Gadis manis berkulit putih, mata sipit dan hidung mancung Keynara maharani namanya, menjadi yatim piatu sejak kecil menjadikan sosok Key biasa dia sapa menjadi gadis yang tangguh dan pantang menyerah dalam segala hal, hingga kejadian disuatu malam yang mempertemukan nya dengan seorang CEO buta yang nyawanya tengah terancam. Key yang saat itu baru saja pulang dari bekerja menyaksikan seseorang yang tengah tidak berdaya dihajar habis habisan oleh beberapa oran berbadan besar berpakaian serba hitam, melihat orang itu tak berdaya dia memberanikan diri untuk menolong dengan sebuah ide terlintas dibenaknya dengan menyetel alarm sirine polisi diponselnya, dan berhasil orang orang berbadan besar itu langsung berlari meninggalkan orang yang tadi mereka keroyok.
bagaimana kelanjutan kisah Keynara dengan orang yang ditolongnya itu?
yuk ikuti kisah mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanswii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Tak terasa hari telah berlalu, Noah dan Alezio sudah pulang dari rumah sakit, kini mereka sudah kembali beraktifitas seperti biasa, masalah pengeroyokan yang mereka alami pun sudah mereka laporkan kekantor polisi dan keluarga Bagaskara mendesak polisi untuk mengusut tuntas kasus ini.
Hari ini Al kembali mengunjungi perusahaan, karena papanya meminta bantuannya untuk salah satu proyek baru mereka, ya meskipun keadaan Al tidak bisa melihat tapi Al memiliki otak yang yang sangat briliant, dia bisa mengoreksi pekerjaan, proposal dengan baik dan teliti meskipun hanya dari bantuan Noah yang membacakannya.
Jadi perusahaan Bagaskara crop tetap dalam kondisi stabil meskipun sementara dipimpin sementara oleh papa kendra, dan para kolega serta pemegang saham pun tidak menghawatirkan keuntungan perusahaan akan menurun.
"bagaimana Noah apa sudah ada perkembangan?", tanya Al yang kini sudah duduk disofa ruang CEO,
"saya terus memantau tuan, dan memang untuk sementara kecurigaan saya mengarah pada gadis yang ditunjukkan oleh tuan Devon, karena dari ciri cirinya, serta dari lokasi kita dikeroyok yang dekat dengan kafe milik nyonya Andin, dugaan saya mengarah pada gadis itu", jelas Noah,
"siapa namanya?", tanya Al,
"saya mendengar orang orang disekitarnya memanggil dengan sebutan key tuan", jawab Noah,
"key, nama panjangnya?", tanya Al lagi,
"Keynara Maharani, dia salah satu siswa di sekolah tuan Devon dan satu kelas dengannya, dia yatim piatu, dia bersekolah ditempat itu karena program beasiswa, dia murid yang pintar dan berprestasi sering memenangkan perlombaan dan olimpiade, dia juga termasuk karyawan di kafe milik nyonya", jelas Noah lebih lanjut,
"karyawan mama?", tanya Al memastikan,
"iya tuan, dan nyonya begitu dekat dengan gadis itu, dia bekerja dengan nyonya sejak dia masih SMP tuan", kata Noah,
Al menyimak dengan baik semua yang disampaikan Noah, dia begitu kagum dengan sosok gadis penolongnya itu, disamping hatinya yang begitu mulia, dia juga pintar dan tangguh, tidak mau merepotkan orang lain.
Dia jadi begitu penasaran dengan gadis tersebut, dia jadi ingin menemuinya.
"Noah nanti pulang dari kantor kita kekafe mama sebentar", ujar Al,
"baik tuan".
****
Di SMA GANESHA bel telah berbunyi, para siswa siswi sudah masuk kedalam kelas masing masing.
guru jam pelajaran pertama pun sudah memasuki masing masing kelas. Jam pelajaran pertama kali ini pelajaran sejarah yang membuat seisi kelas itu menjadi mengantuk karena bosan.
meskipun masih pagi tapi mendengar guru sejarah menerangkan cerita tentang perjuangan para pahlawan, hingga tentang kerja paksa, perlawanan rakyat indonesia membuat mereka jadi bosan dan mengantuk.
"baiklah saya akan memberikan kalian tugas kelompok untuk membuat makalah tentang bab yang sudah saya terangkan, dan Minggu depan hasil kerja kelompok akan dipresentasikan didepan kelas, jadi saya harap akan mengerjakan tugas ini dengan partner kalian karena saya akan mengacak siapa yang akan menerangkan hasil makalahnya, jadi saya bisa tahu siapa yang benar benar mengerjakan , dan siapa yang hanya numpang nama", ucap tegas Bu Nonik guru sejarah yang lumayan galak itu.
bukan tanpa alasan Bu Nonik berbicara seperti itu, karena dia mendapati para siswa siswi yang saat kerja kelompok hanya tinggal memerintah dan numpang nama tanpa mau iku mengerjakan.
