NovelToon NovelToon
Membiayai Cowok Mokondo

Membiayai Cowok Mokondo

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Konflik etika / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: dhyni0_

sebuah notifikasi pesan masuk dari reno "sayang, kamu tolong bayarin dulu apartment aku bulan ini ya!"
lalu pesan lainnya muncul "sekalian transfer juga buat aku, nanti aku mau main sama teman teman, aku lagi gak ada duit"

jangan dibawa serius plies 🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dhyni0_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 20

Malam itu, Keira masih terbaring lemah di ruang rawat inap, hanya menatap langit-langit kamar dengan air mata yang perlahan mengalir dari sudut matanya. Pikirannya dipenuhi dengan kesedihan, pertanyaan tanpa jawaban tentang mengapa cintanya harus terasa begitu menyakitkan. "Kenapa saat aku mencintai seseorang harus semenyakitkan ini?" gumamnya dalam hati. Yang ia inginkan hanyalah dicintai, tidak lebih.

Tiba-tiba, pintu kamar terbuka dengan perlahan. "Selamat malam, Bu Keira," suara itu terdengar lembut tapi tegas, dan Keira langsung mengenalinya. Itu Pak Axel. Ia buru-buru menghapus air matanya, berusaha terlihat tegar.

"Loh, Bapak ngapain ke sini malam-malam? Harusnya Bapak istirahat," ucap Keira, berusaha tersenyum meski hatinya masih terasa berat.

"Saya khawatir sama keadaan kamu," jawab Pak Axel, suaranya tenang namun sarat dengan perhatian yang membuat Keira sedikit terkejut. Pak Axel yang selama ini dikenal dingin dan profesional, tiba-tiba tampak begitu hangat dan peduli.

Keira hanya terdiam, tak tahu harus merespon apa. Belum pernah sebelumnya Pak Axel menunjukkan sisi yang seperti ini. Ia hanya bisa menatapnya dengan penuh rasa heran.

"Saya juga bawa buah. Mau saya kupasin?" tawar Pak Axel sambil mengeluarkan sebungkus apel dari tas kecil yang dibawanya.

Keira menggeleng pelan. "Gak usah repot-repot, Pak. Gak apa-apa, biar saya saja nanti yang kupas."

Pak Axel tersenyum kecil, lalu mengambil sebuah apel dan pisau dari tasnya. "Gak apa-apa. Biar saya yang kupas," katanya sambil mulai mengupas apel itu dengan gerakan yang tenang dan teratur.

Saat ia sibuk mengupas, ia mulai berbicara. "Kamu tahu, waktu saya pertama kali kerja di perusahaan, saya juga sering merasa stress. Tekanan, tuntutan, semuanya menumpuk. Tapi seiring waktu, saya belajar satu hal," ujarnya sambil melirik Keira sesekali.

Keira mendengarkan dengan seksama, merasa penasaran. "Apa yang Bapak pelajari?"

"Saya belajar bahwa kadang kita harus berhenti sejenak. Menarik napas panjang, dan memberi diri kita waktu untuk istirahat. Gak ada salahnya mundur sementara, biar kita bisa kembali lebih kuat." Axel menyodorkan apel yang sudah ia kupas kepada Keira dengan senyum hangat.

Keira mengambil apel itu dan tak bisa menahan senyum tipis. Ucapan Pak Axel memang sederhana, tapi entah kenapa, kata-katanya terasa begitu menyentuh. "Terima kasih, Pak," katanya pelan.

Pak Axel tertawa kecil. "Yang penting kamu senyum lagi. Itu sudah cukup buat saya."

Mereka berdua terdiam sejenak. Keheningan itu tidak canggung, melainkan menenangkan. Keira merasakan sesuatu yang berbeda, mungkin ini pertama kalinya dalam beberapa waktu terakhir ia merasa nyaman di sekitar seseorang tanpa merasa dihakimi atau ditekan.

"Saya tahu mungkin sekarang keadaan terasa berat. Tapi percayalah, semuanya bisa diperbaiki. Kamu gak sendirian, Keira," ujar Pak Axel dengan lembut.

Mendengar itu, air mata Keira kembali menggenang, namun kali ini bukan karena kesedihan. Ada rasa lega, rasa bahwa setidaknya masih ada orang yang peduli padanya, yang tidak menuntut apa pun dari dirinya.

Pak Axel menatap Keira dengan penuh perhatian, sorot matanya menunjukkan rasa peduli yang tulus. "Kamu itu wanita kuat dan sempurna, Ra," ucapnya, suaranya lembut namun tegas. "Tapi… maaf sebelumnya, kamu berhak dapat pasangan yang lebih baik, seseorang yang benar-benar bisa menghargai kamu dan buat masa depan kamu jadi lebih baik."

Keira mendengar kata-kata itu, dan meskipun ia tahu Axel benar, air matanya tak bisa lagi ia tahan. Sambil tersenyum pahit, ia menjawab dengan suara bergetar, "Saya tahu, Pak. Saya terlalu bodoh dalam cinta... terlalu buta. Tapi... rasanya berat buat saya ninggalin dia."

Axel mendekat, meletakkan tangannya dengan lembut di bahu Keira, berusaha memberikan kekuatan. "Kalau dia mengancam kamu, Keira, jangan takut untuk bilang. Kamu gak sendirian. Saya ada di sini, dan saya akan bantu kamu. Kamu gak harus hadapi ini sendiri."

