Tuan Renzo yang terkenal dingin dan sangat Arogan itu sekarang lagi di landa keresahan karena seorang gadis muda yang dia liat sesaat.
Seika gadis muda yang berhasil memikat hati tuan muda Renzo
Mereka di pertemukan dan menikah dalam keadaan terpaksa karena sesuatu hal yang mengharuskan Seika menerima pernikahan ini
Apakah pernikahan mereka bisa di pertahankan atau jalan perpisahan yang harus mereka tempuh?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mande Qita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB - 5
Sebelum masuk keruangan pertemuan Renzo sekilas melihat gadis muda yang berjalan menuju lift
Renzo memperhatikan gadis muda itu yang tidak lain Seika yang sedang membawa beberapa kertas di tangannya.
Renzo masih menatap tajam ke arah Seika yang terus berjalan dan berdiri di depan pintu lift
Pak wira memperhatikan Tuan Renzo yang sedang menatap Seika. segera pak wira memanggil Seika agar datang kepada mereka
"Seika..." panggil pak Wira, Seika yang namanya dipanggil langsung menoleh pada pak Wira yang jadi pimpinan nya di kantor ini.
Seika berjalan menghampiri pak Wira yang berdiri bersama tamu.
"selamat pagi pak ..." sapa seika dengan hormat pada tiga orang yang ada di depanya.
"pagi Seika, nanti kamu tolong antarkan berkas ke ruangan meeting ya, berkas nya ada di sekretaris saya" perintah pak Wira
"baik pak...saya permisi dulu pak" jawab Seika
lalu dia berjalan ke ruangan pak wira dan meminta berkas yang di suruh ambil oleh pimpinan nya itu.
Setelah mengambil berkasnya Seika pun mengantar kan nya ke ruangan yang telah di tunjuk oleh pak wira.
Seika mengetuk pintu ruangan meeting sebelum masuk, terdengar suara yang mempersilahkan masuk, baru Seika membuka pintu lalu masuk ke dalam menghampiri pak wira.
Renzo yang duduk di ujung memperhatikan Seika sedari masuk tadi, Renzo menatap lekat kearah Seika dia tidak berkedip sedikit pun.
Joan melihat semua itu hanya geleng kepala karena bagi dia tingkah Renzo yang seperti sudah dia mengerti, pasti Renzo tertarik dengan gadis muda itu.
laki laki petualang seperti Renzo sangat paham dengan gerak gerik wanita yang menginginkan nya.
makanya dia tertarik dengan sikap acuh Seika yang tidak memandang dia sedikit pun, terlihat biasa saja bertemu dengannya
"ini pak berkas nya..." ucap Seika sambil tersenyum manis, yang membikin Renzo terpana melihat senyum manis yang menghiasi bibir nya
"terima kasih Seika, kamu boleh kembali" perintah pak Wira lalu dia mengambil berkas itu dan memberikan nya pada Tuan Joan
"permisi pak..." pamit Seika dan sekali lagi dia memberikan senyum manisnya.
Seika sempat melirik Tuan Renzo yang sedari tadi menatapnya membuat Seika agak sungkan ditatap sedemikian lekat
Setelah berpamitan Seika berjalan keluar ruangan itu lalu menutup pintu dengan rapat.
Tuan Renzo masih melihat kearah pintu dia baru mengalihkan pandangannya setelah mendengar Joan mengajak nya bicara.
"Menarik...jadi dia bekerja di perusahaan cabang Adinata" gumam Renzo dalam hatinya sambil tersenyum sangat tipis hanya bibirnya saja yang bergerak.
Joan melihat senyum tipis Renzo yang membuat Joan mengernyitkan keningnya melihat tingkah sahabatnya itu yang juga menjadi bos nya di perusahaan Adinata.
Joan anak kecil yang ditemukan di jalan oleh Tuan Adinata lalu dia mengambil dan mendidiknya lalu mengangkatnya sebagai anak.
Joan anak yang cerdas berbudi baik dan tau berterima kasih pada keluarga Tuan Adinata.
Dia memang dipersiapkan oleh Tuan Adinata untuk mendampingi Renzo kelak, ketika sudah menjadi CEO di perusahaan Adinata.
dan feeling Tuan Adinata tidak pernah meleset Joan tumbuh menjadi pria yang bisa diandalkan bahkan sangat bisa.
Semua tugas dan pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik jarang ada yang gagal.
