Blurb :
Ling, seorang Raja Legendaris yang bisa membuat semua orang bergetar saat mendengar namanya. Tak hanya orang biasa, bahkan orang besar pun menghormatinya. Dia adalah pemimpin di Organisasi Tempur, organisasi terkuat di Kota Bayangan. Dengan kehebatannya, dia dapat melakukan apa saja. Seni beladiri? Oke! Ilmu penyembuhan? Oke! Ilmu bisnis? Oke!
Namun, eksperimen yang dia lakukan menyebabkan dirinya mati. Saat bangun, ternyata ia bereinkarnasi menjadi pria bodoh dan tidak berguna yang selalu dihina. Bahkan menjadi tertawaan adalah hal yang biasa.
Popularitas yang selama ini ia junjung tinggi, hancur begitu saja. Mampukah ia membangun kembali nama besarnya? Atau mungkin ia akan mendapat nama yang lebih besar?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daratullaila 13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rekaman CCTV yang Tersembunyi
Wuzhou dan Lu Yan masih berada di ruangan arena pelatihan.
"Besok pelajaran apa? Apakah Tuan Ye memberitahumu?" tanya Lu Yan sambil mengobati luka di tangan Wuzhou akibat hadiah bintang.
"Ya, guru memberitahuku. Besok adalah pelajaran bisnis. Aku yakin akan mendapat peringkat pertama besok. Guru juga memberikan materi yang akan dibahas," jawab Wuzhou sedikit menahan sakit di tangannya.
"Tidak ada yang tahu tentang hal ini kan?" tanya Lu Yan khawatir.
"Tidak ada. Bahkan orang dari Kota Bayangan itu tidak tahu," jawab Wuzhou meyakinkan.
"Baiklah. Kau belajarlah nanti di rumah. Aku percaya kau akan mendapat peringkat pertama," ucap Lu Yan memberi semangat. Ia membalut tangan Wuzhou dengan perban.
"Aku dengar kamu meminta rekaman CCTV di setiap jalan. Untuk apa itu?" tanya Wuzhou.
"Menyelidiki orang berjubah putih," jawab Lu Yan.
Setelah mengucapkan itu ia teringat dengan reaksi Chen Sin tadi malam.
Chen Sin adalah wanita yang anggun, berwibawa dan tenang. Ia adalah jenius dari Kota Bayangan. Setiap kali ia berkompetisi dengan ahli ramuan di Kota Bayangan, Lu Yan tak pernah melihat ekspresi Chen Sin berubah. Namun tadi malam ia melihat Chen Sin sangat gelisah. Ia tak pernah melihat Chen Sin dalam keadaan seperti itu.
Ia tahu orang berjubah putih itu bukan orang sembarangan. Apalagi ia bisa membuat Chen Sin gugup saat berkompetisi. Dan itu sangat menarik perhatian Chen Sin.
Chen Sin memutar ulang tayangan video kompetisi ratusan kali.
Saat angin bertiup agak kencang, penutup wajah orang itu sedikit terbuka. Mereka dapat melihat senyum orang itu yang rasanya tidak asing. Namun setelah itu mereka tidak lagi bisa melihat apa-apa.
Lu Yan selesai membalut tangan Wuzhou dengan perban. Ia kembali tenggelam dalam pikirannya. Meskipun ia tak tahu siapa orang dibalik jubah putih itu, ia yakin itu adalah seorang pria. Kemampuannya dalam membuat ramuan yang luar biasa hingga bisa menarik perhatian Chen Sin, dia pasti dari Kota Bayangan juga. Mungkin dia tak ada duanya di sana.
"Apa yang kamu temukan?" tanya Wuzhou.
Lu Yan memperdalam pandangannya. "Tidak ada."
"Ayo kita kembali. Kamu harus belajar lagi," ucap Lu Yan tersenyum.
"Baiklah," jawab Wuzhou. Mereka membereskan barang dan tas mereka kemudian keluar ruangan.
Mengapa senyuman itu terasa tidak asing? Saat aku melihat Ling tadi mengapa aku merasa senyumnya sama seperti dia? batin Lu Yan heran.
*
Di waktu yang sama.
Kediaman keluarga Yu.
"Nona Chen mengapa kau begitu bersikeras ingin menemukan orang itu? Sudah berapa banyak kamera CCTV yang kau lihat tapi tak menemukan apapun," ucap Yu Bin bersandar di kursi kerjanya.
Chen Sin duduk di depan komputer. Ia menatap rekaman CCTV dengan seksama, kemudian kembali melihat rekaman video kompetisi. Wajahnya sangat serius saat ini.
Melihat Chen Sin tak merespon, Yu Bin menegakkan tubuhnya. "Nona Chen, kau sudah sering ikut kompetisi. Mengapa kau terlalu serius melihat rekaman video kompetisi itu? Apa gunanya melihat itu ratusan kali?" Yu Bin bertanya tak sabar.
Chen Sin mengabaikannya. Ia masih fokus menatap video rekaman itu.
Tangan yang sedikit kekar terlihat mengaduk ramuan untuk dimurnikan. Gerakannya santai tapi pasti. Bahan obat dimasukkan tanpa alat takar, ramuan dimurnikan dengan sangat cepat.
Gaya ini cekatan, terampil, dan tepat waktu.
"Apakah kau tahu Dewa Tabib?" tanya Chen Sin melirik Yu Bin.
