NovelToon NovelToon
Di Antara Takdir Dan Fiksi

Di Antara Takdir Dan Fiksi

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Akademi Sihir / Masuk ke dalam novel / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: yarn

perjuangan Lucas untuk melawan nasibnya sebagai karakter sampingan dalam novel, dengan menantang alur yang sudah ditetapkan dan mencari jalan untuk bertahan hidup.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yarn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13 Frostgrimore Aeterna

Pagi itu, Lucas dan kelompoknya melanjutkan perjalanan mereka ke dalam hutan yang semakin gelap dan lebat. Langkah kaki mereka terasa berat, seolah ada sesuatu yang tak terlihat mengawasi dari kejauhan. Meskipun begitu, Lucas tetap fokus pada tujuannya: menemukan Frostgrimoire Aeterna.

Sementara itu, di akademi, suasana masih tenang. Profesor Meyden belum melakukan pergerakan, tetapi ketegangan yang tak terlihat mulai terasa. Murid-murid yang telah berada di bawah kendalinya mulai bergerak secara perlahan, menunggu sinyal untuk memulai kekacauan.

Di hutan, Lina tiba-tiba merasakan sesuatu yang aneh. Matanya membesar, dan napasnya tersengal. "Pohon itu... pohonnya bergerak!" teriaknya, suaranya bergetar karena ketakutan. Dia segera menempel pada Sylvara, mencari perlindungan.

Sylvara menatap pohon yang ditunjuk Lina dengan cemas, tetapi setelah beberapa saat mengamati, tidak ada yang tampak aneh. "Lina, mungkin kamu hanya terlalu lelah. Tidak ada yang bergerak," jawab Sylvara dengan lembut, mencoba menenangkan Lina.

Violet juga melirik ke arah pohon itu, tetapi dengan cepat mengabaikannya. "Kita sudah cukup jauh di dalam hutan, mungkin imajinasimu terlalu liar," katanya.

Namun, Lucas, meskipun tidak langsung menanggapi, merasa ada sesuatu yang tidak benar. Hutan ini memang terkenal dengan banyak misteri, dan Lina bukan tipe orang yang mudah berhalusinasi. Dia tetap waspada, memperhatikan sekelilingnya dengan lebih teliti.

"Ayo, kita lanjutkan, tapi tetap berhati-hati," ujar Lucas, memimpin mereka kembali ke jalur, namun rasa waspada di dalam dirinya semakin kuat.

Saat mereka melanjutkan perjalanan, tiba-tiba pohon-pohon di sekitar mereka mulai bergerak lagi, dan kali ini bukan hanya satu atau dua, melainkan banyak. Sylvara, Violet, dan Lina langsung memasang kuda-kuda, bersiap untuk bertarung. Mereka semua kebingungan dan saling bertukar pandang, mencoba mencari penjelasan.

Lucas memusatkan pikirannya, ingatan tentang makhluk dari novel yang pernah ia baca tiba-tiba muncul di benaknya. "Sylvanthar," gumamnya, menyadari apa yang sedang mereka hadapi.

Sylvanthar adalah makhluk pohon kolosal yang hidup selama ribuan tahun. Kulitnya terbuat dari kayu tua yang sangat kuat, ranting-rantingnya membentuk tangan raksasa yang mampu merobohkan apa pun di jalurnya. Akar-akarnya menjalar jauh ke dalam tanah, memberikannya kemampuan untuk mengendalikan flora di sekitarnya dan menyerap kekuatan alam untuk penyembuhan. Meskipun pergerakannya lambat, Sylvanthar sangat tangguh dan sering dianggap sebagai roh penjaga hutan atau bahkan dewa alam yang bijaksana.

"Tunggu... ini bukan musuh biasa," kata Lucas dengan suara tegas, matanya tak lepas dari gerakan pepohonan yang semakin mendekat. "Makhluk itu adalah Sylvanthar. Mereka adalah penjaga hutan ini. Kita tidak boleh sembarangan menyerang."

