ini pun Gladis sama sekali tidak membalas pesannya membuat Darren benar-benar marah dan membuat Darren melampiaskan kemarahannya pada para pegawainya yang tidak bersalah tadi.

"Aargghh sial! Kenapa dia tidak membalas pesanku? Apakah dia belum membaca pesannya? Atau dia sudah membacanya dan sengaja tidak mau membalas pesanku? Aaarggh brengsek!" Geram Darren seraya meraup wajahnya dengan kasar.

Matanya terus menatap pada ponsel berwarna hitam itu. Kemudian ia pun kembali mengetik pesan singkat, lalu mengirimkannya pada Gladis.

(Aku merindukanmu, Gladis. Tolong balas pesan ini.)

Darren kembali meraup wajahnya dengan kasar, meletakkan ponsel itu di atas meja, lalu menatap langit-langit ruangan itu. "Delapan tahun kita berpisah, Gladis. Dan selama delapan tahun pula aku selalu merindukanmu. Tapi, ternyata kamu sudah menikah dengan laki-laki lain. Sepertinya aku sudah gila, karena merindukan wanita yang sudah memiliki seorang suami."

"Gila karena hanya aku yang merindukannya, dan gila karena aku telah meninggalkannya tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Ini semua salahku. Salahku." Lirih Darren sambil membayangkan masa lalunya bersama mantan tercintanya yang kini telah bersuami dan memiliki seorang putri.

1
Konny Rianty
lama kali proses cerai nya gladies& evan..
Uthie
Duhhh.. lama nya akhirnya ada lagi up nya 👍🤗🤗🤗
Farida Rida
Kok lama banget up nya thor
Apriyanti
Alhamdulillah akhirnya up lg
makasih Thor🙏💪
Yunita Fuluso
jadikan Gladisya sebagai wanita yang cerdas cerdik dan pandai berstrategi melawan pelakor
Danny Muliawati
smga Evan tdk tergoda oleh calon janda gatel
Danny Muliawati
jangan percaya ucapan suami, d segera cari tau detail nya .... jaman skrg pelakor lebih berani
Fitri
kpn up nya Thor...🥲
Ulufi Dewi
smoga senjata makan tuan.....
Puji Lestari
y g gitu juga x selingkuh di bls dgn selingkuh ,, itu namanya sama j kamu sama suami g jauh beda ,,
neng ade
Wah.. bakalan seru nih .. Darren harus bisa lindungi Gladis karena si selingkuhan udah keluarin tanduk nya . dia ingin membunuh Gladis dngn menyuruh orang utk menabrak nya .. jngn sampai itu terjadi ..
Konny Rianty
semoga darren slalu melindungi gladies, lama kalii thorr, gladies pisah sm si evan yg berengsek ituu
Sunaryati: Ayo up Thoor
Sunaryati: Ayo up Thoor
total 2 replies
Sunaryati
Benar Gladys jangan celaka namun berbalik ke pelakor, tidak tahu saja Darren sudah menempatkan orang-orang nya untuk melindungi Gladys tanpa sepengetahuan Gladys. Malah langsung tertangkap. Biar Evan makin dalam keterpurukan dan penyesalan karena selingkuhan akan menghabisi istri dah, agar membukakan mata Evan seperti apa selingkuhannya
Uthie
si Evan bakalan nyesel udah pake batu kali yg emangnya doyan laki2 milik orang lain 😏
Apriyanti
semoga aja gladis di lindungin darren
Yuyu Yulis
gagalin rencana pelakor buat celakain gladys thor...
efridaw995@gmail.com
jangan salah Gladys celaka atau terluka Thor Uda banyak alur cerita seperti itu biarkan berbalik pada si pelakor
Uthie
Semangat Gladis 💪💪😏
neng ade
hello Evan .. baru lihat Gladis di cium puncak kepalanya aja udh begitu marah .. lalu. apa kabar diri mu yg sedang berciuman dngn Amelia bahkan sampai berhubungan badan dngn selingkuhan mu itu ..
Apriyanti
skrg enak kan kamu ngerasain gmn sakit nya di selingkuhin,, lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!