NovelToon NovelToon
MY FIRST LOVE = TUAN MAFIA

MY FIRST LOVE = TUAN MAFIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Endah Sari

Elea Inglebert putri semata wayang Delia Djiwandono dan Jarvas Inglebert yang memiliki segalanya namun kurang beruntung dalam hal percintaan. Cintanya habis pada cinta pertamanya yang bernama Alan Taraka. Alan Taraka merupakan seorang CEO Perusahaan Taraka Group yang didalamnya berkecimpung dalam bidang pangan, hotel dan perbankan. Tak hanya itu, Alan Taraka juga berkecimpung dalam dunia bawah yang dimana ia memperjual-belikan senjata api serta bom rakitan dan menjualnya kepada negara-negara yang membutuhkannya. Hanya orang-orang tertentu saja yang mengetahui Alan di dunia bawahnya, dan ia lebih dikenal di dunia bawah dengan sebutan “TUAN AL”. Akankah Elea Inglebert bersatu dengan cinta pertamanya yang merupakan seorang CEO sekaligus MAFIA terkejam di Negeri ini? Lets read!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Endah Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30

Elea ternyata lebih dahulu bangun dibandingkan Alan. Elea menatap lekat wajah Alan lalu mengecup pipinya dengan singkat.

“Aku akan mempersiapkan sarapan pagi, tidurlah. Setelah selesai, aku akan membangunkan calon suamiku ini” *cuup* Elea mendaratkan ci*umannya pada pipi Alan.

Tanpa Elea ketahui bahwa Alan ternyata sudah lebih dulu terbangun namun ia tetap mempertahankan posisinya agar Elea tak terusik. Di dalam hatinya, ia sangat bahagia dengan ucapan Elea tadi.

Empat puluh menit berlalu, ia berkutat memasak hidangan sarapan pagi spesial untuk Alan.

“Ahh… Selesai! Baiklah, aku akan membersihkan tubuhku terlebih dahulu!” Ucap Elea pada dirinya sendiri.

Saat akan membuka pintu kamar mandi, Elea terkejut bukan main. Alan terlebih dahulu membuka pintu itu dan melihat Elea yang hanya mengenakan celana pendek hanya sejengkal panjangnya dan dengan atasan sport br*a hingga menampilkan tubuh sexy Elea yang sangat indah. Sedangkan Alan hanya handuk yang melingkar dipinggulnya.

GLEEK!!

“S…s…sayang…” Alan tergagap melihat Elea saat ini.

“Kak! Kau kenapa? Kak?” Tanya Elea berulang kali.

“Kau… kau… sangat sexy sayang!” Alan seolah terbius dengan penampilan kekasihnya saat ini.

“Apasih! Kak, bahkan saat aku berolahraga pun aku terbiasa memakai pakaian seperti ini” Elea kesal dengan tatapan Alan.

“Aku tahu sayang, tapi kau? Kau berbeda! Oh Tuhan! Sayang, kau membangunkan sisi lain dari dalam diriku!” Ucap Alan sambil mendekat dan merapatkan tubuhnya pada Elea.

“Ka…u ma…u a…pa…” kali ini Elea yang tergagap dengan perlakuan Alan padanya.

CUP

Satu kec*upan mendarat pada bibir Elea. Elea hanya mengerjapkan matanya berkali-kali.

CUP

Satu kec*upan singkat lagi mendarat pada bibir Elea.

“Aku sangat beruntung memilikimu sayang! Cepatlah bersihkan dirimu, aku akan mengajakmu berkeliling di sekitar penginapan setelah sarapan” Alan mencolek hidung Elea sambil berlalu meninggalkannya yang membeku.

“Kau gadis yang sangat polos Elea. Pintar namun kau tahu kepolosanmu itu terkadang membuatku khawatir. Ah, baiklah aku akan mencoba bernegosiasi dengan Tn. Jarvas soal pernikahan. Semoga bisa dipercepat!” Gumam Alan.

“Elea, bergegaslah sayang” Alan membalikkan tubuhnya melihat Elea masih dalam posisi yang sama.

“Ah i…iya…” Elea tersadar dari lamunannya dan segera menuju kamar mandi.

“Memalukan!! Elea kau memalukan!!” Elea merutuki dirinya.

“Sayang, cepatlah! Aku menunggumu di meja makan”

“Iya…”

Elea dengan cepat menyelesaikan kegiatannya lalu segera berganti pakaian. Saat Elea menuju meja makan, ia melihat ponsel Alan yang tergeletak di meja nakas itu menyala berulang kali. Hingga ia memutuskan untuk mengambil ponsel itu dan akan memberikannya pada Alan.

Saat ponsel milik Alan kembali menyala, terlihat ada 203 panggilan tidak terjawab, 73 chat yang sama sekali tak Alan lihat. Elea terkejut saat nomor tak dikenal menghubungi ponsel milik Alan.

