Novel ini lanjutan dari novel "TOUCH YOUR HEART" jadi jika ingin nyambung, bisa mampir dulu ke novel Author yang itu.
Nizar adalah seorang pilot muda yang tampan, kehidupan Nizar seakan kiamat kala melihat kedua orang tuanya meninggal secara bersamaan. Hidup Nizar seakan hampa bahkan sifat Nizar pun berubah menjadi dingin, cuek, dan juga galak.
Nizar dan adiknya Haidar harus melanjutkan hidup meskipun terasa sangat sulit tanpa kehadiran kedua orang tuanya. Hingga pada akhirnya, seorang wanita cantik tiba-tiba hadir di kehidupan Nizar dan memporak-porandakan perasaan Nizar.
Siapakah wanita cantik itu? apakah wanita itu mampu mengembalikan semangat hidup Nizar atau malah sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 25 Kemarahan Yulia
Suga terus mencari keberadaan Binar, hingga tibalah dia di jembatan. Dia memperhatikan sekeliling bahkan dia melihat ke bawah. "Airnya deras sekali. Nona Binar ke mana? ini sudah buntu tidak ada jalan lagi," gumam Pak Suga panik.
Suga memperhatikan GPSnya lagi, dan titiknya itu tidak jauh dari dia berada. Suga mencoba menghubungi nomor Binar lagi, tiba-tiba telinganya mendengar samar-samar suara dana sering milik Binar. Suga terus mencari, hingga dia pun akhirnya menemukan tas dan ponselnya di semak-semak.
"Ya Allah, Nona Binar di mana?" Suga semakin panik.
Suga berteriak-teriak memanggil nama Binar, namun usahanya nihil. Lalu Suga kembali menoleh ke bawah dan melihat aliran sungai yang sangat deras. Tiba-tiba insting Suga berpikir kalau Binar jatuh ke bawah.
"Apa jangan-jangan Nona Binar jatuh ke bawah? Ya, Allah mudah-mudahan feeling saya tidak terbukti," batin Pak Suga.
Suga tidak mau pulang dengan tangan hampa, dia pun mencari cara supaya bisa turun ke bawah. Dia ingin mencari keberadaan Binar, pokoknya dia tidak mau pulang sampai dia bisa menemukan Binar. Hingga tidak lama kemudian, dia pun menemukan jalan untuk bisa turun ke bawah.
"Nona Binar, ini saya Suga!" teriak Pak Suga.
Setelah selesai turun, dia menyusuri aliran sungai yang deras itu. "Nona, ini saya Suga! Nona ada di mana? keluarlah."
Suga terus berteriak memanggil nama Binar, wajah Suga tampak panik bahkan hatinya sangat gelisah. "Bagaimana kalau Nyonya sampai tahu, apalagi saat ini Nyonya Yulia baru saja sembuh," batin Pak Suga.
Menjelang hari gelap, Suga masih mencari keberadaan Binar. Wajahnya sudah sangat kelelahan, air matanya sudah mulai menetes. Bagaimana Suga tidak menangis, dia mengasuh Binar sudah sejak kecil dan dia juga sudah menganggap Binar seperti anaknya sendiri.
"Nona, saya mohon muncul lah." Saking kelelahannya Suga terjatuh ke tanah, dia menangis sejadi-jadinya di sana.
Pada saat Suga sedang melihat derasnya aliran sungai, tiba-tiba di atas batu Suga melihat kain hitam yang tersangkut ranting pohon. Suga bangkit dan menghapus air matanya, dia turun ke sungai ingin mengambil kain hitam itu. Susah payah dia menahan derasnya air sungai, hingga dia pun berhasil menjangkau kain hitam itu.
"Ini kan blazer yang dikenakan Nona Binar," gumam Pak Suga semakin panik.
Suga celingukan, dia semakin menajamkan pandangannya. "Nona, ini saya Suga, keluarlah!" teriak Pak Suga kembali.
Waktu sudah semakin malam dan Suga rasanya sudah tidak punya tenaga lagi untuk mencari Binar. Akhirnya Suga pun menyerah, dengan langkah gontai dia pun kembali naik ke atas dengan kondisi basah kuyup sembari memegang erat blazer milik Binar. Suga masuk ke dalam mobilnya dan segera melajukannya menuju rumah Yulia.
"Nona, kamu di mana? ini sudah malam, Nona paling takut dengan kegelapan," batin Pak Suga.
Air mata Suga tidak berhenti-hentinya mengalir deras. Dia menggenggam erat baju Binar dan terlihat sekali kemarahan di mata Suga. "Lihat saja, siapa pun yang sudah berusaha mencelakakan Nona, saya tidak akan memberinya ampun, saya akan bunuh mereka semua. Saya tidak peduli jika harus masuk penjara," geram Pak Suga.