Keira merasakan dorongan dari kata-kata Axel, namun rasa takut masih menguasai dirinya. Ia ingin menceritakan semuanya tentang ancaman Reno, tentang ketakutannya yang menghantuinya setiap hari. Tapi kata-kata itu terasa begitu sulit keluar dari bibirnya. Di satu sisi, ia ingin Axel tahu, ingin seseorang membantunya keluar dari lingkaran rasa sakit ini. Namun di sisi lain, ketakutan akan apa yang Reno bisa lakukan membuatnya membisu.

Ia akhirnya hanya mengangguk pelan, air mata masih mengalir di pipinya. Pak Axel menatapnya, memahami bahwa ada sesuatu yang besar yang ditahan oleh Keira, tapi ia tak ingin memaksa. "Kapanpun kamu siap, kamu bisa cerita ke saya. Saya akan selalu di sini untuk bantu kamu, Keira," ucapnya dengan tulus.

Keira hanya bisa mengangguk lagi, merasakan beban di dadanya sedikit terangkat, meski masih ada ketakutan yang menggerogoti dirinya. Malam itu, meski hatinya masih penuh dengan kebingungan, setidaknya ia tahu bahwa ada seseorang yang peduli padanya, seseorang yang ingin membantunya keluar dari kegelapan ini.

Axel menatap Keira dengan hati-hati, berusaha membuat suasana lebih ringan. "Makan apelnya, biar cepat pulih," katanya sambil mengulurkan potongan apel ke arahnya. Namun, saat mengulurkan, apel tersebut tergelincir dari tangannya dan jatuh ke lantai. Axel menunduk cepat, panik, dan berusaha mengambilnya kembali dengan gaya yang kikuk.

Keira, yang awalnya masih diliputi kesedihan, tiba-tiba tertawa kecil melihat tingkah Axel. Tawanya pelan namun tulus, dan Axel merasakan kelegaan luar biasa melihat senyum itu. "Pak, hati-hati," ujar Keira sambil tersenyum lebar.

Axel berdiri dengan wajah sedikit memerah, "Aduh, maaf, maaf... Saya memang nggak jago jadi ngelayanin, ya." Ia menggaruk-garuk belakang kepalanya dengan canggung, berusaha menutupi rasa malunya. Namun, jauh di dalam hati, Axel merasa bahagia melihat Keira tertawa lagi.

"Udah nggak apa-apa, Pak," jawab Keira sambil tertawa kecil. "Tapi, makasih ya, pak"

Axel tersenyum lega, "Yang penting kamu bisa tersenyum lagi, Ra. Itu udah cukup buat saya."

Keira menatap Axel dengan mata yang masih sedikit basah, tapi senyumnya mulai menghangatkan suasana. Axel, meskipun malu karena kekikukannya tadi, merasa puas dan bahagia dalam hatinya. Bagi dia, melihat Keira tersenyum adalah sesuatu yang sangat berharga, dan itu membuat malam itu terasa lebih ringan bagi keduanya.

Malam semakin larut, Setelah berbicara dan tertawa, membuat suasan menjadi lebih hangat diruangan itu."kamu gak apa apa kan ditinggal sendiri? Kalo ada apa apa telpon saya aja" tanya axel menatap keira dengan raut wajah khawatir.

Keira mengangguk pelan, masih tersenyum setelah momen hangat bersama Axel. "Iya, Pak. Saya baik-baik saja, jangan khawatir. Terima kasih ya, sudah datang malam-malam begini."

Axel menatap Keira sejenak, ragu untuk pergi, tapi akhirnya dia tersenyum lembut. "Oke, kalau begitu saya pulang dulu. Ingat, kalau ada apa-apa, langsung telepon saya ya. Saya akan langsung ke sini."

Keira hanya tersenyum sambil mengangguk. "Iya, Pak. Terima kasih, hati-hati di jalan."

Axel mengangguk sekali lagi sebelum berbalik meninggalkan ruangan. Setelah pintu tertutup, Keira menatap kosong ke langit-langit, rasa hangat yang tadi sempat ada perlahan kembali diselimuti keraguan dan kesedihan. Namun, setidaknya malam itu, ada sedikit ketenangan yang ia rasakan.

1
D_wiwied
geregetan sama si keira /Scream/
Danny Muliawati
klo Reno setia d kerja ga masalah yah nah ini mokondo sesuai judul hihihi .... ayo Kiara buka hatimu cari jln yg terbaik
Listya ning
Ceritanya seru
hampir mirip dengan hidupku
Semangat terus Authot
Jangan lupa mampit ya 💜
Danny Muliawati
bagus keren cmn cape ttg Reno 😄
Danny Muliawati
keira cape knp ga tinggalin aza sih Si Reno itu atw cari tau kehidupan dia duit itu di PK apa
D_wiwied
laki pengecut beraninya ngancam cewek
D_wiwied
heleh mlh playing victim dia, maling teriak maling ga mau dituduh mlh balik nuduh
Mutiara 123
baru jg pacaran ,, blm nikah dah gitu pa lgi ntar klu jdi nikah putus aja mendingan deh
Danny Muliawati
keira JD bodoh yah
Danny Muliawati
klo sdh cinta apapun di jabanin walau kecewa d sakit hati
Danny Muliawati
ayo semangat Kiara si Reno BKN satu2 laki2
Danny Muliawati
ngapain Kiara cowo bgt di pertahankan dia enak hura2 smntra km kerja keras
argaa
lanjut kak
Yoh Asakura
Cerita ini keren banget, susah move on!
ADZAL ZIAH
keren banget... dukung karya aku juga ya kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!