Nandini, adalah wanita kampung yang di nikahi oleh pria tampan dan kaya. Orang-orang mengira jika Nandini bak Cinderella di dunia nyata, yang mana gadis miskin yang di persunting oleh Pangeran..
Namun, semua orang tidak tau bahwa Nandini tersiksa di rumah megah bak istana itu... ia tak ayal layaknya pembantu yang berstatuskan istri dari seorang pengusaha di salah satu kota ternama.
Pernikahan tahun kelima, membuat Nandini lelah dan memberontak. Dimana sang suami membawa wanita baru kedalam rumah, yang mana membuat Nandini memiliki pikiran licik untuk membalaskan dendam atas pengabdian yang mereka sia-siakan.
Apa yang akan Andini lakukan?
Sedangkan di sisi lain, Pangeran yang asli tengah menunggu kehadiran dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aryani_aza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13 : TIDAK BISA BERKUTIK.
Di rumah Seno semuanya terdiam dengan pikiran masing-masing ... mereka semua bingung kenapa perhiasan dan uang yang ada di brankas bisa hilang begitu saja. Jika itu maling, brankasnya harus rusak. Tapi sudah dipastikan brankas mereka tidak rusak sama sekali.
''Mas, kenapa Mas diem aja sih. Lapor polisi dong.'' Siska gemas dengan suaminya yang hanya duduk diam sedari tadi.
''Nggak mungkin, Siska.'' Jawab Seno dengan sisa sisa tenaganya. Sungguh, urat dan nadinya lemas tidak bertenaga ... separuh jiwanya hilang bersamaan dengan semua uang yang raib entah kemana.
''Kenapa nggak bisa sih! Itu uang bukan ratusan ribu Mas. uang itu miliaran. Dua belas miliar Mas, belum lagi uang dolar Amerika dan dolar Singapur dan mata uang lainnya. Hisk, kenapa kalian diem aja sih mas...'' Teriak Siska dengan isak tangis dan derai air mata.
Seno hanya bisa pasrah dan menghela nafasnya, karena ia cerita pun percuma ... Siska tidak akan tahu bahwa itu adalah uang dari hasil money laundry (Pencucian uang) yang selama ini ia geluti dengan rekan bisnisnya.
"Maaaaasss ..."
"Diam! Kamu bikin kepala aku tambah pening Siska." Bentak Seno. ''Kalau kita lapor polisi, bukan kita yang dapat keadilan. Tapi kita semua masuk kedalam penjara.''
Siska melotot.
"Sen, kira-kira siapa ya orang yang udah ambil harta kita?'' Tanya Ibu Sonya dengan tatapan kosong ... ibu Sonya tak ayal seperti Seno yang kehilangan separuh jiwanya saat semua perhiasannya hilang begitu saja.
Siska dan Seno sama-sama diam keheningan...
''Tidak mungkin orang lain kan Sen? Orang luar mana tau dimana kita menyimpan uang.'' Ibu Sonya kembali berucap.
''Apa Nandini yang ambil?'' celetuk Siska yang membuat Seno dan Ibu Sonya menoleh ke arah Siska.
Ibu Sonya langsung menggeleng dengan tegas, ''Nggak mungkin Sis, dia itu wanita kampung yang polos. Dia aja nggak tau kode pin dan segala macam. Ibu sangat hafal seperti apa sifatnya.''
Seno menatap tajam Siska.
''Jangan menuduh sembarangan! Kalau Nandini yang mengambil, dia tidak mungkin berkeliaran di jalanan seperti tadi.'' timpal Seno, yang membuat Siska diam.
Benar juga apa yang dikatakan suaminya, kalau Nandini yang mencuri semua uang suaminya. Tidak mungkin perempuan kampung itu berkeliaran di jalanan seperti tadi.
"Sialan! Lantas siapa? aku tidak mau hidup melarat dan pas-pasan." geram Siska dalam hati.
"Asalamualaikum ..."
Seseorang berucap salam dari arah pintu luar, yang mana membuat ketiganya sadar dari kegalauan yang tengah mereka rasakan.
Siska berdiri dan membuka pintu, ia terkejut melihat kedua Orangtuanya yang berkunjung.
"Mama, Papa ... kalian datang?" Siska sedikit terkejut, namun tidak dengan kedua Orangtuanya. Mereka tersenyum lebar dan masuk kedalam rumah sebelum di persilahkan masuk.
"Mana menantu dan besan kesayangan kami." Ucap Ibunya Siska dengan senyuman lebar.
''Jeng ... ya ampun apa kabar?'' Ibunya Siska langsung menghampiri dan cipika cipiki, lalu memeluk menantunya.
Sedangkan ibu Sonya dan Seno terpaksa bersikap ramah, mereka tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya. Seno tersenyum kaku, lalu mempersilahkan kedua mertuanya untuk duduk.
''Siska, tolong buatkan minum untuk mama sama papa.''
Siska mengangguk dan pergi ke dapur untuk membuat minuman, sedangkan yang lain mengobrol di ruang tamu.
''Jeng kenapa? kurang sehat ... kok mukanya pucat sih Jeng?'' tanya Ibunya Siska dengan ramah.
Ibu Sonya memaksakan senyumnya, ''Nggak ko Jeng, hanya ada sedikit masalah soal bisnis.'' Bohongnya.
''Mah Pah, teh nya.'' Siska menaruh teh di atas meja.
''Kami kesini hanya mampir sejenak, sekalian berterima kasih sama kamu, Sen.'' Ibunya Siska membuka obrolan.
Seno mengerutkan keningnya dengan bingung, ''Terima kasih?'' Tanya Seno dengan bingung. ''Terima kasih untuk apa, Mah?''
Ibunya Siska terkekeh, ia tidak menyangka jika menantunya ini sangat dermawan dan royal pada keluarganya, hingga menantunya ini sampai berpura-pura seakan tidak tau apa-apa.
''Wes nggak usah pura-pura tooo, Sen ... kemarin ada kiriman paket, katanya dari kamu. Pas mama buka isinya uang dua ratus juta. Alhamdulillah punya mantu baik bangettttt ...''
''APA!''
•••
💯💯💯💯💯❤❤❤❤❤❤Adammmmmm💕💕💕