Violet mengangkat pedangnya, masih dalam posisi siaga. "Lalu apa yang harus kita lakukan? Mereka jelas mendekati kita."

"Sylvanthar biasanya tidak menyerang tanpa alasan," jawab Lucas. "Mungkin kita memasuki wilayah mereka tanpa izin. Kita harus menemukan cara untuk berkomunikasi atau menunjukkan bahwa kita bukan ancaman."

Sylvara tampak berpikir sejenak, kemudian menatap Lucas. "Bagaimana caranya kita bisa berkomunikasi dengan makhluk sebesar itu?"

Lucas merenung. Dalam novel, Sylvanthar sering digambarkan sebagai makhluk yang menghormati alam dan segala sesuatu yang hidup berdampingan dengannya. "Cobalah dengan menunjukkan rasa hormat pada hutan ini," jawab Lucas sambil berlutut, meletakkan tangannya di atas tanah. "Kita tunjukkan bahwa kita bukan penyerbu, tapi bagian dari alam yang mereka lindungi."

Dengan ragu-ragu, yang lain mengikuti Lucas. Mereka menurunkan senjata mereka, dan satu per satu mereka berlutut, menunjukkan sikap hormat pada hutan. Akar-akar besar dari Sylvanthar yang mendekat perlahan berhenti, dan seolah-olah mereka mengamati kelompok Lucas dengan rasa ingin tahu.

Sebuah suara yang dalam dan bergema terdengar di sekeliling mereka, seolah-olah berasal dari hutan itu sendiri. Sylvanthar tidak berbicara dengan kata-kata, tetapi dengan energi dan alam di sekitarnya. Lucas dapat merasakan bahwa mereka telah diterima, setidaknya untuk saat ini.

"Kita berhasil," kata Lucas pelan, melihat bahwa Sylvanthar tidak lagi mendekat. "Tapi kita harus tetap berhati-hati. Hutan ini penuh misteri, dan Sylvanthar hanya satu di antara banyak rahasia yang tersembunyi di sini."

Dengan perasaan lega, namun tetap waspada, mereka melanjutkan perjalanan mereka lebih dalam ke hutan, mengetahui bahwa mereka baru saja selamat dari salah satu penjaga tertua dan terkuat yang pernah ada.

Selama perjalanan, Lucas dan teman-temannya menghadapi beberapa monster, namun semuanya dapat diatasi dengan mudah. Hingga akhirnya, mereka tiba di sebuah gua yang menyimpan Frostgrimoire Aeterna. Gua itu tampak kecil dari luar, tetapi saat mereka memasukinya, ternyata sangat luas di dalam. Mereka mulai menelusuri gua tersebut dengan hati-hati.

Violet, yang tampak penasaran, akhirnya bertanya, "Sebenarnya, apa yang kita cari di tempat seperti ini? Dan bagaimana kau bisa tahu tentang gua ini, Lucas?"

Lucas berhenti sejenak, menatap Violet sebelum mengalihkan pandangannya ke dalam kegelapan gua yang luas. "Ini... sesuatu yang penting. Aku tidak bisa menjelaskannya sekarang, tapi jika kita berhasil menemukan apa yang kucari, itu akan sangat berguna bagi kita semua."

Violet masih tampak tidak puas dengan jawaban Lucas, namun dia memutuskan untuk tidak mendesak lebih jauh. Sylvara dan Lina, yang berjalan di belakang, tetap diam, meskipun mereka juga tampak penasaran.

Setelah beberapa saat menelusuri gua, suhu di dalam mulai menurun, dan udara di sekitar mereka menjadi semakin dingin. Permukaan dinding gua dipenuhi lapisan tipis es, menandakan bahwa mereka semakin dekat dengan tujuan.

"Aku bisa merasakan kekuatan sihir yang kuat di dekat sini," ujar Sylvara, menggenggam erat tongkat sihirnya. "Apa yang kita cari ini... pasti bukan hal biasa."

