Diego Murphy, dia adalah seorang pembunuh berdarah dingin, dan dia juga adalah seorang mafia yang telah mendedikasikan hidupnya untuk mengabdi kepada klan Dark Knight. Bahkan dia telah mendapatkan julukan sebagai The Killer, siapapun yang menjadi targetnya dipastikan tidak akan pernah bisa lolos.
Ketika dia masih kecil, ayahnya telah dibunuh di depan matanya sendiri. Bahkan perusahaan milik ayahnya telah direbut secara paksa. Disaat peristiwa kebakaran itu, semua orang mengira bahwa dirinya telah mati. Padahal dia berhasil menyelamatkan dirinya sendiri.
Setelah beranjak dewasa, Diego bergabung dengan sekelompok mafia untuk membalaskan dendamnya dan ingin merebut kembali perusahaan milik ayahnya.
Disaat dia melakukan sebuah misi pembunuhan terhadap seorang wanita, malah terjadi sebuah insiden yang membuat dia harus menjadi menantu dari pembunuh ayah kandungnya sendiri. Sehingga dia terpaksa harus menyembunyikan identitasnya.
Apakah Diego berhasil membalaskan dendamnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Malam ini Sean sedang berada di pelabuhan, setelah melakukan transaksi narko-tika dengan seorang pengusaha dari negara Jerman. Setelah berziarah ke pemakaman Tuan Aldo, dia harus segera pergi ke pelabuhan untuk melakukan transaksi barang haram tersebut.
Klan Black Hole, itu adalah nama klan mafia milik Tuan Arthur, yang kini telah dipercayakan oleh Tuan Arthur kepada Sean untuk memimpin bisnis dunia bawah tanahnya itu. Tuan Arthur memang sangat mempercayai Sean, bahkan berencana ingin menjadikan Sean sebagai pemimpin perusahaan Murphy Group setelah dia pensiun nanti.
Pantas saja jika Vanessa sangat merasa terasingkan. Karena kini Tuan Arthur lebih menyayangi Sean dan selalu mengutamakan Sean. Andai saja Tuan Arthur tahu bahwa Sean bukanlah putra kandungnya, dia pasti sangat menyesali perbuatannya yang telah menyakiti putri kandungnya sendiri.
"Vielen Dank, Herr Arnold. Ich hoffe, dass unsere Zusammenarbeit fortgesetzt wird." (Terimakasih Tuan Arnold. Saya harap kerjasama kita akan terus berlanjut.)
Sean berkata seperti itu sambil berjabatan tangan dengan sang pengusaha dari Jerman yang bernama Arnold tersebut. Setelah menjual sebanyak 30 peti narko-tika kepada Arnold.
Arnold pun segera menjawab perkataan Sean. "Gern geschehen, Herr Sean. Selbstverständlich werde ich weiterhin mit Ihnen zusammenarbeiten." (Sama-sama Tuan Sean. Tentu saja aku akan terus bekerjasama dengan anda.)
Setelah berkata seperti itu, Arnold pun segera naik ke atas kapal yang ada di pelabuhan tersebut.
Setelah selesai bertransaksi dengan Tuan Arnold, kini Sean pergi ke bar untuk bersenang-senang dengan seorang wanita. Kebetulan disana ada Jerry.
Sean dan Jerry memang sudah lama berteman.
Cring...
Kedua pria itu sedang bersulang, kemudian sama-sama meneguk satu gelas sloki minuman beralkohol tersebut, sambil dihimpit oleh dua orang wanita yang hanya mengenakan pakaian da-lam saja di kursi yang berbeda.
"Sebenarnya aku sangat merasa frustasi. Mengapa adikmu harus menikah dengan pria miskin itu? Aku sama sekali tidak percaya kalau dia lagi hamil. Aku mau cium dia saja, langsung kena gampar." Curhat Jerry kepada sahabatnya itu. Kemudian tangan Jerry bergerak masuk ke dalam celana dal-am milik seorang wanita yang sedang duduk di samping kirinya. Memainkan barang kesukaannya.
Sean hanya menghela nafas melihat kelakuan Jerry. Pria itu selalu dengan lantang sangat mencintai Vanessa, tapi hampir setiap malam selalu tidur dengan wanita lain.
Jerry sama sekali tidak tahu, bahwa Sean adalah orang yang telah melaporkan kepada Tuan Arthur bahwa Vanessa sudah memiliki pria lain, sehingga mengakibatkan Vanessa dan pria itu akhirnya menikah. Sean melakukannya agar hubungan Tuan Arthur dengan Vanessa semakin renggang. Dan harapannya telah terwujud.
"Kamu harus berusaha lebih keras lagi untuk merebut Vanessa dari pria miskin itu. Aku sangat mendukung kamu." Ucap Sean. Justru dia sangat senang jika seandainya Vanessa terlibat skandal negatif, agar Tuan Arthur semakin kecewa kepada Vanessa karena telah mempermalukannya.
"Karena itu bantulah aku untuk bisa mendapatkan Vanessa." Pinta Jerry sambil tangannya terus bergerak mengusap-usap area bawah perut wanita malam yang telah dia sewa.
"Tentu saja." Jawab Sean sambil menganggukkan kepalanya.
Jerry sepertinya sudah tidak tahan, dia segera berpamitan kepada Sean. "Thanks brother. Aku harap kita segera menjadi saudara ipar. Aku harus pesan kamar dulu." Pamitnya sambil merangkul dua wanita malam yang sudah dia sewa tersebut.
Jerry sangat percaya dengan Sean bahwa temannya itu bisa menjaga rahasianya. Karena dia dan Sean memiliki hobby yang sama.
"Oke."
Setelah Jerry pergi. Sean pun teringat dengan orang yang telah menembak Tuan Aldo. Sean sangat yakin bahwa orang yang menembak Tuan Aldo adalah seorang pembunuh yang profesional, tapi mengapa dia malah membiarkan Vanessa hidup begitu saja?
Vanessa bilang diantara dia dan orang yang menembak Tuan Aldo telah terlibat perkelahian. Tapi mengapa Sean tidak melihat sedikit pun ada luka memar di tubuh Vanessa?
"Siapakah orang itu? Mengapa dia tidak ingin melukai Vanessa?"
Sean teringat dengan suaminya Vanessa. Pram bilang bahwa Diego sepertinya bukan sembarangan orang, pria itu memiliki keterampilan khusus saat sedang berkelahi. Sangat terlatih.
Sean sangat penasaran dengan latar belakang adik iparnya itu. Kemudian dia segera mengirim pesan kepada Pram.
[Pram, tolong kamu cari tahu tentang latar belakangnya Samuel!]
udh ga ada harga itu mah