Elea berlari tergesa-gesa dan memanggil Alan untuk beralih duduk di sofa.

“KAK CEPAT KEMARI!” Elea berteriak pada Alan.

“Ada apa? Kenapa raut wajahmu begitu serius?” Alan yang kaget langsung menghampiri Elea dan menatapnya lekat.

“Lihat!” Elea memberi ponsel itu kepada pemiliknya.

Alan terkejut bukan main melihat panggilan masuk dan chat yang sangat banyak. Ketika nomor tak dikenal itu menghubungi Alan lagi, ia langsung mengernyitkan dahinya. Selama ini ia tidak pernah menginformasikan nomor ponsel pribadinya kepada siapa pun terkecuali keluarganya saja serta kepada orang-orang yang dianggapnya keluarga termasuk El dan Denis. Orang-prang yang ingin menghubungi Alan pasti akan melalu El dan Denis terlebih dahulu.

“Kak, angkat!” Titah Elea.

Alan menggeleng dan segera beralih tempat duduk disamping Elea.

“Kak! Angkat!” Elea sedikit menaikkan suaranya.

“Sayang, dengar! Nomor pada ponselku ini tidak ada yang mengetahui selain keluargaku, kau, orangtuamu, serta El dan Denis. Dengar! Firasatku mengatakan bahwa ada yang terjadi. Sayang, lihat aku! Berjanjilah padaku! Elea… Sayang… Jawablah sayang!” Tutur Alan pada Elea.

“Kak, percayalah! Kau harus ingat, jangan jadikan aku sebagai kelemahanmu! Dan…” Elea menghela nafasnya yang terasa berat.

“Sayang…” Alan memeluk Elea dengan erat.

“Aku… Aku tak tahu harus bagaimana Kak. Ini pertama kalinya untukku! Hiks… Hiks…” Elea terisak didalam pelukan Alan.

“Sayang, ku mohon jangan menangis! Dengar, aku akan baik-baik saja. Sekarang, patuhi perintahku! Jika ada hal yang terjadi, kau dan orang tuamu pergilah ke rumahku! Kau ambillah kunci lemari yang berwarna hitam itu di cermin kamar mandi kamarku. Sudut kiri bawah, ingat! Sudut kiri bawah cermin kamar mandiku. Kau hanya perlu mengusapnya dari tengah ke arah kiri. Tetap berada di posisi bawah cerminnya. Lalu kau akan mendapatkan potongan persegi berupa kaca lalu kau tempelkan pada lemari hitamku maka kau harus masuk kedalamnya. Pintu itu akan kembali tertutup otomatis. Ku pastikan disana kau akan bertemu seluruh keluargaku. Percayalah padaku!” Terang Alan.

“Kak… Hiks… Hiks…” Elea semakin erat memeluk Alan. Jujur ia sangat takut menghadapi situasi ini namun ia pun harus menjadi kuat agar tak membebani pikiran Alan.

“Sayang… Berjanjilah padaku kau akan baik-baik saja!” Alan mengecup puncak kepala Elea.

“Harusnya aku yang berkata seperti itu!” Elea mendengus kesal.

“Sayang, ku mohon…” pinta Alan.

“Oke! Asalkan kau harus menepati janjimu!” Tukas Elea.

“Hmm… Janji apa yang kau inginkan?” Tanya Alan lagi.

“Entah kenapa firasatku mengatakan akan terjadi sesuatu yang besar menantimu. Aku takut! Sangat takut! Tapi aku tidak bisa egois jika memang takdir berkata seperti itu. Walaupun hubungan ini belum lama terjalin, namun aku yakin kita akan bersama selamanya. Jadi, tolong! Kembalilah! Kembalilah tanpa kurang suatu apapun! Kembalilah padaku! Kembalilah dan saat itu aku menunggu lamaran darimu! Hiks… Hiks…” Elea tak kuasa menahan sesak dalam hati.

“Apa kau serius?” Alan malah bertanya.

“Kak! Aku serius! Jadi, kembalilah! Dan aku akan bicarakan ini pada Vati! Ku mohon, jagalah dirimu!” Elea mengeratkan pelukannya dan Alan hanya tersenyum mendengar hal itu.

“Aku akan kembali dalam keadaan baik-baik saja! Percayalah padaku! Bukankah aku tak pernah ingkar? Hmm…” Alan menenangkan rasa khawatir Elea padanya.

Jujur saja, Alan pun merasa khawatir pada El dan Denis. Entah mengapa, pikirannya hanya tertuju pada kakak-beradik itu.

“Baiklah, kita akan mengisi tenaga terlebih dahulu” Alan mengajak Elea untuk sarapan terlebih dahulu. Walau ia merasakan kejanggalan dalam hatinya namun ia tetap harus mengutamakan kekasihnya.

“Kak, ponselnya?” Elea melihat ponsel Alan yang terus dihubungi oleh nomor tak dikenal.

