Lima puluh ribu tahun yang lalu terjadi perang besar yang melibatkan semua aliran seni beladiri di Medan Perang Asyura.
Dewi Pedang Yuanxin, yang berhasil menjadi peri pedang terkuat juga harus gugur di dalam medan tempur. Namun sebelum kematiannya, dia melepaskan jiwanya untuk berkelana mencari pewaris agar aliran pedang yang sebenarnya tidak menghilang dari dunia ini.
Lima puluh ribu tahun kemudian, Juan Bai yang tidak memiliki akar spiritual dan diafragma bertemu dengan wanita cantik di dalam mimpinya.
"Apakah kamu ingin berkultivasi pedang?"
"Yah, Aku ingin membalas dendam orang yang telah membantai keluargaku, dan menjadi orang kuat yang tak terkalahkan!"
Lalu, bagaimana kisah Juan Bai selanjutnya?
Simak terus ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jazzy bold, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13 Serangan Ribuan Monster
Juan Bai menutup mata, dia mencoba mempelajari teknik pedang Spiritual yang di berikan SiKocak padanya.
Beberapa orang melihat Juan Bai yang duduk di atas batu seperti biksu tua nampak mencibir.
"Menutup mata dalam keadaan seperti ini, dia memang pantas menjadi seorang amatir!"
Seseorang nampak mencibir.
Juan Bai tidak menghiraukan orang tersebut, dia hanya fokus mendalami teknik pedang dengan cermat.
Waktu berlalu dengan cepat, semua orang nampak sedang melakukan berbagai hal. Ada yang sedang makan, mengasah golok, ada juga yang mulai tidur karena kelelahan.
Namun, dari awal hingga akhir Juan Bai masih belum beranjak dari atas batu.
Dari balik tirai, nampak sepasang mata indah juga menatap ke arah Juan Bai. Meskipun kondisi malam sangat gelap, namun berkat adanya api unggun, samar-samar bisa terlihat wajah Juan Bai yang memiliki kharisma seorang pria tampan.
"Nona, kenapa kamu terus mengamati anak itu?"
Melihat Yun Xiao terus melihat ke arah Juan Bai, pelayan Yun Xiao mau tidak mau bertanya heran.
"Anak ini tidak memiliki fluktuasi apapun di tubuhnya, namun dia terlihat sangat tenang. Aku yakin dia juga seorang Kultivator!"
Yun Xiao berbicara dengan suara kecil, namun suara ini terdengar sangat lembut seperti suara kecapi di musim semi.
Mendengar analisa Yun Xiao, pelayan itu nampak tertarik.
"Jika dia seorang Kultivator, lalu kenapa memilih menjadi pengawal?"
Pelayan Yun Xiao kembali bertanya.
Tentunya percakapan mereka sangat kecil hingga hanya mereka berdua yang mendengar.
"Aku juga tidak tahu, jika dia berniat jahat dia tidak mungkin repot-repot menjadi pengawal. Mungkin saja dia hanya memanfaatkan rombongan kita agar tidak terlalu capek berjalan sendiri."
Yun Xiao nampak menganalisa dan berkata.
Yun Xiao membuka tirai lagi untuk melihat ke arah Juan Bai, namun kali ini dia melihat Juan Bai telah membuka mata dan melihat ke suatu arah.
Bersamaan dengan itu..
Bum! Bum! Bum!
Bumi mulai bergetar dengan ritme yang semakin meningkat.
"Apa yang terjadi?" Yun Xiao juga merasakan ini dan bertanya.
"Tidak tahu, nona tidak perlu khawatir soal itu. Biarkan orang-orang itu yang menyelesaikan jika ada bahaya!"
Pelayan Yun Xiao mencoba menenangkan Yun Xiao.
Para pengawal yang sebelumnya tidur juga terperanjat kaget saat merasakan getaran yang ada di tanah.
"Apa yang terjadi? Kenapa aku merasa ini seperti ribuan pasukan berkuda sedang menuju ke arah kita!" Ucap seorang pengawal yang bertubuh sedikit kurus.