"Tentu. Namun dia sudah meninggal," jawab Yu Bin.
Saat Chen Sin ingin berbicara lagi, seorang pria berjas hitam memasuki ruangan.
"Nona Yu, saya telah menemukan rekaman CCTV yang tersembunyi," ucap orang itu.
Mereka telah melihat rekaman CCTV publik tapi tak menemukan apa-apa. Chen Sin tahu ada rekaman CCTV tersembunyi, tapi ia kesulitan mendapatkan itu. Karena itu ia mencari Yu Bin untuk membantunya menemukan rekaman yang dia cari. CCTV tersembunyi ini terletak lebih tinggi daripada CCTV lainnya, sehingga jangkauan rekamnya lebih luas.
Mereka melihat rekaman CCTV itu bersama-sama. Setelah beberapa waktu, mereka menghentikan video dan menemukan sebuah mobil hitam terparkir tak jauh dari lapangan kompetisi. Di rekaman CCTV publik lainnya, mereka tak pernah melihat mobil itu.
"Sepertinya aku tahu mobil ini. Ini milik Zhuo Liam dari Keluarga Zhuo," ucap Yu Bin memperhatikan dengan seksama mobil itu.
"Baiklah aku mengerti. Terimakasih atas bantuanmu Nona Yu," Chen Sin mengambil gambar mobil itu dan berlari keluar ruangan.
"Cari tahu apa yang terjadi," melihat gelagat aneh Chen Sin, Yu Bin menyuruh bawahannya untuk menyelidiki hal itu.
Yu Bin juga tertarik dengan orang itu.
Saat Yu Bin membalikkan badan, ia melihat Zhuo Xia sudah duduk di depan komputer. Jari-jari rampingnya mengetuk meja dengan lembut. Wajahnya terlihat sangat cantik di depan pancaran cahaya komputer.
"Nona Zhuo apa kau sudah memberantas para tikus?" tanya Yu Bin.
Saat mendengar suara, Zhuo Xia melirik Yu Bin. "Tidakkah menurutmu orang ini familiar?" tanya Zhuo Xia sambil menunjuk video kompetisi yang terjeda dan tidak menjawab pertanyaan Yu Bin.
Yu Bin menghampirinya dan memperhatikan lagi orang berjubah putih itu.
"Apakah menurutmu familiar? Aku tidak merasa begitu. Kau hanya melihat senyumnya tapi kau merasa dia familiar?" tanya Yu Bin tak percaya.
Zhuo Xia hanya mengangkat bahu.
"Yang pasti orang ini memiliki hubungan dengan Keluarga Zhuo," ucap Yu Bin.
Zhuo Xia kembali menatap komputer. Tatapan tajam muncul dari matanya.
"Tenang Nona Zhuo. Dengan kekuatan keluarga Yu aku berjanji akan menemukan orang ini untukmu," ucap Yu Bin meyakinkan.
Zhuo Xia hanya mengerutkan keningnya. Ia melanjutkan video itu. Gerakan santai dan pasti ini sangat tidak asing baginya. Untuk dapat membuat ramuan dengan kemurnian tinggi dan dapat mengambil ponsel bawahannya untuk menghapus foto, kemampuan orang ini tak sederhana.
Jika orang itu tak mau memperlihatkan diri padanya, maka Yu Bin juga tak akan menemukannya. Bahkan dengan kekuatan keluarga Yu sekalipun.
*
Mobil hitam Liam melaju perlahan menuju perpustakaan.
Dua orang terlihat santai membaca buku di dalam mobil. Liam sedang membaca catatannya tentang ramuan, sedangkan Ling membaca buku kuno yang dibawanya.
"Apa kau ingin belajar bahasa kuno di sana?" tanya Liam tanpa melihat Ling.
"Ya. Aku harap itu ada di sana," jawab Ling.
Mobil itu tiba-tiba berhenti. Mereka memang sudah tiba di perpustakaan, tapi mobil itu berhenti bukan karena itu. Ada seseorang yang menghalanginya.
Tubuh Liam maju ke depan dan kepalanya terbentur bangku di depannya. "Aduh! Sial!" umpatnya sambil memegang kepalanya yang sakit. Ia melirik Ling yang masih duduk santai di sampingnya. "Aku akan melihat keluar," ucap Liam keluar dari mobil.
Seorang wanita cantik menghampiri Liam. Wajahnya sangat cantik. Tubuhnya tinggi dan kakinya ramping.
"De ... De ... Dewi Sin!" pekiknya kaget.
"Siapa yang ada di dalam mobilmu?" tanya Chen Sin langsung.
Bukankah itu keponakannya? Mengapa dia ingin tahu? Ah dia ingat! Pasti tentang kompetisi ramuan. Mengingat hal ini Liam menjadi gugup, tubuhnya sedikit bergetar. Apakah Chen Sin mengetahui sesuatu tentang kompetisi itu? Ia yakin tak ada yang tahu tentang hal itu. Liam ingin mencari alasan agar Chen Sin tak memeriksa mobilnya.
Namun, belum sempat berbicara, Ling membuka kaca mobil dan mengeluarkan kepalanya.
"Halo, Bibi," sapanya dengan senyum hangat.
sibuk mengurusi orang lain, mengabaikan orang yang mencintai nya yg melakukan apapun untuk dirinya, saya rasa MC termasuk dalam katagori ap normal
Ya,, orang iri memang susah untuk membuka mata dan hati.