“Aku akan mengangkatnya setelah kita mengisi tenaga” ucap Alan yang segera diangguki Elea.

Elea menuruti perintah Alan. Ia takkan membuang waktu lebih lama lagi. Jika ia terus mengelak maka Alan harus menunda waktu lebih lama dan Elea tak menginginkan hal itu.

Setelah sarapan, Elea langsung merapikan pakaian miliknya dan milik Alan.

“Beres! Baiklah, Elea kau harus kuat! Ingat, kau pun bisa berkelahi! Walau tak diizinkan, aku akan ikut dengannya. Tunggu, ponselku! Akan ku hubungi Lena dan Sarah! Jika ada orang yang berani melakukan kesalahan pada kekasihku, maka aku akan membu*nuhnya dengan tanganku sendiri!” Tandas Elea.

“Sayang, kau merapikannya secepat kilat?” Tanya Alan mencoba membuat suasana menjadi cair kembali.

“Diam! Cepat angkat panggilan itu!” Titah Elea.

“Baiklah tapi kita harus kembali terlebih dahulu agar tak membuang waktu lebih lama lagi” Alan berlari membawa koper dan diikuti oleh Elea.

Saat perjalanan kembali ke Jakarta, Elea sibuk dengan ponselnya untuk saling berkomunikasi dengan Vatinya serta Lena dan Sarah. Alan tentu fokus mengemudi dengan kecepatan tinggi.

Tiba-tiba ponsel Alan berbunyi, nomor yang tak dikenal itu menghubunginya lagi. Dengan cepat Elea mengangkatnya dan membesarkan volumenya.

“Siapa kau?” Tanya Alan dingin.

“Hahaha… Tuan Al… Tuan Al… Hahaha… Apa kabar Tuan? Hahaha…” ucap seseorang disebrang sana.

Elea melihat Alan yang sedang menahan emosinya. Muka Alan saat ini sangat merah dan terlihat urat disekitar lehernya.

“Halo Tuan! Aku ingin memberi sedikit kejutan untukmu!” Ucapnya.

“Hei kau bicaralah pada Tuanmu!” Terdengar si penelepon itu memerintah seseorang untuk berbicara pada Alan.

ARRRGGHH!!

Teriak El ketika betis kirinya tertu*suk pisau yang sangat tajam.

“El? Kau kah itu?” Tercetak jelas raut wajah khawatir Alan.

“Kak El…” lirih Elea yang sangat sakit mendengar El berteriak kesakitan.

“ALAN PIKIRKAN DENGAN MATANG! BAWA PERGI MUSANGMU SEJAUH MUNGKIN! AKU BA.. AARRRGGHHH!” Ucapan El terpotong akibat betis kirinya yang ditu*suk pisau lebih dalam lagi.

PROK… PROK… PROK…

“Hai gadis cantik. Aku mendengar suaramu memanggil *Kak El*. Ah apakah kau adik dari tangan kanan Tuan Al?” Tanya seseorang disana.

Alan memberi isyarat pada Elea agar tak bersuara namun Elea tak menghiraukannya. Ia pun menjadi geram karena kakaknya menjadi sandera.

“Jika kau berani melukai kakakku, akan ku balas lebih pedih dari apa yang kau lakukan padanya!” Ancam Elea.

“Hahaha… Aku takut sekali mendengarnya… Hahaha…” Ejek pria diseberang sana.

“Tuan Al, jika kau ingin menyelamatkan kedua orang kepercayaanmu itu maka kau datanglah ke Jalan Adenium X. Kau akan menemukan sebuah gudang dan masuklah! Ingat, datanglah kemari seorang diri!” *TUT* Ucap orang itu lalu mematikan sambungan teleponnya tanpa memberi Alan kesempatan berbicara.

“SHIT!!! *BLAAM!!*” Teriak Alan sambil memukul setir mobilnya penuh amarah.

“Kak… Tenangkan dirimu! Berpikirlah secara jernih dan matang!” Elea mengingatkan Alan.

“Sayang, maaf! Kedua kakakmu berada ditangannya! Dan aku akan membalasnya lebih kejam tentu dengan caraku sendiri!” Tekad Alan.

“Aku akan mengantarkanmu terlebih dulu dan langsung menuju ke rumahmu! Maaf aku tak sempat bertemu dengan orang tuamu!” Ucap Alan singkat.

Elea hanya mengangguk saja. Ia tak ingin menambah beban pikiran Alan saat ini. Dengan cepat ia menghubungi Lena dan Sarah. Elea memiliki rencana tersendiri untuk menyelamatkan kedua kakaknya beserta Alan.

1
StarJustStar
Asik deh!
E.S: Terimakasiiiih👍🏻👍🏻
total 1 replies
✨(。•́︿•̀。)✨
Jadi ingin jadi penulis.
Victorfann1dehange
Buat yang belum baca, jangan nyesel ketinggalan! 👍🏻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!