Julian adalah Seorang Pemuda tanggung yang hidup sebatang kara setelah kedua orang tuanya meninggal. suatu hari Julian tersesat masuk ke alam lain yang tidak dikenalnya,Julian diselamatkan oleh orang tua misterius yang tinggal di atas Pohon. Orang tua ini yang ahirnya menjadi Guru Julian, dia diajarkan Ilmu Olah Kanuragan untuk membangkitkan Potensi kekuatan dalam tubuhnya yang tersembunyi.Berbekal Ilmu itu Julian kembali ke alam nyata dengan sebuah misi utama untuk mencari dan melindungi Keturunan dari Gurunya sewaktu hidup di dunia nyata. dari sini Petualangan Julian dimulai. cerita ini hanyalah Fiksi murni dari khayalan penulis. awal awal memang agak lambat karna Julian akan menjadi kuat,miliarder,mempunyai banyak wanita dan juga kuasa seiring waktu berjalan. jadi tetap ikuti dijamin seru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Doskible, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 21
Di dalam Villa yang tidak terlalu besar tapi cukup mewah Duduk berhadapan dua orang Pria. Yang satu Pria Berumur enam Puluhan tapi masih keliahatan muda, tak jauh beda seperti umur empat puluhan. Karna perawakan masih tegap dan berstamina. raut wajahnya kelihatan kusam dan sedikit murung, sepertinya mempunyai banyak masalah. Dia adalah Tirta Wijaya, pemilik Perusahaan PT. Tirta Jaya Persada. Salah satu perusahaan terbesar nomor Lima di Ibukota.
Di hadapan Tirta duduk seorang Pria muda tampan dan energik. Badannya yang tinggi dan tidak gemuk membuat dia terlihat mempesona sebagai seorang Pria muda.
" Begini Pak. Masalah yang dihadapi Anggun. Saya selaku orang yang telah menyelamatkan Anak bapak, secara tidak langsung jadi ikut terlibat dengan masalah ini. Karna dengan masalah ini, orang orang yang meyekap dan sekarang ingin menculik Anggun mulai mencari dan ingin membunuh saya, karna mereka berpikir saya yang melindungi keluarga Bapak." Julian memecah kebisuan dan mulai menjelaskan situasinya.
"Apa benar begitu..? Kurang ajar.. Memang Jhonson tak tau malu, dia rela melakukan segala cara demi mencapai tujuan licik nya" Gumam Tirta dengan kesal.
"Sebenarnya apa yang terjadi Pak..? Maaf Saya ingin tau. Tanya Julian.
"Ini masalah Bisnis Nak.. Baik saya akan ceritakan." Ucap Tirta kemudian mulai menceritakan semua yang terjadi samapai Anggun di sekap dirumahnya Jhonson dia juga bekerja sama dengan anaknya yang juga teman baik Anggun untuk membujuk Anggun agar mau menginap dirumahnya.
Julian mendengarkan dengan seksama penjelasan dari Tirta.
"Tadi sebelum saya sampai di sini, Saya dihadang oleh enam orang, dua diantaranya adalah Orang yang mengejar Anggun waktu kabur dari Komplek tempat temannya itu tinggal." Jelas Julian.
"Apa..? Kau di hadang oleh anak buahnya Jhonson..!! Apa kau baik baik saja.? Kaget Tirta dengan nada kaget.
" Saya tidak apa apa Pak.. Saya Baik baik saja. Mereka sudah saya bereskan dan satu diantaranya ada yang mati."
"Sepertinya mereka sudah tahu tempat persembunyian ku, tempat ini tak aman lagi. Kita harus segera pergi dari sini." Jelas Tirta.
"Apa Bapak tidak punya pengawal..?" Tanya julian.
"Semua pengawalku yang kuat sudah dilumpuhkan oleh mereka, Sebenarnya aku sudah menyewa Pengawal dari serikat bawah tanah, tapi sampai sekarang belum ada jawaban. Sepertinya serikat bawah tanah itu telah bekerja sama duluan dengan Jhonson." Oceh Tirta.
"Iya.. Sebaiknya Bapak cari tempat lain dulu, pulang ke desa atau kemana aja. serikat itu cukup berbahaya, kalau untuk Anggun saya akan melindunginya." Jelas Julian.
"Baik sepertinya harus begitu. Saya percayakan Anak saya ada mu, dan Saya akan pergi ke tempat lain, ada beberapa Villa saya di tempat terpencil yg tidak ada orang yang tau.
"Oh ya Pak.. Ngomong ngomong lahan tambang bapak ada di Andalas. Kebetulan saya juga dari Andalas. Tujuan saya ke sini adalah untuk menemui seorang pengusaha Berlian juga." Timpal Julian
"Siapa pengusaha Berlian yang ingin kau Temui.." Tanya Tirta penasaran.
" Saya belum tau Orangnya Pak. Saya ke sini dengan Kenalan saya dari Andalas yang punya toko batu akik di tempat saya, namanya Ko Jansu.!"
"Jansu..? Apakah dia Orang Tiongkok? Tanya Tirta makin penasaran.
" Benar sekali Pak. Orang tuanya dari Tiongkok, dia turunan" Jawab Julian.
"Jansu adalah teman saya di Andalas, saya sering membeli barangnya kalau dia ada batu atau permata yang bagus. Apa tujuanmu ingin menjual beberapa Batu, untuk saat ini saya belum bisa melihatnya, tunggu masalah ini selesai." Tirta menanggapi
"Apa Bapak tidak ingin melihatnya dulu..?" Kebetulan barangnya saya bawa" Tanya Julian
"Baik, karna kamu sudah membantu kami, saya akan coba lihat dulu." Tanggap Tirta
Julian lalu mengeluarkan sebuah batu Permata berwarna merah sebesar kepalan tinju orang dewasa, dan sebatang Emas murni sebesar batu bata.