Patrick menghampiri Juan Bai lalu berkata, "Nak, jika ada hal yang berbahaya, kamu sebaiknya lari saja. Jangan ikut bertarung!" ucap Patrick.
Juan Bai tidak menjawab, dia hanya mengamati dari mana arah getaran ini berasal.
Seperti yang di katakan pengawal kurus tersebut, ini memang seperti ribuan pasukan berkuda yang sedang melaju kencang ke arah mereka. Namun jelas-jelas ini bukan dalam keadaan perang.
Hal yang lain yang tidak bisa di abaikan juga mungkin itu kehadiran ribuan binatang Monster.
Ketika memikirkan hal ini, ekspresi Juan Bai nampak menjadi ngeri.
Namun dia tidak langsung mengatakan hal ini di depan semua orang, ini hanyalah analisanya sendiri. Jika dia mengatakan hal ini di depan orang-orang tua ini, mereka mungkin akan menertawakan dirinya.
Namun.. Hal yang dia pikirkan ternyata benar-benar terjadi.
"Ahhh, lari.. Ribuan Binatang Monster menyerang !"
Barso bersama beberapa orang lain berlari keluar dari kedalaman hutan sambil berteriak.
"Apa.. Ribuan Monster?"
"Gawat!"
Semua orang nampak panik.
Melihat kepanikan semua orang, dua orang penjaga yang mengenakan baju besi berteriak dengan dingin, "Siaga pertempuran, jangan ada yang lari!"
"Jika aku melihat ada yang lari, aku akan memusnahkan keluarganya hingga tujuh turunan!"
Namun, kata-kata itu seolah tidak ada artinya bagi beberapa orang.
Jika itu hanya perampok, mereka masih memiliki kepercayaan diri, namun jika itu ribuan monster maka sama saja bunuh diri.
Dari 80 orang yang menjadi pengawal, 20 orang sudah melarikan diri dengan panik.
"Bajingan!" seseorang mengutuk.
"Lari.. Aku tidak ingin mati!"
Keadaan semakin kacau, mereka berlari tanpa memperdulikan ancaman penjaga yang menggunakan baju besi.
Tapi, meskipun ada yang melarikan diri, tetap ada juga yang terlihat sangat berani.
"Untuk apa lari, kita memiliki banyak orang. Kita lawan saja semua binatang monster yang datang!"
Pengawal yang memiliki badan kekar seperti Patrick mencoba menaikan moral semua orang, kemudian dia mengangkat palu besar di punggungnya.
Tapi, baru saja mengangkat palu besar di punggungnya, serigala dengan bulu putih langsung menggigit tangannya hingga putus.
Setelah menggigit pria kekar itu, dia langsung mengaum.
"Auuum!"
Kemudian mulai silih berganti suara serigala yang mengaum.
"Cepat lindungi Nona Yun Xiao!"
Penjaga keluarga Qin berkata pada Juan Bai dan yang lainnya, lalu dia mencabut pedang di pinggangnya.
Semakin lama, serigala semakin banyak dan sudah mengelilingi semua orang di tengah-tengah.
Patrick dan Lu Xin juga memiliki ekspresi serius di wajah masing-masing.
"Habislah sudah!" Lu Xin berujar dengan suara bergetar.
Pertarungan antara serigala dan manusia pun tak bisa di hindari lagi.
"Tidakk!"
Seorang pengawal tergigit oleh serigala di kakinya, lalu sebelum dia bisa melawan, kepalanya sudah di makan.
Tapi tidak ada pilihan lain, semua orang hanya bisa melawan dengan pasrah, tidak ada jalan untuk melarikan diri lagi.
"Dimana bocah itu!"
Patrik bertanya pada Lu Xin dimana keberadaan Juan Bai.
Srashh!
Srashh!
Srashh!
Ketika semua orang dalam keadaan putus asa, bayangan pedang tidak henti-hentinya memotong kepala serigala..