Dia harus menutupi identitas demi mendapatkan teman dan cinta yang benar-benar tulus. Dia lelah dengan kebohongan mereka, kepedulian mereka semata ingin memanfaatkan dirinya hanya karena dia anak dari orang kaya.
Semuanya palsu hingga dia lebih meninggalkan itu semua dan mencoba hidup mandiri dan menutupi identitas sebenarnya tentang dirinya.
Berawal hidup di kost dan mulai merubah cara hidup dia sederhana mungkin tanpa mengetahui identitas dirinya sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanlindia Lukita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
{awal tinggal dikost} ****
Terlihat ada seorang wanita yang baru saja bangun dari tidurnya. Dia segera mengambil botol minuman di meja samping lemari kamarnya.
"Segarnya." dia benar-benar haus setelah semalam dia lelah merapikan beberapa barang miliknya.
Keadaan di dalam kamarnya terlihat rapi, walau hanya beberapa barang yang dia bawa dari rumahnya. Wanita itu pun bergegas keluar dari kamarnya.
Tiba-tiba saja ada seorang wanita menghampiri dirinya.
"Penghuni kost baru ya?" tanya wanita itu.
"Iya mbak, perkenalkan nama saya Valen." dia memperkenalkan diri pada mereka yang kebetulan keluar dari kamar mereka.
"Oh penyanyi dangdut itu ya." sontak saja pundak wanita itu di pukul keras oleh salah satu dari mereka.
"Aduh, sakit tahu." ucap wanita itu yang kesakitan.
"Itu Via Vallen." jawab serentak mereka bertiga yang kesal mendengar candaan teman mereka.
Valen pun sedikit menahan tawa setelah melihat mereka bertiga begitu kompak menjawab.
"Ya tuhan tolong hambamu ini." ucap Wanita itu dengan ekspresi sedih.
Mereka bertiga hanya menggelengkan kepala mendengar ucapan dari teman mereka. Sontak saja salah satu dari mereka mendekati Valen.
"Maafkan atas omongan teman kami, kadang-kadang dia orangnya sedikit rewel." ucap wanita itu pada Valen.
Valen membalas dengan senyuman pada wanita itu.
"Oh iya sampai lupa, perkenalkan namaku Almira, itu Bunga dan wanita itu Dini." dia memperkenalkan satu persatu teman mereka.
"Hey kamu belum memperkenalkan namaku." wanita itu langsung protes.
"Sana kamu memperkenalkan namamu sendiri." jawab Almira dengan santai.
"Kamu ya." wanita itu terlihat geram dengan Almira temannya.
Valen pun maju mendekati." Valen." dia mengulurkan tangannya pada wanita didepannya.
"Resty." mereka berdua saling berjabat tangan. Valen pun membalas dengan senyuman.
"Akhirnya aku tambah teman ngobrol di sini." jawab Resty yang kelihatan begitu bahagia.
"Ya sudah aku tinggal mandi dulu." pamit Bunga yang bergegas segera.
"Hey, tunggu dulu" teriak Resty pada Bunga, Sedangkan Dini hanya menggelengkan kepala melihat keduanya saling ribut.
"Memang begitu orangnya, Pagi-pagi sudah heboh." kata Dini yang kamarnya ada disamping kamarnya.
"Iya mbak, tapi kedengarannya asyik daripada sepi seperti kuburan." jawab Valen yang begitu senang sambutan mereka begitu baik terhadap dirinya .
"Ya sudah aku tinggal dulu, mau siapin baju buat kerja nanti." pamit Almira yang terlihat sibuk dengan pekerjaannya.
"Memangnya mbak Almira kerja dimana?" tanya Valen pada mbak Almira.
"Saya bekerja di perusahaan Puri grup." jawab Almira, Valen pun langsung kaget dengan ucapan Almira jika dia berkerja di sana.
"Bukannya itu perusahaan milik mama." batin Valen yang takut jika nantinya mereka mengetahui identitas tentang sebenarnya dirinya.
"Oh di sana, aku dengar dari orang luar perusahaan itu merupakan perusahaan paling sukses di kota ini." kata Valen yang sekedar mengetahui dari pendapatan orang di sana.
"Itu memang benar, untuk masuk ke dalam perusahaan kami harus melewati beberapa tes masuk. Karena perusahaan itu mencari orang-orang yang berbakat." ucap Almira yang menjelaskan betapa sulitnya masuk di perusahaan itu.
"Sedangkan kamu kerja dimana?" tanya Dini pada Valen.