"Ini Pak coba dilihat dulu.." Kemudian Julian menyodorkan dua benda itu. Tirta mengambil batu warna merah terang dan berkilau itu, seketika matanya terbelalak, dan nafasnya sesak tak beraturan.
"Estrela de Fura..!!" Teriak Tirta dengan kaget mendadak dia terlonjak dari duduknya dan hampir menjatuhkan batu tersebut.
"Kenapa Pak.!" Tanya Julian bingung melihat tingkah Pak Tirta.
Tirta menaik nafasnya pelan dan mencoba tenang.
"Nak, dari mana kau mendapatkan Benda ini..?" Tanya Tirta masih tidak yakin melihat apa yang ada di hadapanya.
"Oh.. Itu,, saya menemukannya dari bekas reruntuhan gempa di daerah saya Pak" Jawab Julian santai agar tidak ketahuan berbohongnya.
" Kamu tau apa Jenis batu ini..?" Tanya Julian lagi
"Tidak Pak" Jawab Julian bingung.
Ini adalah Estrela de Fura, yaitu Ruby atau Permata yang paling mahal dan paling langka saat ini, dan kamu tau berapa harganya.?"
Julian menggeleng.
Batu uni harganya 600 milir mungkin lebih."
"Apa..!! Apa saya tidak salah dengar Pak.!" Sekarang Julian yang kaget mendengar harga nya sungguh diluar nalar.
"Iya.. Dan saya akan membelinya padamu itu pun kalau kamu mau menjualnya.."
"Tentu saja saya mau Pak" Jawab Julian tanpa pikir panjang. Karna benda itu masih banyak bersamanya, sekarang masih dalam buntalan di dalam penyimpanan cincinnya.
Kemudian dengan sedikit tenang Tirta meletakkan benda itu di meja dan meraih benda yang satunya. Belum hilang kaget Tirta, kembali dibuat kaget degan benda kuning mengkilap sebesar batu bata di tangannya. Dengan hanya memegangnya Tirta tau keaslian benda itu.
" Nak, kamu luar biasa. Bisa menemukan benda seberharga ini. Yang saya pegang ini adalah Emas murni 24 karat dengan kemurnian 100℅. Beratnya 5kg. Kamu akan jadi miliarder nak. Apa masih ada yang lain..?" Tanya Tirta tidak sabar.
"Ada Pak.. Kalau bapak masih mau.." Jawab Julian. Kemudian mengeluarkan 5 bongkahan batu merah seperti tadi dan 10 batang emas lagi.
Tirta sampai tidak bisa bernafas melihat semua itu. Bertahun tahun dia bisnis dan menambang berlian dan emas. Belum pernah bertemu barang seberharga ini dan dan sebanyak ini. Sepertinya hampir semua uang yang dia miliki akan dipindah tangankan ke Anak muda ini.
"Apa semua ini kau akan menjualnya pada ku Nak.." Tanya Tirta tidak yakin.
Tentu saja Pak.. Niat saya ke ibukota memang ingin menjual semua ini."
"Baik, saya akan bayar semua ini sekarang, boleh saya tau Rekening mu..?"
"Baik Pak..." Julian langsung mengirimkan nomor rekeningnya ke pada Tirta.
Tidak lama sebuah Notif masuk ke Hp nya Julian dan mebacanya, di sana tertera 600 miliar. Melihat itu Julian lalu terhenyak dan mulutnya ternganga seketika.
"Pak, apa bapak tidak salah transfer..? Ini jumlah yang sangat banyak.!" Ucap Julian tidak yakin.
Tirta hanya tersenyum masam karna hampir semua uangnya akan diserahkan ke Julian.
"Itu benar Nak. Dan Jumlah itu hanya seperempatnya. Tambahannya ada di kartu ini"
Tirta berhenti sejenak dan melanjutkan.
"Di dalam kartu ini ada 3 triliun, kamu hisa menggunakan untuk membayar apa saja."
Kemudian Tirta menyerahkan Kartu yang berwarna hitam yang disampingnya dilapisi emas. Black Gold Card hanya 5 dari orang terkaya di negara ini yang memilikinya, sekarang diserahkan ke Julian.
Julian merasa ada di dalam mimpi, belum selesai kagetnya melihat notif transfer tadi, datang lagi kartu yang isinya tidak ekan pernah terbayangkan sebelumnya. Julian hanya diam terpaku tak dapat bicara.
"Kenapa Kamu diam saja. Saya sudah bilang kamu akan jadi miliarder Nak. Kamu harus percaya itu."
Dan Julian mengambil kartu itu dengan tangan bergetar karna masih tidak percaya dengan uang yang yang akan dia terima. Padahal dalam cincin penyimpanannya masih banyak benda yang berharga lainnya dari yang dia keluarkan tadi.
"Dan satu lagi, karna kau sudah menyelamatkan anak saya dan terlibat dengan masalah saya, sebagai rasa terimakasih, saya akan serahkan Villa ini padamu. Tolong jangan ditolak.. Surat surat rumah ini nanti akan saya kirim. Kamu bisa tinggal di sini kapan saja, Villa ini telah jadi milkmu. Saya pergi dulu, saya titip Anggun ya.. tolong jaga Anak gadis sematawayang saya.. Terimaksih nak."
Kemudian Tirta menjabat tangan Julian dan berdiri lalu pergi meninggalkan Villa itu dengan senyum puas. Tak lama di luar terdengar suara mobil menjauh.
Julian yang masih terpaku tak percaya dengan apa yang terjadi hanya duduk termenung mantap kepergian Pak Tirta. Hanya dalam satu hari dia sudah jadi Miliarder, sesuatu yang bahkan tidak ada dalam mimpinya.