Saat mereka melangkah lebih dalam, sebuah buku besar di altar terlihat jelas. Namun, di belakang buku itu terdapat penjaga yang membuat mereka terkejut—seekor Frost Dragon. Lucas terperanjat; dalam novel, tidak dijelaskan secara pasti bagaimana buku itu didapatkan, tetapi dia tidak menyangka bahwa yang menjaga buku itu adalah naga es.

Lucas menenangkan teman-temannya. "Tenang, naga ini tidak akan menyerang sembarangan." Dia melangkah maju dengan hati-hati.

"Naga, apakah kau adalah makhluk yang menjaga buku ini?" tanyanya.

Frost Dragon memandang Lucas dengan tatapan tajam. "Manusia, apakah kau adalah orang yang ditakdirkan memiliki buku ini? Jika kau berhasil menjawab teka-teki ku, aku akan memberikannya padamu. Namun, jika kau gagal, maka nyawamu akan menjadi taruhannya."

Lucas mengangguk, merasakan beban tanggung jawab di pundaknya. Dia tahu bahwa ini adalah kesempatan yang tidak boleh disia-siakan. "Apa teka-teki yang harus aku jawab?" tanyanya, bersiap untuk menghadapi tantangan yang ada di depan.

"Ini memakan segalanya: burung, binatang, pohon, dan bunga; menggerogoti besi, menggigit baja; menghancurkan batu hingga menjadi tepung; membunuh raja, meruntuhkan kota, dan mengalahkan gunung yang tinggi."

Lucas teringat akan teka-teki serupa dari film yang pernah ia tonton. Dengan percaya diri, ia menjawab, "Waktu."

Frost Dragon terdiam sejenak, matanya menyipit menilai jawaban Lucas. Suasana di dalam gua menjadi tegang, semua orang menahan napas menunggu reaksi naga tersebut.

Akhirnya, Frost Dragon mengangguk, terlihat puas. "Jawabanmu benar, manusia. Waktu adalah kekuatan yang tak terhindarkan. Kau telah membuktikan dirimu layak."

"Tugasku untuk menjaga buku ini telah selesai. Sekarang, sudah waktunya untuk pergi dari dunia ini," ujar naga tersebut. Perlahan, tubuh besar Frost Dragon menghilang, menyatu dengan udara dingin di dalam gua.

Lucas merasa seolah ada energi yang mengalir di sekitarnya. Ia meraih buku Frostgrimoire Aeterna dengan hati-hati, merasakan kekuatan yang luar biasa.

Setelah naga itu menghilang, mereka menemukan beberapa barang yang berkilauan di tempat di mana makhluk legendaris itu berdiri. Kalung yang indah, dihiasi dengan batu es yang berkilau, diberikan kepada Sylvara. "Ini akan memperkuat sihir esmu," kata Lucas, sambil memperhatikan wajah Sylvara yang berseri-seri.

Selanjutnya, mereka menemukan cincin yang memancarkan cahaya lembut. "Cincin ini akan meningkatkan elemen tanahmu," ujar Lina, saat Lucas menyerahkannya kepadanya. Lina tampak terkejut namun senang, merasakan kekuatan yang mengalir saat cincin itu menyentuh jarinya.

Terakhir, Violet mendapatkan pedang sihir yang terbuat dari tulang naga. Pedang itu berkilau dengan aura magis yang kuat. "Pedang ini adalah simbol kekuatanmu. Gunakan dengan bijak," kata Lucas, menatap Violet dengan penuh keyakinan. Violet meraih pedang tersebut dengan percaya diri, merasakan kekuatan yang mengalir melalui tangannya.

Setelah itu, mereka meninggalkan gua dan memulai perjalanan kembali ke akademi. Dengan langkah yang mantap, mereka melintasi hutan, kini diliputi semangat baru dan tekad untuk menghadapi tantangan yang menanti di depan.

1
cipta
Nih Kopi Thor
Livey: makasih
total 1 replies
Fana Yuki
lanjutkan thor semangat
Yuri Lowell
Sumpah keren banget, saya udah nungguin update tiap harinya!
Niki Fujoshi
Recomended banget buat yang suka genre ini.
Dennis Rodriguez
Terpesona☺️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!