"baik, silahkan kian ambil nomor masing masing didalam gulungan ini yang mendapat nomor sama berarti satu kelompok, dimulai dari bangku paling depan sebelah kanan silahkan maju", ucap Bu Nonik,
Satu persatu murid murid mengambil nomor undian ya g sudah disiapkan Bu Nonik, setelahnya mereka membuka nomor yang mereka dapatkan, untuk kerja kelompok kali ini akan terdiri dari 2 orang per kelompok, karena memang kelas itu hanya berisi sedikit murid, maklum kelas unggulan yang isinya para murid pintar.
Mereka mulai menyebutkan nomor yang sudah mereka dapatkan, ada yang satu kelompok isinya cewek semua ada yang cowok semua dan ada pula yang berpasangan cewek cowok, seperti Disti yang berpasangan dengan putra, dan key yang sialnya satu kelompok dengan Devon.
Sebenarnya dia bias saja tapi gara gara kejadian tempo hari, yang mana Cilla melabraknya membuat key agak malas berurusan dengan cowok itu, takut Cilla dan gengnya akan kembali menyerangnya seperti tempo hari.
Key bisa saja melawan tapi dia tidak boleh sampai membuat masalah di sekolah itu karena itu akan berimbas pada beasiswanya.
padahal tanpa dia tahu setelah kejadian hari itu Devon yang sudah sangat muak dengan sikap Cilla, memberikan pelajaran pada Cilla dan kedua temannya, Devon mengguyur tubuh mereka dengan seember air dibantu putra dan juga Leo.
Tak hanya itu, Devon juga mengancam akan melakukan hal yang lebih kejam kalau Cilla terus berulah dan mengganggu ketenangannya, tinggal bagaimana tingkah Cilla selanjutnya, kalau dia berhenti berarti dia mendengarkan ancaman Devon, tapi kalau masih terus sama maka dia benar benar menantang Devon.
"mau ngerjain di mana?", tanya Devon yang sudah duduk dibangku samping key yang tadinya tempat duduk Disti sahabat key.
Bu Nonik memerintahkan untuk mereka menghampiri pasangan kelompok masing masing untuk membahas perihal mengerjakan makalah tersebut, Disti sudah membuat janji dengan putra untuk mengerjakan tugas mereka di rumah Disti saja dan putra dengan senang hati mengiyakan.
sedang Leo, dia satu kelompok dengan Martha, gadis yang sama seperti key yaitu anak beasiswa, kalau key menutup diri dari teman teman sekelasnya berbeda dengan Martha gadis itu selalu terlihat membaur dengan teman temannya yang lain, seolah tak peduli saat ada mulut mulut julid yang mencemoohnya, seolah Martha berlaga tuli tak mendengarnya sama sekali.
"terserah loe, tapi kalau bisa jangan terlalu sore ya selesainya kerana gue harus kerja", ucap key hati hati takut menyinggung Devo,n dikira dia mengatur,
"iya gue tahu kok, gimana kalau kita ngerjainnya dikafe tempat kerja loe aja", ucap Devon memberi ide, key segera menggelengkan kepala tanda tanj setuju,
"kalau kita ngerjain disana yang ada gue gak bisa kerja", ucap key,
"terus?", tanya Devon,
"pulang sekolah langsung aja kita cari bahan dulu, kita tentuin dulu kita mau ambil tema apa dan judulnya apa", ujar Keynara memberi saran,
"oke, pulang sekolah kita keperpustakaan umum dijalan mawar, yang gue denger disana koleksi bukunya lengkap", ucap Devon,
"oke, makin cepet selesai kita bisa banyak waktu untuk mempelajarinya", kata key.
mereka pun kembali ketempat duduk masing masing karena jam pelajaran pertama telah habis dan berganti dengan jam pelajaran kedua yaitu bahasa indonesia.
semua menyimak penjelasan yang diberikan guru bahasa indonesia mereka dengan seksama sesekali mencatat kalau ada hal yang penting.
namanya juga kelas unggulan, isinya orang orang pintar jadi tak ada istilah siswa yang sibuk sendiri ataupun tidur dibangku, meskipun mereka sangat mengantuk mereka kan memilih untuk mencuci muka di kamar mandi, karena peraturan sekolah itu sangat ketat untuk penghuni kelas unggulan.
Kalau mereka tak bisa mempertahankan prestasi mereka maka mereka akan dipindahkan kekelas reguler atau kelas untuk anak anak biasa, apalagi untuk siswa beasiswa mereka dituntut untuk terus mempertahankan prestasi mereka agar beasiswa mereka tetap aman.
Menjadi selah satu sekolah yang bergengsi membuat para pengajar disekolah itu harus bertindak tegas, profesional dalam berbagai hal dan tidak membedakan mana siswa beasiswa dan mana siswa biasa.
Bagi key bisa bersekolah di SMA GANESHA merupakan sebuah anugerah yang begitu kuat biasa, karena lulusan dari sekolah itu banyak yang bisa diterima di universitas bergengsi diluar negeri baik melalui jalur mandiri maupun beasiswa
Key berharap kelak dirinya bisa berkesempatan untuk mendapatkan beasiswa diluar maupun didalam negeri tak masalah asalkan dia bisa melanjutkan pendidikannya sebagai bekal masa depannya kelak.