Sementara itu di rumah, Yulia tampak gelisah. "Binar ke mana? kenapa telepon saya tidak diangkat-angkat, Pak Suga juga ke mana? telepon saya sama-sama tidak diangkat," gumam Mama Yulia sembari bolak-balik di depan pintu.
Hingga beberapa saat kemudian, terdengar deru mobil dan Yulia segera membuka pintu ingin segera melihat Binar. Yulia kelihatan khawatir, Suga pun keluar dari dalam mobil dengan kondisi yang acak-acakan. Suga yang biasa klimis dan rapi itu saat ini tidak terlihat, hanya rambut basah dan acak-acakan.
"Pak Suga kenapa basah-basah seperti itu? Binar mana?" tanya Mama Yulia cemas.
Suga hanya bisa diam mematung dengan masih menggenggam erat baju Binar dan tas milik Binar. Yulia semakin panik, dia pun menghampiri Suga dan melihat ke arah tangan Suga. Yulia mengambil baju dan tas yang digenggam Suga lalu memperhatikannya dengan seksama.
"Ini 'kan baju dan tas Binar, Binar mana Pak Suga?" tanya Mama Yulia dengan bibir yang bergetar.
Suga tetap bungkam, bahkan kali ini dia hanya bisa menundukkan kepalanya. Suga tidak tahu harus menjawab apa karena dia juga takut Yulia syok. Yulia menarik jas Suga dan mengguncang-guncang tubuh Suga.
"Jawab Pak Suga, Binar di mana?" teriak Mama Yulia.
Suga menggelengkan kepalanya. "Saya juga tidak tahu Nyonya, saya hanya bisa menemukan itu. Maafkan saya, Nyonya," lirih Pak Suga.
Air mata Yulia menetes dengan derasnya. "Binar ke mana, Pak Suga!" teriak Mama Yulia histeris.
"Maafkan saya, Nyonya. Saya tidak berhasil menemukan Nona Binar," sesal Pak Suga.
Yulia kaget, saking sedihnya Yulia pun jatuh pingsan. Beruntung Suga cekatan, dia dengan sigap menahan tubuh Yulia dan tidak sampai jatuh. Suga pun dengan cepat mengangkat tubuh Yulia dan membawanya ke kamar Yulia.
"Bi, bawakan air putih ke atas," perintah Pak Suga.
"Baik, Pak."
Suga semakin panik melihat Yulia pingsan, dia takut Yulia kenapa-napa lagi. "Bi, tolong jaga Nyonya dulu saya mau ganti baju," ucap Pak Suga.
"Iya, Pak."
Suga pun segera mengganti bajunya yang basah itu. Setelah selesai ganti baju, dia kembali ke kamar Yulia. Suga duduk di samping Yulia dan menjaga Yulia, hingga beberapa saat kemudian Yulia pun kembali tersadar.
"Binar, di mana kamu sayang?" gumam Mama Yulia.
"Nyonya, minum dulu," ucap Pak Suga dengan memberikan segelas air.
Yulia bangun dan menepis tangan Suga membuat gelas itu terjatuh dan pecah. Yulia bangkit dan hendak pergi, namun Suga menahan lengan Yulia. "Nyonya mau ke mana?" tanya Pak Suga.
"Lepaskan saya Pak, saya mau ke rumah Dewa karena saya yakin ini semua ada hubungannya dengan Dewa," geram Mama Yulia.
"Ini sudah malam Nyonya, besok saja," bujuk Pak Suga.
"Tidak bisa, saya harus ke rumahnya sekarang jadi lepaskan saya!" teriak Mama Yulia histeris.
"Baiklah, biar saya antar Nyonya."
Akhirnya Suga mengantarkan Yulia ke rumah Dewa. Tidak membutuhkan waktu lama, mereka pun sampai di rumah Dewa. Penjaga di rumah Dewa tidak membiarkan Yulia masuk hingga Suga pun harus turun tangan dan memukuli semua penjaga.
"Dewa, keluar kamu!" teriak Mama Yulia.
Yulia terus saja berteriak dan menggedor pintu rumah itu. Yulia tidak peduli jika kelakuannya akan mengganggu warga sekitar yang jelas saat ini dia ingin cepat-cepat bertemu dengan Dewa dan menanyakan keberadaan Binar. Yulia yakin jika Dewa ada dibalik hilangnya Binar.
mau di mana taruh tuh muka dengan PD nya ngaku²sahabat...
sahabat dari hongkong, sedangkan jin Qorin aja males ngakuin elu bagian dari dia 🤣🤣🤣
dewa gimana reaksinya setelah tau binar hilang ya
liat saja kemarahan mak nya binar, aku dukung Yulia kalau mau acak² dewa beserta keluarganya dan anak² tiri nya