"Naura kamu itu ngapain aja sih dari pagi, kenapa belum ada makanan, ibu sudah lapar nih" ucap seorang wanita bertubuh gemuk yang marah marah kepada menantu nya
"iya bu ini Naura baru mau masak, tadi Naura cuci baju dulu makanya belum sempat masak" ucap Naura berlari menghampiri mertua nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kyranachia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 13
pagi hari dinda berjalan ke arah sungai sendirian, dia melihat ada batu besar di pinggir sungai itu, dinda pun duduk di batu tersebut
"wah sungai di sini sangat bersih sekali udara nya juga sangat sejuk " ucap dinda tersenyum
"iya karena warga di sini sangat menjaga kebersihan sungai ini " tiba tiba seorang laki laki menjawab omongan dinda
dinda pun melihat kebelakang "siapa kamu, ikut campur saja" ucap dinda sebal
"kenalin nama ku ridwan, maaf aku menjawab omongan mu tadi secara tiba tiba" ucap ridwan malu sendiri
"oh iya tidak apa apa " ucap dinda cuek, dinda pun lanjut melihat lihat sekitaran sungai
ridwan pun duduk di samping dinda "oh iya maaf sekali sebelum nya aku ingin bertanya, sebelum nya aku pernah melihat mu di video suami yang sedang menikah lagi lalu di grebek oleh istri sah nya , apa itu benar kamu? maaf din kalau tidak sopan" ucap ridwan penasaran tapi sedikit merasa tidak enak
dinda pun menghembuskan nafas nya kasar "iya, suami yang di grebek istri nya itu adalah abang ku " ucap dinda sambil menunduk
ridwan yang mendengar itu pun sedikit terkejut "apa? bagaimana bisa? " ucap ridwan sambil menutup mulut nya
"iya abang ku dan ibu ku berlaku bod*h wan, padahal abang ku sudah memiliki istri yang sangat sempurna, dia cantik, pintar, baik, bahkan kaya raya, tetapi abang ku malah memilih wanita pel*cur daripada kakak ipar ku " ucap dinda mulai sedih
ridwan pun seketika merasa tak enak pada dinda karena membuat dinda bersedih"dinda maaf kan aku, aku tidak bermaksud membuat mu bersedih "ucap ridwan
"tidak apa wan, memang sudah jalan nya seperti ini, terkadang aku hanya kesal saja dengan abang ku, karena kebod*han abang ku , aku harus berhenti kuliah"ucap dinda
ridwan pun semakin tak enak melihat ekspresi dinda yang semakin sedih "oh iya din, aku punya ini"ucap ridwan sambil mengeluarkan sesuatu di dalam kantong baju nya
"ini buat mu, memang sih harga nya tidak mahal tapi aku harap kamu menerima ini karena aku sudah menghancurkan mood kamu "ucap ridwan mengeluarkan coklat berukuran kecil untuk dinda
"tidak perlu wan, aku tidak apa apa kok"ucap dinda sedikit menolak
"sudah ambil saja "ucap ridwan menaruh coklat itu di tangan adinda
"terimakasih ya ridwan, kamu jadi kasih coklat ini ke aku"ucap dinda tersenyum
"iya din jangan sungkan, kalau kamu perlu tempat bercerita cari saja aku"ucap ridwan membalas senyuman dinda
dinda pun lanjut mengobrol dengan ridwan
......................
Naura sudah kembali tinggal di rumah nya dulu bersama arif ,dan sekarang sudah ada pembantu yang menemani Naura di rumah itu "bi, Naura mau berangkat dulu ke kantor, ini nanti bibi belanja bahan masakan yang habis di kulkas ya bi, ini catatan nya "ucap Naura memberikan catatan dan uang ke pada bi ida
"iya non nanti bibi belanja"ucap bi ida tersenyum
Naura pun berangkat ke kantor nya, dia benar benar semakin hari semakin cantik, badan nya yang tinggi, kulit yang putih, dan di tambah lagi mulai hari ini Naura memutuskan untuk memakai hijab, yang membuat wajah nya menjadi semakin cantik
tak lama Naura pun sampai di kantor nya, dia menyapa beberapa karyawan yang di temui nya, Naura memang baik hati dan juga tak sombong
saat dia hendak memasuki ruangan nya tiba tiba ada pesan masuk di HP nya
'maaf apa benar ini ibu Naura anak dari pak bagas Hartono '
" siapa ini, no tidak di kenal"ucap Naura sambil duduk di kursi nya
'iya benar, ada yang bisa saya bantu? 'balas naura
' saya kenzo cakrawijaya, maaf saya mengganggu waktu anda bu Naura, saya di tugas kan oleh ayah saya besok untuk berangkat bersama dengan bu Naura untuk memantau proyek kita yang di bogor '
'oh baiklah pak kenzo, besok kabari saja saya untuk kelanjutan nya 'balas Naura
......................
sedangkan arif sekarang berbeda dengan Naura, belum ada satu minggu dia di penjara tetapi sudah mendapatkan banyak siksaan dari tahanan lain
"tenaga lu kemana sih, gak berasa tau, lebih kencang lagi"ucap laki laki berbadan besar menyuruh arif untuk memijit punggung nya
"iya bang, saya mau istirahat dulu bang dari malam saya di suruh pijitin abang terus, tangan saya sudah sakit "ucap arif sambil meringis kesakitan
"enak aja, pijitin dulu yang bener, mau istirahat aja belum juga kelar pijitin nya, maknya yang kenceng, biar cepet selesai laki laki kok ga ada tenaga nya "ucap laki laki itu kesal
arif mau tak mau hanya bisa menurut, dia mau membantah pun takut, karena di dalam sel itu tidak ada yang berani dengan laki laki itu
\*gara gara aku memilih wanita yang salah aku menjadi hidup seperti ini, bahkan Bianca tidak mau membantu ku untuk membebaskan aku dari sini, andai kan dulu aku tidak mendua kan Naura pasti aku tidak akan menjadi seperti ini \*sesal arif dalam hati nya
"heh malah bengong, pijit terus mau istirahat nggak lu"bentak laki laki itu kepada arif, dan arif pun lanjut memijit laki laki itu dengan perasaan sesal
......................
Marni sendiri saat ini sedang menjemur pakaian nya dan pakaian dinda, tetapi tiba tiba tetangga nya lewat dan langsung membicarakan nya
"kalau saya ya bu jadi si Marni udah aja baik sama menantu dan sayang ke menantu, pasti hidup saya makin makmur "ucap salah satu ibu ibu
"iya kan ibu ibu, kita bakal manjain menantu kita kan pasti nya karena tau diri, bukan malah berusaha merebut harta menantu nya "jawab ibu ibu bertubuh gemuk
"heh kalian pikir saya tidak bisa dengar, kalian tidak tau apa apa jadi nggk usah mencampuri urusan orang lain "ucap Marni sambil berkacak pinggang
tanpa menunggu jawaban dari para tetangga nya Marni langsung masuk ke rumah nya dengan membanting pintu nya kencang
"huh... dasar aneh"teriak ibu ibu itu dari luar Marni
Marni di dalam rumah hanya menahan kesal saja \*bagaimana ya kabar arif di kota\*ucap Marni dalam hati nya mulai gelisah
\*hidup seperti ini tidak enak sekali ya, dulu aku hanya bersantai di rumah tapi sekarang aku harus berkebun juga agar bisa makan sama dinda, lagian dinda dari pagi ke mana sih bukan nya bantuin ibu nya di rumah malah pergi pergi terus\*ucap Marni kesal
dan Marni pun bersiap siap untuk berkebun di belakang rumah nya