"Aku hanya bekerja di mini market." jawab Valen yang diam-diam menutupi identitas sebenarnya.
"Oh jadi kamu bekerja di bagian kasir."
"Iya mbak, jauh beda dengan mbak Almira yang bekerja di perusahaan yang terkenal itu." jawab Valen yang mengakui bekerja di perusahaan itu tidaklah mudah untuk masuk.
"kamu itu, apapun pekerjaannya kita seharusnya kita bersyukuri . Yang terpenting semua itu hasil dari kerja keras kita, jangan pernah malu dengan pekerjaan kita." jawab Almira yang begitu baik dengan Valen.
"Aku setuju dengan pendapat kamu." jawab Bunga yang baru saja selesai mandi.
"Oh kamu sudah selesai, ya sudah gantian aku mandi dulu. " pamit Dini pada mereka semua.
Akhirnya mereka semua kembali ke kamar mereka masing-masing. Valen pun terlihat begitu nyaman mengobrol dengan mereka.
Valen pun mengecek tasnya yang belum dia bereskan, ternyata di dalam tas itu ada sebuah kantong plastik warna hitam yang masih terbungkus rapi.
Setelah dia buka, Valen terkejut dengan isi di dalamnya.
"Apa uang." Di dalam kantong itu ada uang tunai, jika dihitung ada 30 juta. Valen pun tak tahu jika mamanya memberikan uang itu untuk dirinya.
"Kenapa sih, mama tidak bilang." ucap Valen yang begitu kesalnya dengan mamanya.
Valen pun segera menyimpannya ke tempat yang aman.
Valen pun tiduran santai dengan buku novel yang dia bawa dari rumah.
Diluar terdengar suara ramai diluar kamarnya, Valen pun segera keluar dari kamarnya.
Ternyata itu suara mereka yang sudah rapi dengan baju kerja mereka.
"Lho kamu tidak kerja?" tanya Dini pada Valen.
"Shift masuk siang mbak, ini kan masih pagi masih ada waktu istirahat." jawab Valen.
"Oh masuk siang." jawab Dini yang sudah siap berangkat kerja, akhirnya mereka berempat berangkat kerja.
Kini Valen sendirian di kost. Dia pun segera memakai jaket miliknya, dia bergegas pergi ke toko membeli sesuatu.
Valen berangkat dengan menaiki sepeda motor, yang dia bawa dari rumah.sedari awal dia sengaja membawa sepeda motor itu agar tak dicurigai oleh orang lain.
Walaupun kenyataannya diam-diam dia memiliki mobil pribadi,tapi dia tak mau memakainya. Agar penyamaran dirinya tidak terbongkar oleh orang lain.
Valen begitu menikmati kehidupannya yang begitu sederhana, dia pun membeli beberapa barang yang dia perlukan.
Setelah selesai berbelanja Valen langsung di sibukkan dengan pekerjaan kamarnya.
"Akhirnya semua selesai." ucap Valen langsung duduk bersandar di tembok kamar.
Valen pun memilih istirahat setelah itu dia harus pergi ke tempat kerjanya, Valen pun mengambil Laptop miliknya.
Dia pun disibukkan dengan pekerjaan didepan Laptop, setelah selesai mengerjakannya Valen iseng-iseng membuat makanan mie ramen yang bari saja dia beli.
"Kelihatannya enak." Valen pun menikmati makan pagi dengan mie instan yang baru saja.
"Ternyata enak juga." Valen begitu lahap memakan mie ramen itu hingga habis.
Tiba-tiba Handphone miliknya berdering.
"Ada apa Mir?" tanya Valen pada wanita itu.
"Barangnya sudah datang mbak." pesan wanita itu pada Valen.
"Kalau sudah datang, kamu data semuanya. Nanti siang aku kesana mengecek barang langsung." perintah Valen pada Mira yang saat itu ada diposisi tempat kerja.
"Baik mbak." jawab Mira yang langsung mematikan sambungan teleponnya.
Setelah dia selesai makan, Valen segera melanjutkan pekerjaannya yang masih dia simpan di laptopnya.
Sembari dia bekerja, Valen membuka satu-persatu cemilan yang baru dia beli. Disaat dia duduk santai, sembari bekerja didepan laptop.
Valen pun menikmati hari santainya walaupun dia masih fokus dengan pekerjaan yang sedang dia kerjakan.
Tak terasa waktu sudah siang, Valen segera membereskan beberapa barang miliknya. Setelah itu dia bersiap untuk pergi ke tempat kerjanya.
Valen pun berangkat dengan menaiki sepeda motor miliknya.