Tuan Adinata dan nyonya Aiko sama memperlakukan mereka bertiga Renzo, Reino dan Joan dia tidak membedakan di antara mereka.
"ini Tuan laporan mengenai proyek yang baru itu" ucap Joan sambil memberikan berkas itu
Renzo mengambilnya dan membaca dengan teliti, mereka yang ada disana menunggu apa yang akan di katakan Tuan Renzo.
Setelah membacanya lalu Renzo memberikan arahan dan mereka berdiskusi tidak terasa hari sudah siang.
Meeting pun sudah selesai mereka lakukan, sekarang pak Wira sedang mengantarkan Pimpinan mereka ke lobby perusahaan.
Tuan Renzo ada meeting lagi yang harus dia lakukan, makanya tadi dia menolak ditawarkan untuk makan siang.
"terima kasih pak Wira, saya permisi dulu" ucap Tuan Renzo sambil menyalami pak Wira dan beberapa manager yang mengantarkannya ke lobby.
"terima kasih Tuan sudah mampir di perusahaan cabang ini" balas Pak Wira sambil membungkuk kan badannya dengan hormat.
Renzo dan Joan lalu naik ke mobilnya dan mereka pun pergi meninggalkan perusahaan cabang Adinata itu.
Setelah mobil mereka keluar dari perusahaan Renzo melihat Seika dan teman temannya lagi berjalan menuju rumah makan yang ada di samping perusahaan itu.
Seika lagi tertawa dan bercanda dengan teman kantornya, entah apa yang mereka bicarakan bisa membuat Seika dan lainnya tertawa kencang sambil kejar kejaran.
"dasar bocah ...bercanda sembarangan tidak liat tempat" ucap Renzo ketika melihat Seika lari berkejaran dengan teman pria yang pergi makan bersama sama.
"itulah nikmatnya menjadi mereka Ren tidak perlu jaga imej biar kelihatan cantik ha ha ha" balas Joan
"tapi aku tidak suka melihatnya bercanda sampai berkejaran dengan laki laki itu" sahut Renzo yang membuat Joan terbelalak bola matanya, mendengar apa yang dikatakan Renzo barusan
"what...apa aku tidak salah denger" tanya Joan sambil menoleh kearah Renzo yang masih ngomel sendiri
"aku benerkan,, tidak boleh bercanda dijalanan, besok bikin peraturan kalau laki laki dan wanita tidak boleh pergi makan bareng" ucap Renzo
"peraturan macam apa itu, aneh aneh saja kau Ren kayak kurang kerjaan, sampai mengurus urusan karyàwan makan siang...kau cemburu?" tukas Joan
"ha ha ha cemburu....apa tadi aku kelihatan cemburu Jo" ucap Renzo dengan nada kesal
"tidak kelihatan cemburu tapi agak kesal..." jawab Joan
"apa kau sedang menyindir ku Jo" balas Renzo
"tidak berani...Tuan Renzo" sahut Joan yang membuat Renzo memukul lengan tangan Joan dengan keras yang membuat Joan meringis
"sakit Ren,,, kau ini lagi kenapa sih jadi sensitif" tanya Joan
"tidak kenapa napa Jo, aku biasa saja kau saja yang baper" sahut Renzo
"terserah kau Ren..sekarang kita kemana?" tanya Joan yang membuat Renzo melotot mendengar pertanyaan Joan tadi.
"kau tanya kita mau kemana jo? apa kau lupa kita akan meeting dengan Tuan Iwan" terang Renzo
"ternyata kau masih ingat kalau kita mau meeting dengan Tuan Iwan ha ha ha" Joan tertawa ngakak melihat Renzo yang kesal padanya.
"Kau sengaja Jo" uçap Renzo
Tiba tiba handphone Renzo berbunyi dan Joan sangat bersukur karena dia selamat dari kejaran pertanyaan Renzo.
Renzo melihat malas pada layar handphone nya dia membiarkan saja sampai bunyi handphone nya mati sendiri.
"Dari siapa? Kenapa tidak kau angkat Ren, pasti sebentar lagi bunyi lagi....tuh kan bener bunyi" ucap Joan
"Aku malas Jo kenapa ya wanita wanita ini tidak pernah bosan mencariku" tukas Renzo
"Karena kau pantas untuk di kejar Renzo" sahut Joan
"kenapa begitu?" balas Renzo
"Namanya juga suka Ren" ucap Joan